Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Dr. KH. Abduh Al-Manar, M.Ag.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Irsyadiyah. Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

Pondok Pesantren Al-Irsyadiyah

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

PAUD Al-Irsyadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

MI Al-Irsyadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

MTS Al-Iryadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

Sunday, May 30, 2021

Vaksin Dosis Tinggi Model Al Qur'an

 


* VAKSIN DOSIS TINGGI SUDAH ADA DALAM ALQURAN *


Dalam situasi dunia kini sepertinya dikuasai oleh Covid-19 yang mematikan ini, kita perlu ketenangan dan imunitas tinggi.


Vaksin anti virus sangat kita tata, namun selain Vaksin buatan manusia yang datang dari berbagai negara itu, kita perlu menambahkan Vaksin yang datang dari langit, inilah Vaksin yang berdosis tertinggi.


Al-Quran adalah VAKSIN terampuh yang mampu membuat hati damai, tenang dan meningkatkan imunitas.


ALLAH SWT berfirman;

وننزل من القران ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين.

الاسراء ١٧ الاية ٨٢.

_Dan KAMI turunkan dari Al-Quran, suatu penawar / obat berupa penyembuh dan rahmat bagi orang yang beriman_

(Surah Al-Israa 17, ayat 82).


يايها الناس قد جاءتكم موعظة من ربكم وشفاء لما فى الصدور وهدى ورحمة للمؤمنين.

 يونس ١٠ الاية ٥٧

"_Wahai manusia, sungguh datang kepadamu pelajaran yang berupa Al-Quran dari Tuhanmu, sebagai penyembuh penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta Rahmat bagi orang yang beriman_"

(Surah Yunus 10, ayat 57).


Imunostimulan

Kecemasan dapat menimbulkan perubahan drastis fisikis dan psikologis. 


Kecemasan mengaktifkan sistem saraf otonom yang membuat detak jantung meningkat, tekanan darah naik, frekuensi bertambah, dan kurangi energi. Ini berbahaya bagi kesehatan.


Perasaan cemas, galau dan stres sangatlah merugikan segalanya.


Al-Quran mengingatkan hal ini. Dan Al-Quran juga memberi solusi agar bisa sehat, sembuh dan bisa hidup tenang dan damai.


Yaitu, * rutinlah membaca Al-Quran dengan sedikit bersuara *. Ini punya efek penting bagi tubuh, yaitu sebagai Imunostimulan. 


Mari buka Al-Quran;

1. Surat As-Syu'ara 26 ayat 80:

(ALLAH Maha Penyembuh). 


2. Surat At- Taubah 9 ayat 124:

(Al-Quran memberi kabar gembira dan senang), 


3. Surah At- Taubah 9, Ayat 14: (Al-Quran adalah Penyembuh), 


4. Surat Yunus 10 ayat 57;

(Al-Quran adalah Penyembuh), 


5. Surat Al-Israa 17, Ayat 82:

(Al-Quran adalah Penyembuh), 


6. Surah Fusshilat 41, Ayat 44;

(Al-Quran adalah Penyembuh).

“_Apabila Al-Quran dibacakan, maka dengarkanlah baik-baik dan tanggaplah dengan tenang, agar kamu mendapat Rahmat_,” 


7. Surat Al-A'raaf 7 ayat 204; 

(_Baca dan dengarkan Al-Quran, niscaya Engkau akan disayang ALLAH_).


Telah banyak penelitian, dan terbukti bahwa membaca Al-Quran secara teratur sangat bermanfaat bagi fisik dan jiwa yang membacanya.


Salah satunya, Bapak Enrick William Duve, seorang peneliti dunia di Amerika mengatakan bahwa gelombang suara mempengaruhi otak secara positif atau negatif. 

Gelombang suara yang seimbang dan berirama, akan memberikan efek positif pada seluruh sistem tubuh. 


Itulah yang salah, getaran gelombang suara yang digunakan untuk merawat berbagai penyakit, salah satunya adalah meredamnya.


Membaca Al-Quran dengan bersuara, akan memberikan efek positif karena gelombang suara dari tilawah 

Al-Quran berada pada resonansi yang sama, sehingga mampu meningkatkan dan melejitkan potensi seluruh sistem sel tubuh.  


Rasulullah SAW, menggunakan 

Al-Quran sebagai penyembuh. Ketika beliau sakit, beliau membaca Al-Quran. Hal ini ditegaskan oleh Sayyidatinaa Aisyah RA Isteri Rasulullah sendiri.


Metode penyembuhan ini diebut "Ruqyah", yaitu pengobatan dengan membaca ayat-ayat pilihan dari Al-Quran (Al-Ma'tsurah).


Dalam kondisi Covid-19 yang luas mewabah dan membuat kita stress dan was was, maka

seringlah membaca Al-Quran dengan sedikit bersuara, rajinlah tadaarus bersama keluarga di rumah, dengarkan Murattal Al-Quran di mobil, di kapal, di pesawat, di toko saat menunggu pembeli dll. Dan afdol lagi membaca Al-Quran setelah sholat Subuh, setelah sholat Maghrib dan sebelum tidur. 


Jadikanlah Al-Quran sebagai solusi hidup. Keyakinan SEBESAR akan Al-Quran sebesar itu pulalah keampuhan daya penyembuhan pada pembacanya.


Key yang kuat pada kekuatan Al-Quran, akan menimbulkan respon emosional, kejiwaan yang sangat positif dan peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas DAYA TAHAN tubuh. 


Semakin yakin, semakin kuat pula efeknya dan semakin efek efek Imuno yang dihasilkan akan dihasilkan.


Imuno stimulan berbasis Al-Quran dapat berhasil dengan ketentuan harus dilakukan berdasarkan pada keyakinan yang kuat, didampingi dengan rutinitas membaca, mendengarkan, dan memahami makna Al-Quran setiap hari. 


Sumber: A.Hamid Husain (Pondok Modern Gontor) 


Share:

Wednesday, May 26, 2021

Solusi Hidup Dengan Shalat Dhuha


Barang siapa shalat Dhuha 4 rakaat; 

~ Rakaat pertama membaca Fatihah 10 kali dan Ayat Kursyi 10kali.

~ Rakaat kedua membaca Fatihah 10 kali dan Qul yaa ayyuhal kaafiruun 10 kali.

~ Rakaat ketiga membaca Fatihah 10 kali dan Al Mu'awwidzatain 10kali. 

~ Rakaat ke-empat membaca Fatihah 10 kali dan surat Al Ikhlas 10kali.


Setelah itu membaca wiridan:

~ Istighfar 70kali.

~ Subhaanalloh, wal hamdulillah, wa laa ilaaha illalloohu walloohu akbar, wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil' adhiim, 70x.

~ Yaa Sami 'yaa Bashir 313 x (tambahan dari mbah yai Shabib)


Maka Allah Swt. Akan menolak kejelekan penduduk langit dan penduduk bumi, serta mengabulkan 70 keinginannya, baik hajat dunia dan akhirat ...

Sumber: Kitab Khozinatul Asror halaman 30


Nb: Amaliah ini istiqamah dilakukan oleh Syaikhina KH. Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh, (Rais Am PBNU 1999-2010)

Share:

Saturday, May 22, 2021

Kebencian Membutakan Kebaikan



Al-Jahidh berkata,


"فإذا كان الحٌبّ يُعمِي عن المساوئ فالبُغض أيضاً يُعمِي عن المحاسـنْ" (الجاحظ)



"Jika cinta membuat seseorang buta terhadap segala keburukan, maka kebencian dapat mengakibatkan buta atas segala Allah." 


(Al-Jahidh)


Dahulu rakyat Palestina membantu menerima pengungsi Israel dengan tangan terbuka. Entah mengapa sekarang justru berbalik mereka menghadang dan menzalimi rakyat Palestina, melupakan segala yang telah diberikan rakyat Palestina ...


