وَلِلَّهِ ٱلۡمَشۡرِقُ وَٱلۡمَغۡرِبُۚ فَأَيۡنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجۡهُ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Sebab turunnya ayat ini adalah seperti diriwayatkan oleh Jabir sebagai berikut: "Kami telah diutus oleh Rasulullah saw dalam suatu peperangan dan aku termasuk dalam pasukan itu. Ketika kami berada di tengah perjalanan, kegelapan mencekam kami, sehingga kami tidak melihat arah kiblat." Segolongan di antara kami berkata, "Kami telah melihat arah kiblat, yaitu ke sana, ke arah utara. Maka mereka salat dan membuat garis di tanah. Sebagian kami berkata," Arah kiblat ke sana ke arah selatan. "Dan mereka membuat garis di tanah. . Tatkala hari subuh dan matahari terbit, garis itu mengarah ke arah yang bukan arah kiblat. Tatkala kami kembali dari perjalanan dan kami tanyakan kepada Rasulullah saw tentang peristiwa itu, maka Nabi melihat diam dan turunlah ayat ini. " )
Allah
swt menegaskan pemilikan-Nya terhadap seluruh alam ini. Dia sendiri yang
mengaturnya, mengetahui apa saja yang terjadi di dalamnya, baik kecil maupun
besar. Firman Allah:
¦Dan
Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan. (al-hadid/57:4)
Firman
Allah yang lain:
¦Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga
orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tidak ada lima orang, melainkan
Dialah yang keenamnya. Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak,
melainkan Dia pasti ada bersama mereka di mana pun mereka berada¦
(al-Mujadilah/58:7)
...
(Mereka berkata), " Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu
meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat
dan mengikuti jalan (agama)-Mu ..." (al-Mu'min/40: 7)
Karena
itu pada dasarnya, ke mana saja manusia menghadapkan mukanya dalam berdoa atau
beribadah, ke timur, barat, utara, selatan, ke bawah, ke atas, dan sebagainya,
pasti doa dan ibadahnya itu didengar Allah dan sampai kepada-Nya.
Ayat
ini membantah kepercayaan bahwa Allah mempunyai tempat, bahwa doa atau ibadah
akan didengar dan sampai kepada Allah bila hamba yang berdoa dan beribadah itu
menghadap ke arah tertentu saja atau suatu tempat yang dianggap lebih mulia
dari tempat yang lain dan sebagainya. Kata wajh banyak sekali artinya. Dalam
ayat ini berarti "kehadiran".
Berdasarkan
ayat di atas dan sebab turunnya, dapat ditetapkan hukum sebagai berikut:
1. Kiblat itu pada dasarnya ialah seluruh
arah. Kemana saja hamba menghadap pasti menemui wajah Allah. Untuk memelihara
kesatuan dan persatuan kaum Muslimin ditetapkanlah Ka'bah sebagai arah kiblat.
2. Apabila hari sangat gelap dan arah
kiblat tidak diketahui, maka boleh salat menghadap ke arah yang diyakini sebagai
kiblat. Jika ternyata kemudian arah itu bukan arah kiblat maka salatnya tetap
sah.
3. Bagi orang yang berada di atas
kendaraan yang sedang berjalan, ia boleh berkiblat ke arah yang dia sukai.
Sebagian ulama menganjurkan berkiblat ke arah depan dari kendaraan itu.
0 comments:
Post a Comment