Saudaraku

Kita menyampaikan duka cita yang mendalam atas jatuhnya banyak korban jiwa dari rakyat Palestina atas agresi Israel di Yerusalem. Bahkan sepatutnya kita mengutuk dan mengecam Israel yang menyerang umat Islam di Masjid Al-Aqsa di tengah melaksanakan ibadah selama bulan Ramadan. Tindakan brutal tersebut jika mengacu pada keputusan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya (UNESCO) tahun 2016, jika kekerasan terjadi di Masjid Al-Aqsa yang sebagai situs suci umat Islam adalah terlarang...


Saudaraku,

Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Indonesia dan Palestina memiliki sejarah yang panjang. Tokoh Palestina merupakan orang pertama yang menyampaikan selamat dan dukungan atas kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, yakni Syekh Amin Al-Husaini. Kemudian Raja Maroko Muhammad Al-Khamis juga ucapan selamat kepada Bung Karno. Tentunya bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak akan pernah melupakan sejarah ...


Indonesia sendiri dalam UUD 1945 sangat jelas dan tegas menentang segala penjajahan, menentang kezaliman. Terlebih tiap hari terus korban berjatuhan, bergelimpangan. Anak-anak kecil, orang tua renta, ibu-ibu, kaum perempuan karena memang Palestina tidak memiliki tentara sebagai tempat berlindung. Adanya Intifadah itu gerakan masyarakat yang melempar batu ramai-ramai tapi yang dilawan tank baja, panser. Sangatlah tidak berimbang...


Saudaraku,

Palestina bangsa yang kecil, tidak pernah menyerang siapa-siapa, tidak pernah menjajah siapa-siapa, tapi masih terus dijajah, dizalimi, dihancur-leburkan oleh Israel. Masyarakat dunia internasional termasuk Indonesia seharusnya ikut bertanggung jawab atas kezaliman Israel yang berlangsung terus-menerus...


Saudaraku,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ


Dari Abu Hurairah Radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang membantu menyelesaikan kesulitan seorang Mukmin dari sebuah kesulitan di antara berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan salah satu kesulitan di antara berbagai kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat, dan siapa yang menutupi (aib) seorang Muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah (masjid) dalam rangka membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi para Malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk yang ada di sisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya." 


(HR. Muslim No. 2699, At Tirmidzi No. 1425, Abu Daud No. 1455, 4946, Ibnu Majah No. 225, Ahmad No. 7427, Al Baihaqi No. 1695, 11250, Ibnu ‘Asakir No. 696, Al Baghawi No. 130, Ibnu Hibban No. 84)


Saudaraku, 

Sebelum empat belas abad yang lalu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengingatkan umatnya akan adanya para pemimpin yang berbuat zalim dan berbohong di hadapan rakyat yang lemah... 

 

Umat Islam tidak hanya diperintahkan untuk bersabar menghadapi keadaan tersebut, namun lebih daripada itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengingatkan untuk senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran dan selalu menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


الدِّينُ النَّصِيحَةُ قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ


“Agama itu adalah nasihat.” Kami berkata, “Untuk siapa?” Beliau bersabda, “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, Imam kaum muslimin, dan orang-orang kebanyakan.” 


(HR. Muslim)


Nasihat secara diam-diam merupakan pilihan awal dalam melawan kemunkaran. Namun ia bukanlah satu-satunya cara untuk meluruskan kesalahan pemimpin atau penguasa. Ketika nasihat dengan cara tersebut sudah tidak diindahkan, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun memberikan motivasi lain kepada umatnya untuk merubah kemunkaran pemimpin. Motivasi tersebut ialah pahala jihad yang dijanjikan kepada umatnya yang menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa zalim...


Dari Abu Said Al-Khudri Radhiallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang adil di depan penguasa atau pemimpin yang zalim.” 


(HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)


Lalu ketika usaha tersebut tidak dihiraukan lagi dan pemimpin tersebut tetap pada prinsipnya yang menzalimi rakyat, maka Rasulullah shallallahu  'alaihi wa sallam mengingatkan umatnya untuk menjauhi penguasa yang zalim. Jangan sampai mendekatinya, apalagi membenarkan tindakan zalim yang mereka lakukan. Sebab, ketika seseorang tetap mendekati pemimpin zalim tersebut dan membenarkan apa yang dilakukannya maka ia akan terancam keluar dari lingkaran golongan umat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan ia tidak akan mendatangi telaganya nanti di hari kiamat. Dari Ka’ab bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar mendekati kami, lalu bersabda,


إِنَّهُ سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ بَعْدِي أُمَرَاءٌ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهمْ ، فَلَيْسُ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ ، وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ حَوْضِي ، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ ، فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ


“Akan ada setelahku nanti para pemimpin yang berdusta. Barangsiapa masuk pada mereka lalu membenarkan (menyetujui) kebohongan mereka dan mendukung kezaliman mereka maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak bisa mendatangi telagaku (di hari kiamat). Dan barangsiapa yang tidak masuk pada mereka (penguasa dusta) itu, dan tidak membenarkan kebohongan mereka, dan (juga) tidak mendukung kezaliman mereka, maka dia adalah bagian dari golonganku, dan aku dari golongannya, dan ia akan mendatangi telagaku (di hari kiamat).” 


(HR. Ahmad dan An-Nasa’i)


Saudaraku,

Walau bagaimanapun kebenaran harus tetap dipegang teguh dan ditegakkan, sedangkan kesalahan harus senantiasa diluruskan. Nasihat tetap diutamakan namun amal ma’ruf nahi munkar tidak boleh dilupakan...


Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa melawan segala bentuk penjajahan dan kezaliman, serta menegakkan kebenaran untuk meraih ridha-Nya...

Aamiin Ya Rabb.


_Wallahua'lam bishawab_

Share:

Wednesday, May 19, 2021

76 Karakter Buruk Bangsa Yahudi



Ada 76 karakter buruk bangsa Yahudi yang terdapat dalam Al Qur'an:

1. Pertama Kali Kafir Kepada Muhammad Sallalahu 'Alaihi wa Sallam. (QS Al-Baqarah / 2: 41)


2. Suka Memutarbalikkan Kebenaran. (QS Al-Baqarah / 2:42)


3. Peringatan Allah Karena Keingkarannya Terhadap Nikmat Allah. (QS Al-Baqarah / 2: 47-48)


4. Diuji dalam Perbudakan Raja-raja Mesir. (QS Al-Baqarah / 2: 49)


5. Menyembah Berhala di Tengah Bimbingan Nabinya. (QS Al-Baqarah / 2: 51)


6. Diperintahkan Untuk Melakukan Bunuh Diri Massal. (QS Al-Baqarah / 2: 54)


7. Mengingkari Sifat Ghaib dan Berpaham Materialisme. (QS Al-Baqarah / 2: 55-56)


8. Berbuat Aniaya di Tengah Nikmat Allah. (QS Al-Baqarah / 2: 57)


9. Paling cerewet Terhadap Nabinya. (QS Al-Baqarah / 2: 61)


10. Cepat Melanggar Janji Allah. (QS Al-Baqarah / 2: 64)


11. Paling Suka Mempermainkan Perintah Nabinya. (QS Al-Baqarah / 2: 67-71)


12. Paling Keras Menolak Kebenaran Ilahi. (QS Al-Baqarah / 2: 74)


13. Tidak Dapat Diharapkan Beriman Kepada Nabi. (QS Al-Baqarah / 2: 75)


14. Paling Suka Tipu Daya. (QS Al-Baqarah / 2: 76)


15. Suka Memperjualbelikan Agama Allah. (QS Al-Baqarah / 2: 79)


16. Beranggapan Tidak Disentuh Neraka Kecuali Sebentar. (QS Al-Baqarah / 2: 80-81)


17. Paling Sedikit Orang-orang Baiknya. (QS Al-Baqarah / 2: 83)


18. Yang Paling Senang Bermusuhan Sesamanya. (QS Al-Baqarah / 2: 84-85)


19 Paling Sombong dan Membanggakan Etnisnya. (QS Al-Baqarah / 2: 91)


20. Paling Rakus Terhadap Kesenangan Dunia dan Takut Mati. (QS Al-Baqarah / 2: 96)


21. Benci Terhadap Malaikat Jibril. (QS Al-Baqarah / 2: 97-98)


22. Paling Suka Mengingkari Perjanjian. (QS Al-Baqarah / 2: 100)


23. Paling Suka Mengikuti Khurafat. (QS Al-Baqarah / 2: 102)


24. Paling Dengki Terhadap Nabi Muhammad dan Ummatnya. (QS Al-Baqarah / 2: 105)


25. Paling Keras Berupaya Mengkafirkan Ummat Islam. (QS Al-Baqarah / 2: 109-110)


26. Tidak mengakui Agama Nashrani. (QS Al-Baqarah / 2: 113)


27. Menyatakan Allah Berputra. (QS Al-Baqarah / 2: 116)


28. Membenci Kebebasan Beragama. (QS Al-Baqarah / 2: 120)


29. Membenci Agama Ibrahim. (QS Al-Baqarah / 2: 130-133)


30. Rasialis dan Apologetik. (QS Al-Baqarah / 2: 135)


31. Tidak Malu Bersikap Sok Tahu. (QS Al-Baqarah / 2: 139-140)


32. Menganggap Dirinya Paling Pintar. (QS Al-Baqarah / 2: 142)


33. Hanya Menuruti Kemauannya Sendiri. (QS Al-Baqarah / 2: 145)


34. Ciri Nabi Muhammad Paling Mengenal Tapi Mengingkarinya. (QS Al-Baqarah / 2: 146)


35. Dikutuk Allah karena Merahasiakan Kebenaran. (QS Al-Baqarah / 2: 159)


36. Paling Fanatik Terhadap Tradisi dan Leluhurnya. (QS Al-Baqarah / 2: 170)


37. Menganggap Dagang dan Riba Sama Saja. (QS Al-Baqarah / 2: 275)


38. Menjadikan Agama Sebagai Alat Kebohongan. (QS. Ali-Imraan / 3: 23-24)


39. Terlarang Kaum Mukminin Untuk Bersetia Kawan. (QS. Ali-Imraan / 3: 28)


40. Pertama-tama Merencanakan Pembunuhan Isa As. (QS. Ali-Imraan / 3: 52-54)


41. Paling Senang Membuat Siasat Keragu-raguan. (QS. Ali-Imraan / 3: 72-73)


42. Suka Mengingkari Amanah Allah (QS. Ali-Imraan / 3: 75)


43. Mengada-ada Urusan Agama. (QS. Ali-Imraan / 3: 78)


44. Menjadikan Agama Sebagai Alat Perbaharui. (QS. Ali-Imraan / 3: 79-80)


45. Ingin Membuat Agama Lain Sebagai Tandingan Islam. (QS. Ali-Imraan / 3: 83-85)


46. ​​Kedzalimannya Mempersulit Hatinya Melihat Kebenaran. (QS. Ali-Imraan / 3: 86-87)


47. Orang Berjalan Pada Kebenaran Suka Menghalangi. (QS. Ali-Imraan / 3: 99)


48. Suka Berpecahbelah dan Meruusak Paham Agama. (QS. Ali-Imraan / 3: 105)


49. Tidak Suka Melihat Kebaikan Ummat Islam. (QS. Ali-Imraan / 3: 118-120)


50. Suka Mencela Allah Sebagai Fakir. (QS. Ali-Imraan / 3: 181)


51. Senang Membuat Ukuran Kebenaran Menurut Seleranya Sendiri. (QS. Ali-Imraan / 3: 183)


52. Suka Mencari Pujian Palsu. (QS. Ali-Imraan / 3: 188)


53. Menganggap Dirinya Paling Bersih. (QS. An-Nisa / 4: 49)


54. Memeras Orang Lain Apabila Berkuasa. (QS. An-Nisa / 4: 53)


55. Selalu Dengki Kepada Keberuntungan Orang Lain. (QS. An-Nisa / 4: 54)


56. Senang Membuat Kelaliman Dalam Hukum. (QS. An-Nisa / 4: 60)


57. Berusaha Mempengaruhi Ke Arah Kesesatan Apabila Dijadikan Teman. (QS. An-Nisa / 4: 89)


58. Senang Mempermainkan Para Nabi. (QS. An-Nisa / 4: 153)


59. Mengaku Membunuh Isa As. (QS. An-Nisa / 4: 157)


60. Diharamkan Allah Memakan Makanan Yang Baik.(QS. An-Nisa/4 : 160)


61. Mengaku Menjadi Anak Tuhan dan Kekasih-Nya. (QS. Al-Maidah/5 : 18)


62. Paling Pengecut.(QS. Al-Maidah/5 : 22)


63. Dibebani Hukum Yang Berat Karena Mentalnya Bobrok.(QS. Al-Maidah/5 : 32)


64. Paling Cepat Bersikap Menolak Kebenaran dan Menyukai Kebohongan. (QS. Al-Maidah/5 : 41)


65. Menyuruh Rakyat Berkonfrontasi dengan Orang-orang Yang Benar. (QS. Al-Maidah/5 : 41)


66. Gemar melakukan Usaha-usaha kotor.(QS. Al-Maidah/5 : 42)


67. Lebih Takut Kepada Manusia Daripada Kepada Allah.(QS. Al-Maidah/5 : 44)


68. Senang Mengejek dan Mempermainkan Agama Islam. (QS. Al-Maidah/5 : 58)


69. Menyatakan Allah itu Bakhil. (QS. Al-Maidah/5 : 64)


70. Gemar Membangkitkan Peperangan.(QS. Al-Maidah/5 : 64)


71. Suka Mendustakan Kebenaran Yang Tidak Disenanginya. (QS. Al-Maidah/5 : 70)


72. Berani Membunuh Nabi-nabinya. (QS. Al-Maidah / 5: 71)


73. Dilaknat Oleh Nabi-nabinya. (QS. Al-Maidah / 5: 78)


74. Ulamanya Tidak Perduli Terhadap Kemungkaran di Masyarakat. (QS. Al-Maidah / 5: 79)


75. Mau Bekerjasama dengan musuh-musuh Agama Demi Menghancurkan Islam. (QS. Al-Maidah / 5: 80)


76. Permusuhannya Terhadap Islam Paling Keras. (QS. Al-Maidah / 5: 82).

Share:

Monday, May 17, 2021

Memahami Makna Silaturahim




Silaturahim (صلة الرحم) terdiri dari dua kata: shilah (صلة) dan ar rahim (الرحم). Shilah artinya menyambung. Dalam Mu'jam Lughatil Fuqaha tinggal:


“Shilah adalah isim mashdar. washala asy syai'u bisy syai'i artinya: menggabungkan ini dengan itu dan mengumpulkannya bersama ”(dinukil dari Shilatul Arham, 5).


Sedangkan ar rahim yang dimaksud di sini adalah rahim wanita, yang merupakan konotasi untuk menyebutkan karib-kerabat. Ar Raghib Al Asfahani mengatakan:

“Ar rahim yang dimaksud adalah rahim wanita, yaitu tempat dimana janin berkembang dan terlindungi (dalam perut wanita). Dan istilah ar rahim digunakan untuk menyebutkan karib-kerabat, karena mereka berasal dari satu rahim ”(dinukil dari Ruhul Ma'ani, 9/142).


Dengan demikian yang dimaksud dengan silaturahim adalah menyambung hubungan dengan para karib-kerabat. An Nawawi rahimahullah menjelaskan:

“Adapun silaturahim, ia adalah informasi baik kepada karib-kerabat sesuai dengan keadaan orang yang terhubung dan keadaan orang yang dikendalikan. Sesuatu yang berupa dalam hal harta, terkadang dengan memberi bantuan tenaga, terkadang dengan mengunjunginya, dengan memberi salam, dan cara lainnya ”(Syarh Shahih Muslim, 2/201).


Ibnu Atsir menjelaskan:


Banyak hadits yang menyebutkan tentang silaturahim. Silaturahim adalah istilah untuk perbuatan baik kepada karib-kerabat yang memiliki hubungan nasab, atau kerabat karena hubungan pernikahan, serta berlemah-lembut, kasih sayang kepada mereka, memperhatikan keadaan mereka. Demikian juga dan mereka menjauhkan diri atau suka mengganggu. Dan memutus silaturahim adalah kebalikan dari hal itu semua ”(An Nihayah fi Gharibil Hadits, 5 / 191-192, dinukil dari Shilatul Arham, 5).


Dengan demikian, perbuatan baik dan menyambung hubungan terhadap orang yang tidak memiliki hubungan kekerabatan dan nasab termasuk silaturahim, dan tidak termasuk dalam ayat-ayat dan hadits-hadits mengenai perintah serta keutamaan silaturahim.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, silaturahim atau silaturahmi dimaknai:


silaturahmi / si · la · tu · rah · mi / n tali persahabatan (persaudaraan)


Dalam bahasa Indonesia, silaturahim dimaknai lebih luas kepada semua orang, tidak hanya kepada orang yang memiliki hubungan kekebaratan saja. Tentu saja tidak terlarang menggunakan kata silaturahim dalam konteks makna silaturahim dalam bahasa Indonesia, yaitu pendekatan: persahabatan dan persaudaraan. Namun dalam pengawasannya tidak mengaitkannya dengan perintah dan keutamaan silaturahim dalam istilah syariat. Karena efeknya berbeda.


Wallahu ta'ala a'lam.

Share:

Sunday, May 16, 2021

5 Nilai Ibadah Setelah Ramadhan Yang Harus Dilestarikan



Bulan sesudah Ramadhan adalah Syawal yang artinya peningkatan. 

Di sinilah letak pentingnya melestarikan nilai-nilai Ibadah Ramadhan. 


* Lalu apa yang harus kita perbuat setelah Ramadhan ini?

Sekurang-kurangnya, ada lima nilai ibadah Ramadhan yang harus kita lestarikan, antara lain: 


* 1. TIDAK GAMPANG BERBUAT DOSA * 


Ibadah Ramadhan yang kita kerjakan dengan sebaik-baiknya membuat kita telah mendapatkan jaminan ampunan dari dosa-dosa yang kita perbuat selama ini, karena itu semestinya setelah melewati ibadah Ramadhan ini kita tidak gampang lagi melakukan perbuatan yang bisa bernilai dosa, apalagi secara harfiyah Ramadan artinya, yakni mencapai dosa. 

Kalau dosa itu kita ibaratkan seperti pohon, maka kalau sudah dibakar, pohon itu tidak mudah tumbuh lagi, bahkan bisa jadi mati, sehingga dosa-dosa itu tidak mau kita lakukan lagi. 


Dengan demikian, jangan sampai dosa yang kita tinggalkan pada bulan Ramadhan itu hanya menahan diri untuk selanjutnya setelah Ramadhan berakhir dengan kualitas dan kuantitas yang lebih besar. 

Kalau demikian jadinya, maka ibarat pohon, hal itu bukan dibakar, tapi hanya ditebang sehingga satu cabang ditebang tumbuh lagi tiga, empat bahkan lima cabang beberapa waktu kemudian. 


Dalam dosa, sebagai seorang muslim jangan sampai kita termasuk orang yang bangga dengan dosa, apalagi kalau mati dalam keadaan bangga terhadap dosa yang dilakukan, bila ini yang terjadi, maka sangat besar risiko yang akan kita hadapi dihadapan Allah SWT, Allah berfirman yang artinya: 

* Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka bisa masuk kedalam surga, hingga Onta masuk ke lubang jarum. *

* Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang kejahatan * (QS 7:40). 


* 2. HATI-HATI DALAM BERSIKAP & BERTINDAK * 


Selama jangka waktu di bulan Ramadhan, kita cenderung berhati-hati dalam melakukan sesuatu. 

Hal itu karena kita tidak ingin ibadah Ramadhan kita menjadi sia-sia dengan sebab kekeliruan yang kita lakukan. 

Secara harfiyah, Ramadan juga berarti mengasah, yakni mengasah ketajaman hati agar dengan mudah bisa membelah atau membedakan antara yang haq dengan yang bathil. 


Ketajaman hati yang akan membuat seseorang menjadi berhati-hati dalam cinta dan bertingkah laku. 

Sikap seperti ini merupakan sikap yang sangat penting sehingga dalam hidupnya, seorang muslim tidak asal melakukan sesuatu, apalagi hanya mendapat nikmat secara duniawi. 


Kehati-hatian dalam hidup ini menjadi sangat penting mengingat apapun yang kita lakukan akan dimintai jawaban-jawaban dihadapan Allah SWT. 

Oleh karena itu apa yang harus kita lakukan harus kita pahami dengan baik dan mempertimbangkan secara matang, sehingga tidak hanya ikut-ikutan melakukan. Ingat, Allah berfirman yang artinya: 

* Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan memantau pertanggungan jawabnya *

(QS 17:36). 


* 3. BERSIKAP JUJUR DALAM PENGABDIAN * 


Ketika kita berpuasa Ramadhan, kejujuran mewarnai kehidupan kita sehingga kita tidak berani makan dan meskipun tidak ada orang lain yang mengetahuinya. 

Hal ini karena kita yakin Allah SWT yang memerintahkan kita berpuasa selalu meningkatkan diri kita dan kita tidak mau membohongi diri sendiri apalagi membohongi Allah, karena hal itu memang tidak mungkin. Inilah kejujuran yang sebenarnya. 


Maka dari itu, setelah berpuasa sebulan Ramadhan semestinya kita mampu menjadi orang-orang yang selalu jujur, baik jujur ​​dalam perkataan, kejujuran dalam perbuatan, atau kejujuran dalam hal oranglain, dan segala bentuk kejujuran lainnya. 


Dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa kita sekarang ini, kejujuran merupakan sesuatu yang sangat diperlukan. 

Banyak kasus di negeri kita yang tidak cepat selesai bahkan tidak selesai-karena tidak ada kejujuran, orang yang bertanggung jawab untuk menyatakan selesai karena bisa dibuktikan kesalahannya dan mencari pembuktian memerlukan waktu yang panjang, padahal kalau yang menyatakan itu mengaku saja jujur ​​bahwa dia menentukan, tentu dengan cepat masalah bisa selesai. 


Sementara orang yang jujur ​​mengaku tidak bertanggung jawab tidak perlu lagi untuk diselidiki apakah dia melakukan kesalahan atau tidak. 

Tapi kejujuran itu tidak ada, yang terjadi kemudian adalah saling curiga karena mencurigai bahkan tuduh menuduh yang membuat masalah semakin rumit. 


Ibadah puasa telah mendidik kita untuk berjuang jujur ​​kepada hati nurani kita yang sehat dan tajam, bila kejujuran ini tidak mewarnai kehidupan kita, maka nilai pendidikan dari ibadah Ramadhan kita menemukan kegagalan, meskipun secara hukum ibadah puasanya tetap sah. 


* 4. MEMILIKI SEMANGAT HIDUP BERJAMAAH * 


Kebersamaan kita dalam membuat kesulitan dalam membuat kesulitan dalam bercinta sehingga setan menjadi terbelenggu pada bulan Ramadhan. 

Hal ini bagi kehidupan lagi dengan semangat yang tinggi kita dalam menunaikan shalat yang lima waktu secara berjamaah sehingga di bulan Ramadhan inilah mungkin shalat berjamaah yang paling banyak kita lakukan, bahkan juga di masjid atau mushalla. 


Disamping itu, ibadah Ramadhan yang membuat kita dapat merasakan lapar dan haus, telah memberikan kepada kita untuk memiliki solidaritas sosial kepada mereka yang menderita dan mengalami berbagai macam kesulitan, itupun sudah kita tunjukkan dengan zakat yang kita tunaikan. 


Karena itu, semangat berjamaah kita sesudah Ramadhan ini semestinya menjadi sangat baik, apalagi kita menyadari bahwa kita tidak mungkin bisa hidup sendirian, sehebat apapun kekuatan dan potensi diri yang kita miliki, kita tetap sangat diperlukan pihak lain. Itu pula, dalam konteks perjuangan Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berjamaah berjamaah, yang saling kuat kuatkan firman-Nya yang artinya: 

* Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh *

(QS 61: 4) 


* 5. MELAKUKAN PENGENDALIAN DIRI * 


Puasa Ramadhan adalah diri sendiri dari hal-hal yang pokok seperti makan dan minum dan nafsu syahwat. 

Kemampuan kita dalam mengendalikan diri dari hal-hal yang pokok itu semestinya membuat kita mampu mengendalikan diri dari kebutuhan kedua dan ketiga, bahkan dari hal-hal yang kurang pokok dan tidak perlu sama sekali. 

Namun, banyak orang telah mengalahkan untuk menahan makan dan minum yang sebenarnya pokok, tapi tidak dapat menahan diri dari hal-hal yang tidak perlu. 

Sekalipun kita sangat menginginkan sesuatu, karena itu perbuatan batil ya harus kita kendalikan diri. 


Kemampuan kita mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak benar menurut Allah dan Rasul-Nya merupakan sesuatu yang amat kedekatan, bila tidak, kehidupan ini akan berlangsung seperti tanpa aturan, tak ada lagi halal dan haram, tak ada lagi haq dan bathil, bahkan tak ada lagi pantas dan tidak pantas atau sopan dan tidak. 


Yang jelas, selama manusia menginginkan sesuatu, hal itu akan dilakukan meskipun tidak benar, tidak sepantasnya dan sebagainya. 

Bila ini terjadi, apa bedanya kehidupan manusia dengan kehidupan binatang, bahkan lebih baik dalam kehidupan binatang, karena mereka tidak diberi potensi akal, Allah berfirman yang artinya: 

* Dan sungguh Kami sediakan untuk neraka jahannam penghuninya kebanyakan dari jin dan manusia, yaitu mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) , dan mereka mempunyai telinga tapi tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat Allah). *

* Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka menyerang orang-orang yang lalai * 

(QS 7: 179). 


Dengan demikian, harus kita sadari bahwa Ramadhan adalah bulan pendidikan dan latihan, ibadah Ramadhan justru tidak terletak pada amaliyah Ramadhan yang kita kerjakan dengan baik, tapi yang juga sangat penting adalah bagaimana menunjukkan adanya peningkatan takwa yang dimulai dari bulan Syawal ini hingga Ramadhan tahun yang akan dimulai datang. 

Share:

Wednesday, May 12, 2021

3 Amalan Di Hari Idul Fitri

 



3 Amalan di Hari Raya Ied dari Habib Abdullah Al-Muhdor 


1. Membaca Istighfar Sebanyak 100

Kali di Hari Raya ied. Waktunya Antara

Sholat Subuh dan Sholat Ied.

ﺍَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ الله ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ١٠٠ x


Barangsiapa Yang Membaca Dzikir Tersebut,

Maka InsyaAllah Dosa-dosa Kita Baik

yang besar maupun yang kecil akan

dihapuskan.


2. Membaca


ﻻَﺇِﻟَٰﻪَ ﺇِﻻَّﺍﻟﻠّٰﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ، ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻤُﻠْﻚُ ﻭَ ﻟَﻪُ

ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ، ﻳُﺤْﻴِﻲ ﻭَ ﻳُﻤِﻴْﺖُ ،وَهُوَ حَىٌٌّ لَايَمُوْت ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮُ ،يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳْﺮ


Barangsiapa membaca dzkir tersebut

sebanyak 400 kali antara sholat

subuh sampai sholat ied, maka

InsyaAllah, Allah akan memberikan

kepadanya 400 bidadari di surga

kelak, dan Allah akan memberikan

istana/rumah di surga sebanyak 400

istana/rumah dan juga Allah akan

memerintahkan kepada malaikat

untuk menanami tanaman di setiap

rumah tersebut sampai yaumil

qiyaamah.


3. Membaca

ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟْﻠَّﻪِ ﻭَ ﺑِﺤَﻤْﺪِﻩِ


Barangsiapa membaca dzikir tersebut 300 kali antara waktu sholat subuh sampai sholat ied, dan meniatkan pahalanya untuk seluruh

ahlil kubur muslimin dan muslimat. Maka Allah akan mengirimkan 1000 cahaya ke setiap ahlil kubur, dan setelah yang membaca dzikir tersebut meninggal nantinya maka akan

diberikan 1000 cahaya juga kepadanya dan setiap ahlil kubur akan mendoakan kita karena dzikir yang telah kita hadiahkan kepada mereka yang mana membuat kuburan mereka bercahaya. (Riwayat Imam Zuhri dari Sahabat

Anas R.a)


Semoga ada berkah dan manfaatnya.🤲


🌹اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ🌹


💖💖

Share:

Monday, May 10, 2021

Membersihkan Hati



MEMBERSIHKAN HATI DARI SESUATU YANG MASUK

Syekh Ibnu Atha'illah mengatakan:

"Kau seperti bawang yang jika dikuliti maka semuanya akan keluar sebagai kulit. Jika ingin membersihkan air, kau harus menjauhkannya dari benda-benda kotor yang mengotorinya dengan najis. 

Anggota badan manusia ibarat anak air yang mengalir ke dalam hati. Maka jangan menyirami hatimu dengan perbuatan hina seperti ghibah, namimah, perkataan kotor, melihat yang tidak halal dan sejenisnya.


Hati tidak dihijab oleh yang keluar darinya, tapi dihijab oleh yang memasukinya. Hati akan bersinar dan bercahaya dengan makanan yang halal, dzikir, bacaan Al-Qur'an, pemeliharaan diri dari melihat sesuatu yang mubah, makruh, dan terlarang. Maka, jangan membuka mata kecuali untuk menambah ilmu atau hikmah. Atau daripada berkata, "Cermin ini sudah berkarat," lebih baik katakanlah, "Mataku sakit." 


--Syekh Ibnu Atha'illah, kitab Taj Al-'Arus.

Share:

Sunday, May 9, 2021

Khutbah Idulfitri : Mengokohkan Ukhuwah (Persaudaraan)

 


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Khutbah I


الله أكبر الله أكبر لله أكبر, اله أكبر الله أكبرالله أكبر, الله أكبرالله أكبرالله أكبر.

اللّٰه أَكْبَرُ كَبِيْرًا ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا ، وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً ،

لاَ إِلهَ إِلاَّ اللّٰهُ ، وَاللّٰهُ أَكْبَرُ ، اللّٰهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

الحمد لله الذى جعل للمسلمين عيد الفطر بعد صيام رمضان.أشهد أن لا اله إلا الله وحده لا شريك له له الملك العظيم الاكبر وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله الشافع في المحشر نبي قد غفر الله له ما تقدم من ذنبه وما تأخر. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ أَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَه الرِّجْسَ. أَمَّا بَعْدُ. فيا عبادالله اتقواالله حق تقاته ولا تموتن إلا وانتم مسلمون, قال الله تعالى في كتابه الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُم وَلم


Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat 

Jamaah shalat Idul Fitri hafidhakumullah,

Pagi hari ini kita bersama-sama telah memberikan kenikmatan Idul Fitri oleh Allah SWT dengan mengumandangkan takbir penuh kebahagiaan, setelah melampaui perjuangan pelatihan fisik dan mental, berpuasa selama 1 bulan penuh di bulan Ramadhan. Semoga segala keistimewaan-keistimewaan seperti rahmat dan maghfirah (ampunan) dari Allah, serta itqun minannar, dalam bulan Ramadhan, kita dapat meraihnya dengan baik. Sejak hari pertama Ramadhan, kita menahan lapar, haus dan segala hawa nafsu, melatih kesabaran demi meraih insan yang bertakwa, kualitas kemanusiaan yang berada di hadapan Allah SWT.


يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير


“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui. ”


Bulan suci Ramadhan yang baru berlalu dapat dimaknai: Pertama, dalam bahasa, Ramadhan berarti “syiddatul harri” yang artinya “sangat panas”. Di bulan Ramadhan memang cenderung cuacanya sangat panas, hati kita cenderung cenderung panas, ingin lepas dari perintah-perintah Allah SWT namun hanya karena keimanan dan ketakwaan kita sendiri, mampu bersabar melewati seluruh ujian yang berada di bulan suci Ramadhan. Oleh derajat, para ulama memaknai bulan Ramadhan dengan “tahriqudz dzunub” yang berasal dari dosa-dosa. Orang-orang beriman yang berpuasa di bulan Ramadhan, berjuang keras melaksanakan ibadah dan amal shaleh sebanyak-banyaknya: shalat lima waktu tepat waktu dengan berjamaah, shalat sunnah ditunaikan, shalat tarawih dan tahajud ditegakkan, selalu husnudh-dhan terhadap tetangga dan handai taulan serta antar sesama, sangat bahagia membantu dan memudahkan kesulitan orang lain, menginfakkan hartanya untuk kemakmuran masjid dan kebahagiaan anak yatim piatu serta faqir miskin. Semuanya dilaksanakan penuh suka cita demi untuk mewujudkan dosa-dosa yang dianggap sebagai perbuatan-perbuatannya di masa-masa yang lalu. Perbuatan ibadah dan amal shaleh sekecil apapun, insya Allah akan menghadirkan ampunan Allah SWT. Terlebih di bulan suci Ramadhan, semua ibadah dan amal shaleh akan dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT. Apalagi, ibadah dan amal shaleh itu dalam dengan penuh keikhlasan dan berharap hanya kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan maghfirah-Nya sehingga semua dosa-dosa kita diampuni Allah SWT dan akhirnya kita kembali suci sesuai fitrah kemanusiaan kita menurut Allah SWT. menginfakkan hartanya untuk kemakmuran masjid dan kebahagiaan anak yatim piatu serta faqir miskin. Semuanya dilaksanakan penuh suka cita demi untuk mewujudkan dosa-dosa yang dianggap sebagai perbuatan-perbuatannya di masa-masa yang lalu. Perbuatan ibadah dan amal shaleh sekecil apapun, insya Allah akan menghadirkan ampunan Allah SWT. Terlebih di bulan suci Ramadhan, semua ibadah dan amal shaleh akan dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT. Apalagi, ibadah dan amal shaleh itu dalam dengan penuh keikhlasan dan berharap hanya kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan maghfirah-Nya sehingga semua dosa-dosa kita diampuni Allah SWT dan akhirnya kita kembali suci sesuai fitrah kemanusiaan kita menurut Allah SWT. menginfakkan hartanya untuk kemakmuran masjid dan kebahagiaan anak yatim piatu serta faqir miskin. Semuanya dilaksanakan penuh suka cita demi untuk mewujudkan dosa-dosa yang dianggap sebagai perbuatan-perbuatannya di masa-masa yang lalu. Perbuatan ibadah dan amal shaleh sekecil apapun, insya Allah akan menghadirkan ampunan Allah SWT. Terlebih di bulan suci Ramadhan, semua ibadah dan amal shaleh akan dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT. Apalagi, ibadah dan amal shaleh itu dalam dengan penuh keikhlasan dan berharap hanya kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan maghfirah-Nya sehingga semua dosa-dosa kita diampuni Allah SWT dan akhirnya kita kembali suci sesuai fitrah kemanusiaan kita menurut Allah SWT. Semuanya dilaksanakan penuh suka cita demi untuk mewujudkan dosa-dosa yang dianggap sebagai perbuatan-perbuatannya di masa-masa yang lalu. Perbuatan ibadah dan amal shaleh sekecil apapun, insya Allah akan menghadirkan ampunan Allah SWT. Terlebih di bulan suci Ramadhan, semua ibadah dan amal shaleh akan dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT. Apalagi, ibadah dan amal shaleh itu dalam dengan penuh keikhlasan dan berharap hanya kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan maghfirah-Nya sehingga semua dosa-dosa kita diampuni Allah SWT dan akhirnya kita kembali suci sesuai fitrah kemanusiaan kita menurut Allah SWT. Semuanya dilaksanakan penuh suka cita demi untuk mewujudkan dosa-dosa yang dianggap sebagai perbuatan-perbuatannya di masa-masa yang lalu. Perbuatan ibadah dan amal shaleh sekecil apapun, insya Allah akan menghadirkan ampunan Allah SWT. Terlebih di bulan suci Ramadhan, semua ibadah dan amal shaleh akan dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT. Apalagi, ibadah dan amal shaleh itu dalam dengan penuh keikhlasan dan berharap hanya kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan maghfirah-Nya sehingga semua dosa-dosa kita diampuni Allah SWT dan akhirnya kita kembali suci sesuai fitrah kemanusiaan kita menurut Allah SWT. semua ibadah dan amal shaleh akan dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT. Apalagi, ibadah dan amal shaleh itu dalam dengan penuh keikhlasan dan berharap hanya kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan maghfirah-Nya sehingga semua dosa-dosa kita diampuni Allah SWT dan akhirnya kita kembali suci sesuai fitrah kemanusiaan kita menurut Allah SWT. semua ibadah dan amal shaleh akan dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT. Apalagi, ibadah dan amal shaleh itu dalam dengan penuh keikhlasan dan berharap hanya kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan maghfirah-Nya sehingga semua dosa-dosa kita diampuni Allah SWT dan akhirnya kita kembali suci sesuai fitrah kemanusiaan kita menurut Allah SWT.


Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-qur'an Surat Hud ayat 114.


اِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ


“Sesungguhnya perbuatan baik orang yang beriman dapat menghilangkan keburukan.”


Sebagai orang yang beriman, kita harus meyakini segala apa yang difirmankan Allah SWT dalam Al-qur'an dan sudah seyogyanya kita senantiasa berprasangka baik dan berharap hanya kepada Allah SWT. Dalamnya dengan hal ini, Allah SWT dalam sebuah hadits qudsi:


أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي إِنْ خَيْرًا فَخَيْرٌ ، وَإِنْ شَرًّا فَشَرٌّ


“Aku sangat tergantung kepada prasangka hamba-KU, jika berprasangka baik, maka Aku berikan. Bila berprasangka buruk, maka Aku berikan keburukan ”.


اللّٰهُ أَكْبَرُ ٣ × لاَ إِلهَ إِلاَّ اللّٰهُ ، وَاللّٰهُ أَكْبَرُ ، اللّٰهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ


Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat 

Jamaah shalat Idul Fitri hafidhakumullah,


Kedua, Ramadhan dimaknai juga sebagai “Syahrusshobri” atau bulan kesabaran, bulan yang penuh proses pendidikan bagi hamba Allah yang beriman. Mengapa disebut demikian? Karena di bulan Ramadhan orang beriman dituntut untuk melatih diri agar lebih mampu bersabar dalam menghadapi segala masalah kehidupan, baik yang vertikal maupun yang horizontal. Paling tidak ada 3 (tiga) sabar yang harus diterapkan seorang mukmin dalam ikhtiarnya mencapai ketaqwaan yang sempurna:


الصبر ثلاثة انواع:

صبر على الطاعة, صبر عن المعصية, صبر على اقدار اللّٰه المؤلمة


“Kesabaran ada 3 macamnya,

sabar ketika hati ketaatan,

sabar bila meninggalkan kemaksiatan, dan

sabar di dalam menjalani ketentuan Allah SWT yang tidak disenangi hawa nafsu. "


Pertama, sabar dalam taat kepada Allah SWT, sabar dalam menunaikan seluruh perintah-perintah Allah SWT. Sejak memasuki masa aqil baligh, kita sudah berupaya melaksanakan segala perintah Allah SWT sebagai perwujudan nyata atas pengakuan kita menjadi pemeluk agama Islam, agama yang diridloi Allah SWT. Namun dalam proses perjalanannya, kerap tergoda oleh bisikan-bisikan Setan yang membelokkan hati agar kita meninggalkan perintah-perintah Allah SWT. Sehingga kita tidak mampu menentukan dan beramal shaleh secara konsisten, istiqomah dan mudawwamah. Awal Ramadhan menggebu-gebu semangat shalat tarawih, seminggu kemudian tak lagi bertarawih. Hari ini rajin shalat berjamaah, besok hari malas shalat. Kemarin rajin berinfaq dan shodaqoh setelah Idul Fitri kembali pelit. Hari ini masih saling tersenyum dan memaafkan, esok hari tak lagi saling menyapa bahkan saling mencaci. Itu semua tanda-tanda tidak sabar dalam menunaikan perintah-perintah Allah SWT.Disinilah seorang mukmin membutuhkan kesabaran yang kokoh untuk tetap di jalan Allah SWT, menjalankan perintah-perintah Allah dengan fokus, konsisten, istiqomah dan mudawwamah.


Kedua, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan, Sabar dalam menghindari seluruh larangan-larangan Allah SWT. Bila diharamkan makan, minum dan melakukan hubungan suami-istri di siang hari dalam bulan Ramadhan, maka bersabarlah. Bila diharamkan atas kamu minuman khamr dan judi, maka tinggalkanlah dengan sungguh-sungguh dan jangan coba-coba menawar ingin mencicipi walau sekali. Bila dilarang untuk mencaci maki orang lain, maka jaga dan tahanlah lisanmu dari kata-kata caci maki dan semacamnya. Semua itu membutuhkan kesabaran yang tinggi untuk konsisten, istiqamah dan mudawwamah dalam meninggalkan seluruh larangan-larangan Allah SWT. Dan bila kita satu saat lalai dan tak lagi sabar menjaga diri dari larangan Allah SWT, maka segeralah beristighfar agar Allah SWT memberi ampunan dan kekuatan sabar kepada kita.


Ketiga, sabar di dalam menjalani ketentuan Allah SWT yang tidak disenangi hawa nafsu.

Sabar menerima qadha dan qadar dari Allah SWT dengan ikhlas. Bulan Ramadhan merupakan bulan pelatihan dan pendidikan bagi seorang mukmin agar sabar menerima ketentuan Qodho dan Qadar yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Kesabaran dalam hal ini akan melahirkan sikap qona’ah yang sangat baik bagi peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, serta sangat bermanfaat bagi terwujudnya kehidupan yang tenang, damai, harmonis dan bahagia.


وتجتمع الثلاثة في الصوم

فان فيه صبرا على طاعة اللّٰه وصبرا عن ما حرم اللّٰه على الصائم من الشهوات


Ketiga hal ini terdapat didalam ibadah di bulan Ramadhan kemarin, terutama saat kita berpuasa,

Karena didalam puasa ada kesabaran ketika melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT dan sabar dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT dari segala bentuk syahwat keinginan atas orang yang tengah berpuasa.


وصبرا على ما يحصل للصائم من الم الجوع والعطش وضعف النفس والبدن


Serta kesabaran atas segala sesuatu yang akan didapatkan oleh orang yang berpuasa dari perihnya lapar,haus,lemahnya jiwa dan badan.


وهو شهر الصبر والصبر ثوابه الجنة


"Maka Ramadhan adalah bulan kesabaran dan sabar pahalanya adalah surga."


Bahkan Allah SWT memuji hamba-hambanya yang sabar dan memberikan kepadanya predikat hamba yang bertaqwa sebagaimana firman Allah dalam Surat  Al Baqarah ayat 177.


وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ


“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”


اللّٰهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللّٰهُ، وَاللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ


Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat 

Jamaah shalat Idul Fitri hafidhakumullah,


Ketiga, bulan Ramadhan biasa juga dimaknai sebagai “Syahrul Jihad” atau bulan berjihad melawan hawa nafsu yang bersarang dalam diri setiap manusia. Jihad melawan hawa nafsu ini yang disebut Rasulullah SAW saat usai perang badar, sebagai Jihad yang paling besar, Jihad Akbar. Hawa nafsu adalah nafsu yang cenderung mengajak manusia kepada kebathilan dan keburukan. Hawa nafsu menjadi sasaran empuk bisikan setan dan menjadi lapangan bermain-main bagi Setan menumbuhkan dan mengembangkan kebathilan dan keburukan dalam ruang imajinasi manusia. Sehingga manusia sangat cerdas dalam merancang tipu muslihat dan kejahatan yang merusak kemaslahatan kehidupan umat manusia.


Dalam ruang imajinasi manusia juga, setan bersemangat mendorong kecerdasan manusia membuat dan menyebarkan hoaks dan fitnah demi kerusakan kehidupan manusia yang sudah harmonis dan tenteram. Bahkan hoaks dan fitnah dengan atas nama agama. Setan mampu menyamarkan batas kebaikan dan kebathilan bagi orang beriman yang sudah dikuasai hawa nafsunya oleh Setan. Dengan berpuasa, terutama di bulan Ramadhan, seorang mukmin akan terlatih mengendalikan hawa nafsunya dan menutupinya dengan kesabaran dan kecerdasan Ilahiyah sehingga mampu menepis dan menangkis dengan kuat segala bisikan Setan yang menggoda hawa nafsu dan ruang imajinasinya untuk berbuat bathil.


اللّٰهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللّٰهُ، وَاللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ


Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat 

Jamaah shalat Idul Fitri hafidhakumullah,


Jelaslah bahwa bulan Ramadhan dan ibadah puasa yang dijalani selama bulan suci itu akan mengantarkan hamba-hamba Allah yang tawakkal dan ikhlas menunaikannya mencapai tingkatan Muttaqin, orang yang bertaqwa, yakni posisi yang paling mulia di hadapan Allah SWT karena Allah menilai kemuliaan seorang hamba itu hanya aspek ketaqwaan semata, bukan yang lain-lain.


Momentum hari rayaIdul fitri adalah moment kemenangan bagi hamba-hamba Allah yang bertakwa, kemenangan kita yaitu sebagai hamba yang mampu meraih tingkatan Muttaqin sehingga akan memberi warna kebaikan  kepada kehidupan di masa-masa yang akan datang. Orang bertakwa senantiasa menunjukkan sikap dan prilaku yang memberi rasa aman kepada sesamanya. Seimbang dalam hablum minallah (hubungan dengan Allah SWT) dan hablumminnas (hubungan antar manusia).Di antara ciri-ciri sikap takwa adalah menjaga hubungan baik sesama manusia, karena syariat memerintahkan menjalin hablum minallah wa hablum minannas. Tentu sebaliknya adalah sikap aneh, manakala muslimin berbuat onar dan meresahkan orang lain.


Allah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 112:


ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ


“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan.”


Dari ayat ini dapat dipahami bahwa penyebab ditimpakannya kehinaan dan kemurkaan kepada manusia lantaran manusia tidak menjaga dan memelihara hubungan dengan Allah dan tidak menjaga hubungan dengan sesama manusia.


Islam memiliki ajaran yang membentangkan dua bentuk hubungan  harmonis yang akan membawa kemuliaan dan keselamatan manusia di sisi Allah SWT, yaitu:


Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan Tuhannya dalam hal ibadah (ubudiyah) atau yang populer dikatakan dengan hablum minallah.

Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan makhluk yang lainnya dalam wujud amaliyah sosial yang dikenal dengan hablum minannaas


Hablum minallah bermakna menjaga hubungan dengan Allah dengan selalu melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya, sementara hablum minannas bermakna menjaga hubungan dengan sesama manusia dengan senantiasa menjaga hubungan baik, menjaga tali silaturrahim, memiliki kepedulian sosial, tepa selera, tenggang rasa, saling menghormati. Kedua hal ini merupakan dua mata uang yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Tidaklah dikatakan orang baik yang menjaga hubungan dengan Allah namun mengabaikan hubungan dengan orang lain, begitu juga sebaliknya. Menjaga hubungan dengan Allah sejalan dengan menjaga hubungan dengan sesama manusia, bersungguh-sunguh menegakkan ibadah kepada Allah harus dibarengi dengan kesungguhan menanam benih-benih kebaikan terhadap sesama.


Dengan demikian, ketakwaan seorang Muslim dibangun di atas kerangka hubungan dengan Allah melalui perjanjian yang diatur dalam Syari'at-Nya berkenaan dengan kewajiban menunaikan hak-hak Allah Ta'ala dan juga kerangka hubungan dengan sesama manusia melalui kewajiban menunaikan hak-hak sesama manusia baik yang muslim maupun yang nonmuslim.


Manifestasi dari ketaqwaan kepada Allah dalam bentuk hablumminannas itu diungkapkan dalam Alquran antara lain dalam Surat Ali Imran ayat 133-134.


وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ.َ


Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.


الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ


Yaitu orang-orang  yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.


Perwujudan dari makna hablum minannas seorang hamba muslim adalah senantiasa menjaga ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama Muslim),ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama anak bangsa) dan ukhuwan insaniyah (persaudaraan sesama manusia). Oleh karenanya dengan momentum hari raya Idul Fitri 1440 H hari ini marilah kita tingkatkan  UkhuwahIslamiyah dengan menjalin silaturahim sesama kita,  menghindari fitnah dan perpecahan serta saling memaafkan diantara kita. Marilah kita membangun rekonsiliasi pasca momentum Pilpres kemaren dengan tetap menjaga perdamaian dan tanpa permusuhan. Kita tegaskan sikap kesetiaan kenegaraan kita kepada NKRI dengan meyakini bahwa Pancasila secara nyata berkesesuaian dengan ajaran Islam. Sebagai Umat Islam di Indonesia marilah senantiasa menaati peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di NKRI sebagai hubungan yang konstruktif dan penuh rasa hormat kepada pemerintahan yang sah, karenahal ini sangat jelas diajarkan dalam syariat Islam.


Dengan momentum Idul Fitri marilah bersama-sama kita wujudkan ketidakstabilan, perdamaian dan situasi yang kondusif dengan mengedepankan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama anak bangsa) yang saling bersaudara satu sama lain contoh perbedaan sifat kontra produktif. Kita hindari dan kita tangkal aksi-aksi provokasi dan kekerasan dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab agar selalu tercipta rasa aman dan damai dalam kehidupan berbangsa kita. Jangan sampai umat Islam di Indonesia terpancing untuk melakukan aksi-aksi inkonstitusional baik langsung dan tidak langsung. Tindakan inkonstitusional bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat mengarahkan kepada tindakan bughat yang bertentangan dengan Syariat Islam.


اللّٰهُ أَكْبَرُ ٣ × لاَ إِلهَ إِلاَّ اللّٰهُ ، وَاللّٰهُ أَكْبَرُ ، اللّٰهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ


Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat

Jamaah shalat Idul Fitri hafidhakumullah,


Demikianlah khutbah Idul Fitri tahun ini, semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah Ramadan kita. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan lahir dan batin kepada kita sehingga tugas-tugas yang telah diamanahkan kepada kita, dan kita dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Amin ya rabbal 'alamain.


Ya Allah yang maha pengasih dan penyayang, kami semua adalah hamba-hambamu yang rapuh, maka kuatkanlah kami.Tak ada yang bisa menguatkan kami kecuali Engkau Ya Allah.


Ya Allah yang maha berkuasa, jadikanlah kami hamba-hambamu orang yang selalu yakin atas rahmat-Mu, berikanlah keyakinan yang tangguh pada hati kami. Tak ada keyakinan sejati kecuali dari-Mu ya Allah.


Ya Allah yang maha memberi petunjuk, jangan jadikan kami hamba-hambamu yang tersesat dari jalan lurus yang Engkau kehendaki, berilah hidayah kepada kami. Tak ada yang dapat memberi petunjuk kepada kami kecuali hanya Engkau ya Allah.


Ya Allah yang maha pengampun, jangan jadikan kami hamba-hambamu yang tenggelam dalam lautan kemaksiatan dan kedurhakaan kepada-Mu, ampunilah kami. Tak ada yang dapat mengampuni kami kecuali hanya Engkau Ya Allah.


Ya Allah yang maha pengasih, kunjungan kami pernah menyakiti hati orang tua kami, di pagi ini, kami bersimpuh kepada-Mu Ya Allah, ampuni kami, ampuni dosa kedua orang tua kami, ampuni dosa guru-guru kami, ampuni dosa-dosa istri / pasangan kami, ampuni dosa-dosa saudara kami, ampuni dosa tetangga kami, ampuni dosa putra-putri kami, sebenarnya hanya engkaulah yang maha Pengampun dosa-dosa kami. Jadikan kami dan mereka semua termasuk hamba-Mu yang kembali fitrah, termasuk orang-orang yang beruntung. Amin ya rabbal 'alamin.


جعلنا اللّٰه وإياكم من العائدين والفائزين والمقبولين كل عام وأنتم بخير. آمين

بسم اللّٰه الرحمن الرحيم ، وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَات وَلِتْأَر.

 وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وارْحَمء وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ


Khutbah II


اللّٰهُ اَكْبَرْ ٣ × اللّٰهُ اَكْبَرْ ٤ ×. الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة و أصيلا لا اله الا الله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد

الحمد للّٰه حمدا كثيرا كما امر. واشهدان لااله الاّ اللّٰه وحده لاشريك له اقراراً بربوبيّته وارغاما لمن جحد به وكفر. واشهد انّ سيّدنا محمّدا عبده ورسوله سيّد البشر. اللّهمّ فصلّ وسلم على سيّدنا محمّد وعلى اله واصحابه المصابيح الغرر. ما اتّصلت عين بنظر واذن بخبر. من يومنا هذا الى يوم المحشر. امّا بعد

فياايّها النّاس اتّقوا اللّٰه فيما امر. وانتهوا عمّا نهى عنه وحذّر. واعلموا انّ اللّٰه تبارك وتعالى امركم بأمر بدأ فيه بنفسه وثنّى بملا ئكته المسبّحة بقدسه. فقال تعالى ولم يزل قائلأ عليما. انّ اللّٰه وملائكته يصلّون على النبى. يا ايّها الذين امنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما. اللّهمّ صلّ وسلّم على سيّدنان محمّد جدّ الحسن و الحسين وعلى اله واصحابه خير اهل الدّارين خصوصا على اوّل الرّفيق. سيّدنا ابى بكرن الصّديق. وعلى الصّادق المصدوق. سيّدنا ابى حفص عمر الفاروق. وعلى زوج البنتين سيّدنا عثمان ذى النّورين. وعلى ابن عمّه الغالب سيّدنا علىّ ابن ابى طالب. وعلى الستّة الباقين رضى اللّٰه عنهم اجمعين. وعلى الشّريفين سيّدى شباب اهل الدّارين. ابى محمّدن الحسن وابى عبد اللّٰه الحسين. وعلى عمّيه الفاضلين على النّاس. سيّدنا حمزة وسيّدنا العبّاس. وعلى بقيّة الصّحابة اجمعين. وعلى التّابعين وتابع التّابعين لهم باحسان الى يوم الدين. وعلينا معهم برحمتك ياارحم الرّحيمن.

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمِاتِ اَلاَاحْيآءِ مِوِتهولم. اللهم اعز الاسلام والمسلمين وأذل الشرك والمشركين وانصر عبادك الموحدين وانصر من نصر الدين .واخذل من خذل المسلمين و دمر اعداءالدين واعل كلماتك الى يوم الدين. اللهم ادفع عنا البلاء والوباء والزلازل والمحن وسوء الفتنة والمحن ما ظهر منها وما بطن عن بلدنا اندونيسيا خآصة وسائر البلدان المسلمين عآمة يا رب العالمين.

اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا وأصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا وأصلح لنا آخرتنا التي فيها معادنا واجعل الحياة زيادة لنا في كل خير واجعل الموت راحة لنا من كل شر.

اللهم ألف بين قلوبنا, وأصلح ذات بيننا, واهدنا سبل السلام, ونجنا من الظلمات إلى النور, وجنبنا الفواحش ما ظهر منها وما بطن, وبارك لنا في أسماعنا وأبصارنا وقلوبنا وأزواجنا وذرياتنا, وتب علينا, إنك أنت التواب الرحيم.

اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْر وَالْفْسُوْيم

اللهم ارزقنا الصبر على الحق والثبات على الأمر والعاقبة الحسنة والعافية من كل بلية والسلامة من كل إثم والغنيمة من كل بر والفوز بالجنة والنجاة من النار يا أرحم الراحمين

رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار

عِبَادَالِلّٰهِ! ان الله يأمرنا بالعدل والاحسان وإيتآء ذى القربى وينهى عن الفحشآء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون واذكرواالله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكر الله اكبر

Share:

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan