Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Dr. KH. Abduh Al-Manar, M.Ag.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Irsyadiyah. Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

Pondok Pesantren Al-Irsyadiyah

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

PAUD Al-Irsyadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

MI Al-Irsyadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

MTS Al-Iryadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

Saturday, February 27, 2021

Maha Suci Allah Dari Segala Sifat Tercela

 


Maha Suci Allah Dari Segala Sifat Tercela surat Al Baqarah ayat 116:

 

وَقَالُواْ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدٗاۗ سُبۡحَٰنَهُۥۖ بَل لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ كُلّٞ لَّهُۥ قَٰنِت

 

Artinya: “Dan mereka (orang-orang kafir) berkata," Allah mempunyai anak. " Mahasuci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk pada-Nya. ”

 

Ayat ini dan yang berikutnya mencakup bantahan terhadap orang-orang Nasrani serta yang serupa dengan mereka dari kalangan orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik Arab yang menjadikan para malaikat sebagai anak-anak perempuan Allah Ta'ala. Maka Allah Ta'ala mendustakan pengakuan dan pernyataan mereka bahwa Allah Ta'ala mempunyai anak. Maka Dia berfirman ( سبحانه) artinya, Allah Mahatinggi, dan bersih dari semuanya itu.

 

Firman-Nya (بل له ما في السماوات والأرض) artinya, persoalannya tidak seperti yang diada-adakan oleh mereka, tetapi kepunyaan Allah Ta’ala kerajaan langir dan bumi serta segala sesuatu yang ada di dalamnya. Dialah yang mengendalikan, menciptakan, memberikan rezeki, menentukan takdir dan memperjalankan mereka sesuai dengan kehendak-Nya. Segala sesuatu adalah hamba dan kepunyaan-Nya, dan semua kerajaan adalah milik-Nya. Bagaimana mungkin Dia memiliki anak dari kalangan mereka, padahal seorang anak itu lahir dari dua hal (jenis) yang sama (sebanding), sedang Allah Ta’ala Mahasuci lagi Mahatinggi dan tidak mempunyai tandingan, tidak pula memiliki sekutu dalam keagungan dan kebesaran-Nya, serta tidak pula Dia mempunyai istri, lalu bagaimana Dia memiliki anak? Sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam Surah Al-An’aam ayat 101 yang artinya: “Dia Pencipta Pencipta tangit dan bumf. Bagaimana Dia mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala se­suatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu.” Melalui ayat-ayat tersebut, Allah Ta’ala telah menetapkan bahwa Dia Rabb yang Mahaagung, tiada yang setara dan menyerupai-Nya. Dan segala sesuatu selain diri-Nya adalah makhluk ciptaan-Nya dan berada di bawah pemeliharaan-Nya, lalu bagaimana mungkin Dia mempunyai anak dari kalangan mereka itu? Oleh karena itu, dalam menafsirkan ayat ini, Imam Al-Bukahri meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

 

"قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: كَذَّبني ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، وَشَتَمَنِي وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إيَّاي فَيَزْعُمُ أَنِّي لَا أَقْدِرُ أَنْ أُعِيدَهُ كَمَا كَانَ، وَأَمَّا شَتْمُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: لِي وَلَدٌ. فَسُبْحَانِي أن أتخذ صاحبة أو ولدا"

 

Artinya: “Allah Swt. berfirman, "Anak Adam telah mendustakan Aku, pa­dahal tidak layak baginya mendustakan Aku. Dan dia telah men­caci-Ku, padahal tidak patut baginya mencaci-Ku. Adapun ke­dustaan yang dilakukannya terhadap-Ku ialah ucapannya yangmengatakan bahwa Aku tidak dapat menghidupkannya kembali seperti semula. Adapun caciannya terhadap-Ku ialah ucapannya yang mengatakan bahwa Aku mempunyai anak. Mahasuci Aku dari mempunyai istri atau anak.” (HR. Al-Bukhari)

 

Dalam Kitab Sahihain terdapat sebuah hadis yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

 

"لَا أَحَدَ أَصْبَرُ عَلَى أَذًى سَمِعَهُ مِنَ اللَّهِ؛ إِنَّهُمْ يَجْعَلُونَ لَهُ وَلَدًا، وَهُوَ يَرْزُقُهُمْ وَيُعَافِيهِمْ"

 

Artinya: “Tiada seorang pun yang lebih sabar daripada Allah alas gang­guan yang telah didengarnya; sesungguhnya mereka mengang­gap-Nya beranak. Akan tetapi, Dia tetap memberi mereka rezeki dan membiarkan mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

 

Firman-Nya (كل له قانتون), Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, mengenai firman-Nya (قانتون) “Yaitu yang mengerjakan salat.” Dan berkenaan dengan firman-Nya ini, Ikrimah dan Abu Malik mengatakan: “Mereka mengakui bahwa Dialah yang berhak diibadahi.” Ibnu Abi Nujaih meriwayatkan dari Mujahid bahwa dimaksud adalah mereka yang senantiasa berbuat taat. Ia mengemukakan: “Taatnya orang kafir adalah dengan sujud bayangannya, sedangkan orang kafir itu sendiri tidak mau sujud.” Pendapat ini bersumber dari Mujahid dan merupakan pilihan Ibnu Jarir. Semua pendapat ini disatukan dalam satu ungkapan, yaitu: Bahwa al-qunut berarti ketaatan dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Dan hal itu terbagi dua, yaitu Syar’i (berdasarkan syari’at) dan Qadari (berdasarkan sunnatullah). Sebagaimana firman-Nya dalam Surah Ar-Ra’ad ayat 15 yang artinya: “Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa(dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.” [ Tafsir Ibnu Katsir ]

Share:

Sunday, February 21, 2021

Untuk Para Penuntut Ilmu




Jika ada penuntut ilmu yang selalu mentazkiyah dirinya, menganggap dirinya paling suci... KETAHUILAH BAHWA DIA SEDANG SAKIT... PERLU DI RUQYAH.


Jika ada penuntut ilmu yang tidak mau menerima nasehat dan tidak berterima kasih kepada yang menasehatinya... KETAHUILAH BAHWA DIA SEDANG SAKIT...


Jika ada penuntut ilmu senang bila menemukan kesalahan saudaranya sesama penuntut ilmu dan menyebarkannya atau malah mencari-cari kesalahannya... KETAHUILAH BAHWA DIA SEDANG SAKIT... 


Jika ada penuntut ilmu yang suka merendahkan sesamanya dan tidak menghargai yang lebih 'alim dan lebih dahulu di medan dakwah dan enggan meminta nasehat dan mengambil faedah dari mereka... KETAHUILAH BAHWA DIA SEDANG SAKIT...


Jika ada penuntut ilmu yang angkuh, merasa lebih alim, suka bertengkar dan berdebat... KETAHUILAH BAHWA DIA SEDANG SAKIT...


Jika ada penuntut ilmu cinta dunia, bangga dengan memiliki banyak dari dunia ini, suka tampil dengan atribut-atribut kealiman yang berlebihan... KETAHUILAH BAHWA DIA SEDANG SAKIT...


Jika ada penuntut ilmu yang suka tampil, berlancang-lancang berfatwa di tengah ulama-ulama yang lebih senior dari segi ilmu, umur dan pengalaman dakwah... KETAHUILAH BAHWA DIA SEDANG SAKIT...


Ikhwaani fillah...

Ilmu semestinya mengajar kita tawaadhu', mengajar kita adab dan mengajar kita memahami bahwa ada ulama yang lebih dahulu menuntut ilmu dan lebih dahulu berdakwah dari kita yang semestinya kita hormati dan kita muliakan...


KARENA - KETAHUILAH - BAHWA SEBAGAIMANA KITA BERPRILAKU KEPADA ORANG YANG LEBIH TUA DAN LEBIH ALIM DARI KITA... KELAK NANTI ORANG YANG LEBIH MUDA DARI KITA, JUGA AKAN BERPRILAKU SEPERTI ITU KEPADA KITA.

الجزاء من جنس العمل

"balasan suatu amalan adalah sama dan sejenis dengan yang telah kita lakukan".


(diterjemahkan bebas dari rekaman suara : Syekh Dr. Arafaat bin Hasan al-Muhammadi hafizahullah)

Share:

Tuesday, February 16, 2021

Khasiat Zikir Laqod Jaakum



Al Allamah Al Arif Billah Sayidil walid Habib Ali Bin Abdurrahman Assegaf

ﻟَﻘَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﺳُﻮﻝٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻜُﻢْ ﻋَﺰِﻳﺰٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣَﺎ ﻋَﻨِﺘُّﻢْ ﺣَﺮِﻳﺺٌ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺭَﺀُﻭﻑٌ ﺭَﺣِﻴﻢٌ

Berkata Syaikh Ahmad At-Tijani Rodliallohu anhu keutamaan ayat ini:

1.- Barang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat Subuh maka Alloh akan menjaga jiwa

2.- Barang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat Dhuhur maka Allah akan menghidupkan dan menghidupkannya (dalam keimanan) di dunia maupun di akhirat

3.- Barang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat 'Ashar maka dia tidak akan mati seperti matinya orang kaget.

4.- Barang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat Maghrib maka dia akan diberi istiqomah (dalam daftar) oleh Alloh SWT

5.- Barang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat 'Isya maka Alloh akan menjaga dirinya dari penguasa lalim

6- Barang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat sunah maka Alloh akan mendapat perhatian rizqi kepadanya bisa merasakan manisnya iman

7- Barang siapa membaca ayat ini tujuh puluh tujuh kali setelah sholat Jum'ah maka Alloh akan menjaganya dari makan makanan haram

8- Barang siapa membaca ayat ini tiga ratus enam puluh kali pada hari 'Arafah maka Alloh akan menuntunnya dan mencukupinya dari kesusahan dunia akhirat

9- Barang siapa membaca ayat ini seribu kali pada hari 'Asyura maka akan dilayani oleh para Malaikat dan Alloh akan memberi rizqi dari segala arah

10- Barang siapa membaca ayat ini lima ratus kali pada malam Nishfu Sya'ban maka dia tidak akan ditanyai oleh Malaikat Munkar Nakir

11- Barang siapa membaca ayat ini satu kali pada pagi dan sore hari maka Alloh akan menjaganya dari segala mara bahaya dan tidak akan ada yang dapat mencelakainya selamanya

12- Barang siapa membaca ayat ini satu kali akan tidur maka Alloh akan menjaganya sampai pagi dan tidak akan ada yang dapat mencelakainya selamanya, "❤ putra sayidil Walid," Muhammad bin Ali Assegaf, "

Share:

Saturday, February 13, 2021

Amaliyah Bulan Rajab


Beberapa amaliah bulan Rajab :

1⃣ Doa yang dibaca dalam bulan Rajab:

اللَّهُمَّ بارِكْ لَنا في رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنا رَمَضَان

"Ya Allah, anugerahkanlah keberkahan kepada kami di Bulan Rajab dan Sya'ban. Dan sampaikanlah umur kami pada Bulan Ramadhan".

❤️ Dalam Hadits

 عن أنس رضي اللّه عنه قال: كان رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم إذا دخل رجب قال قال: "اللَّهُمَّ رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم إذا دخل رجب قال قال:" اللَّهُمَّ رسول اللّه صلى اللله عليه وسلم إذا دخل رجب قال قال: "اللَّهرمَّ رسول لَونا فعباراك لَونا فليب مان اللهم لباراِ لَونا فعباراك 

"Dari Anas radliyallahu 'anhu berkata, masuk bulan Rajab maka Rasulullah shallallahu alayhi wasallam membaca:

اللَّهُمَّ بارِكْ لَنا في رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنا رَمَضَانَ

(Diriwayatkan oleh Imam Nawawi dalam kitab al Adzkar, kitab Adzkar sebagai Shiyam, bab ma yaquluhu idza ro'a al Hilal wa maa yaqulu idza ro'a al Qomar dan juga diriwayatkan dalam kitab Ibnu as Sunni) 


2⃣ Mustajabnya do'a pada malam pertama Rajab

❤️Al Imam as Syafi'i radliyallahu anhu berkata dalam kitab al Umm:

 بلغنا أنه كان يقال: إن الدعاء يُستجاب في خمس ليال: في ليلة الجمعة ، وليلة الأضحى ، وليلة في خمس ليال: في ليلة الجمعة ، وليلة ، وليلة الأضحى ، وليلة وليلة في

 Telah sampai berita pada kami bahwa pernah dikatakan: Doa sesunguhnya dikabulkan pada lima malam: malam jum'at, malam hari raya Idul Adlha, malam hari raya Idul Fithri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya'ban ".


3⃣ Kesunnahan puasa di bulan Rajab.

👆Di satu sisi memang tidak ada satupun hadits shahih yang secara khusus menyatakan kesunnahan puasa Rajab. Namun di sisi lain juga tidak ada larangan secara khusus untuk berpuasa pada bulan Rajab.

Karena itu, dalil-dalil umum mengenai anjuran berpuasa penuh kecuali lima hari yang diharamkan, cukup dijadikan dalil atas puasa Rajab yang dianjurkan.

❤️ Dalam Shahih Muslim, hadits no. 1960:

عن عثمان بن حكيم الأنصاري قال سألت سعيد بن جبير عن صوم رجب ونحن يومئذ في رجب فقال سمعت ابن عباس رضي الله عنهما يقول كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم حتى نقول لا يفطر ويفطر حتى نقول لا يصوم 

"Dari Utsman bin Hakim Al Anshari bahwa ia berkata: Saya bertanya kepada Sa'id bin Jubair mengenai puasa Rajab, dan saat itu kami berada di bulan Rajab. Maka ia pun menjawab: Saya telah mendengar Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berpuasa hingga kami mengatakan bahwa beliau tidak akan berbuka. Dan beliau juga pernah berbuka hingga kami menyatakan bahwa beliau tidak akan puasa. "


❤️ Imam an Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim mengomentari hadits di atas dengan mengatakan: “Zhahirnya, yang dimaksud Sa'id ibn Jubair dengan pengambilan hadits ini sebagai dalil adalah bahwa tidak ada nash yang menyatakan sunnah atau secara khusus terkait puasa Rajab. Karenanya, ia masuk dalam hukum puasa pada bulan-bulan yang lain. Tidak ada satupun hadits tsabit yang terkait dengan puasa Rajab, baik anjuran maupun larangan. Akan tetapi, hukum asal puasa adalah disunnahkan. 


❤️ Dalam Sunan Abi Dawud bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam menyatakan kesunnahan puasa pada bulan-balan haram (al Asyhur al Hurum; empat bulan yang dimuliakan), dan Rajab adalah salah satunya. Wa Allaahu a'lam. ”


Share:

Sunday, February 7, 2021

Makna Dibalik Kata Nikah




Mari kita kaji makna dibalik kata nikah berikut ini :

Nikah (نكاح) terdiri dari empat huruf yakni:

1. Biarawati (ن)

2. Kaf (ك)

3. Alif (ا)

4. Ha '(ح)


1. Huruf ن

Nun adalah singkatan dari nikmat (نعمة). Pernikahan sebenarnya adalah sebuah nikmat. Nikmat yang besar. Mulai dari akad nikah, malam pertama hingga keseluruhan masa berkeluarga adalah nikmat.


2. Huruf ك

Kaf adalah singkatan dari karamah (كرامة) kemuliaan. Segala sesuatu yang dilakukan ketika dia sudah menikah akan menjadi mulia dengan sendirinya. Misalkan saja dalam masalah sholat:


(فيض القدير شرح الجامع الصغير ج ص ٤٩)

4473 - (ركعتان من المتزوج أفضل من سبعين ركعة من الأعزب)

لعل وجهه أن المتزوج مجتمع الحواس والأعزب مشغول بمدافعة الغلمة وقمع الشهوة فلا يتوفر له الشوع الذي هول حلوع الهول حلوح الرول


"Dua rakaat dari seorang yang sudah menikah lebih utama dibandingkan dari 70 rakaatnya orang yang bujang"

Dimungkinkan sisi keutamaanya adalah seorang yang sudah menikah terkumpul segala indera dan fokusnya, sementara yang masih bujang senantiasa tersibukkan diri dengan mengekang gelora birahinya sehingga kesempatan khusyu 'yang menjadi jiwa sholat tidak terpenuhi.


3. Huruf ا

Alif adalah singkatan dari ulfah (ألفة) yang kasih sayang sayang. Sebab didalam pernikahan haruslah ada hubungan kasih sayang kasih. Pernikahan tanpa kasih sayang pastilah akan gagal. Maka dari itu, Allah SWT menciptakan pasangan kita dari jenis itu sendiri agar tercipta rasa ketenangan dan kasih sayang, firman Allah SWT:


وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجعل و


"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, bertanggal kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang."


4. Huruf ح

Ha 'adalah singkatan dari hikmah (حكمة) sebab menikah itu banyak hikmahnya. Mulai dari hikmah psikologis, hikmah medis, hingga hikmah sosial. Di antara hikmah pernikahan adalah agar menjaga pandangan dari perbuatan maksiat, seperti sabda Rasulullah ﷺ:


يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ, فَإِنَّهُ أَغَضُّ أَغَضُّحلبَصَرِ أَغَضُّ أحلربَصَرِ

Semoga bermanfaat untuk kita renungkan.

Share:

Friday, February 5, 2021

Menyadari Diri Sendiri




Ibn Hajib al-Maliki berkata: _


ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻪ ﺷﻲﺀ ﻓﻬﻮ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﺷﻲﺀ


_Siapa yang merasa dirinya hebat, maka ia di sisi Allah tidak bernilai sama sekali. "_


_Nasihat Abdullah Ibnu Mas'ud رضي الله عنه berikut in sya Allah sudah familar: _


لَيْسَ الْعِلْمُ بِكَثْرَةِ الرِّوَايَةِ وَلَكِنَّ الْعِلْمَ الْخَشْيَةُ


"Ilmu bukan berupa banyak riwayat. Tetapi ilmu adalah rasa takut (khasyah)."


Namun kenapa sulit sekali nampak pada diri para pembelajar? Inilah esensi dari adab.


Benar, seorang ahli hikmah ada yang mengatakan:


إخفاء العلم هلكة وإخفاء العمل نجاة


"Menyembunyikan ilmu adalah kehancuran, sedangkan gudang amal adalah keselamatan." (Ibn Abdil Barr, Jami 'Bayan al-Ilm wa Fadhlih)


Namun jangan salah paham, kalam hikmah tersebut tentang ilmu, bukan kebencian, meski dibungkus rapi atas nama ilmu.


* Belajarlah dari Salah Satu Wali Allah, Dawud al-Tha'i! *


Beliau seorang imam ahli fikih yang zuhud dan menjadi panutan ummat. Sufyan bin Uyainah mengatakan, "Dawud (al-Tha'i) termasuk orang yang memiliki ilmu dan pemahaman serta menguasai kalam." Imam al-Dzahabi mengatakan, "Beliau adalah salah satu pembesar imam fikih dan pemikiran. Beliau mendalami fikih Abu Hanifah, kemudian fokus memperbaiki diri, banyak diam, dan pergi menyendiri untuk menyelamatkan agamanya."


* Arogansi Itu Tanda Kebodohan! *


Guru saya pernah menyampaikan bahwa syaikh Usamah ar-Rifa'i pernah bercerita tentang seorang lelaki yang mengaku sebagai tuhan.


Setelah belajar lebih banyak, akhirnya ia mengaku sebagai nabi.


Setelah belajar lebih banyak lagi, akhirnya ia bertaubat dan mengaku sebagai seorang muslim yang shalih.


Setelah belajar lebih banyak lagi, akhirnya ia mengaku sebagai orang yang banyak dosa.


Setelah belajar lebih banyak lagi, akhirnya ia mengaku sebagai orang yang paling berdosa di dunia ini.


Begitulah, semakin banyak belajar kita akan tahu bahwa sebenarnya kita masih belum apa-apa dibandingkan dengan orang-orang shalih terdahulu.


Semakin banyak belajar, kita akan semakin banyak tahu aib-aib kita, kita akan semakin tersingkap-cacat selama tertutupi oleh kesombongan kita.


Kalau kita belum bisa melihat aib-aib itu, berarti mata hati kita masih dibutakan oleh sebuah dosa besar yang harus kita taubati segera sebelum mati.


Di balik gegap gempita dan hiruk pikuk manusia mengejar ketenaran dunia masih ada kehidupan kehidupan dan sunyi manusia-manusia mulia yang mengejar surga dengan rintihan air mata dan darah perjuangan.


Di balik kebodohan dan ketidaktahudirian kita masih tersimpan segudang ilmu yang telah, sedang dan terus digali oleh orang-orang yang tak ingin menampakkan diri mereka ke permukaan.


* Jangan ajadi Penghujat! *


Sahl bin Abdillah al-Tustari رحمه الله تعالى mengatakan bahwa penghujat biasanya orang yang miskin amal:


الدنيا كلها جهل موات إلا العلم منها, والعلم كله حجة على الخلق إلا العمل به, والعمل كله هباء إلا الإخلاص منه, والإخلاص خطب عظيم لا يعرفه إلا الله عز وجل حتى يصل الإخلاص بالموت


"Dunia ini seluruhnya adalah kebodohan dan kematian yang tidak termasuk ilmu yang berada di dalamnya. Ilmu pun seluruhnya hanya akan menjadi penghujat kepada seluruh makhluk yang tidak termasuk yang mengamalkannya. Amal pun seluruhnya hanya akan terhambur sia-sia kecuali yang dilandasi keikhlasan. Sedangkan keikhlasan adalah perkara besar yang Tidak diketahui kecuali hanya oleh Allah ﷻ, sehingga keikhlasan itu dibawa sampai mati. " (Imam al-Baihaqi, Syu'abul Iman).


* Kualitas Ilmu dari Masa ke Masa Kian Menurun *


Gambarannya adalah imam Malik yang mengumpulkan hadits-hadits dalam kitabnya, al-Muwatha 'selama 40 (empat puluh) tahun. Saat ada daurah 40 (empat puluh) hari mengkhatamkan kitab al-Muwatha ', beliau berkomentar:


كتاب ألفته في أربعين سنة أخذتموه في أربعين يوماً ما أقلّ ما تفقهون فيه


"Kitab yang saya tulis selama empat puluh tahun, kalian mengambilnya hanya dalam tempo empat puluh hari.

Sedikit sekali kalian memahami isinya. "


Apalagi bagi mereka yang hanya baca sendiri, dan tidak jelas gurunya siapa. Namun bicaranya berjilid-jilid.


* Hati-hati dengan Kesombongan! *


Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:


ليأتين على الناس زمان يتعلمون القرآن ويقرءونه, ثم يقولون:? قد قرأنا وعلمنا, فمن هذا الذي هو خير منا, فهل في أولئك من خير » قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ ، فَمَنْ أُولَئِكَ؟ قَالَ «أُولَئِكَ مِنْكُمْ ، وَأُولَئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ»


"Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang-orang yang belajar dan membaca al-Quran kemudian berkata: 'Kami telah membaca dan mengetahuinya, maka siapakah orang yang lebih baik dari kami?' Kebaikan apakah yang ada pada diri mereka? " Para sahabat menjawab, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka?" Rasulullah ﷺ menjawab, "Mereka berasal dari kalian dan mereka adalah bahan bakar api neraka."


Hadits tersebut menekankan pentingnya ikhlas, rendah hati dan selalu menjaga hati bagi kalangan ahli ilmu. Hadits tersebut juga mengisyaratkan adanya orang-orang yang mencela orang lain karena sudah merasa jadi orang terbaik dengan keahliannya dalam bidang al-Qur'an.


* Takutlah dengan Ucapan yang Membinasakan! *


Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits:


ن أخْوَف أخاوَف أمتي كلُّ منافقٍ عليمِ اللسان


"Sesungguhnya yang paling aku takutkan dari umatku adalah setiap munafik yang pandai bersilat lidah." (HR. Ahmad)


Imam al-Munawi رحمه الله تعالى menjelaskan:


أي كثير علم اللسان جاهل القلب والعمل اتخذ العلم حرفة يتأكل بها ذا هيبة وأبهة يتعزز ويتعاظم بها يدعو الناس إلى الله ويفر هو منه ويستقبح عيب غيره ويفعل ما هو أقبح منه ويظهر للناس التنسك والتعبد ويسارر ربه بالعظائم إذا خلا به ذئب من الذئاب لكن عليه ثياب


"Maksudnya yaitu orang yang banyak ilmu di lidahnya, tapi bodoh hati dan amalnya. Ia menjadikan ilmu sebagai profesi yang dengan itu ia mencari makan. Ia berpenampilan penuh wibawa untuk menarik perhatian orang. Ia mengajak orang lain kepada Allah tapi ia sendiri lari dari Allah. Ia mencela aib orang lain lalu melakukan perbuatan yang lebih buruk daripadanya. Ia menampakkan ibadah dan kekhusyukan di hadapan manusia tapi melakukan dosa-dosa besar di hadapan tuhannya saat sendirian bersama-Nya. Ia adalah seekor serigala yang memakai baju." (Al-Munawi, Faidhul Qadir, 2/419).

Share:

Wednesday, February 3, 2021

Arah Kiblat

 

 


وَلِلَّهِ ٱلۡمَشۡرِقُ وَٱلۡمَغۡرِبُۚ فَأَيۡنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجۡهُ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ 

Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.

 

Sebab turunnya ayat ini adalah seperti diriwayatkan oleh Jabir sebagai berikut: "Kami telah diutus oleh Rasulullah saw dalam suatu peperangan dan aku termasuk dalam pasukan itu. Ketika kami berada di tengah perjalanan, kegelapan mencekam kami, sehingga kami tidak melihat arah kiblat." Segolongan di antara kami berkata, "Kami telah melihat arah kiblat, yaitu ke sana, ke arah utara. Maka mereka salat dan membuat garis di tanah. Sebagian kami berkata," Arah kiblat ke sana ke arah selatan. "Dan mereka membuat garis di tanah. . Tatkala hari subuh dan matahari terbit, garis itu mengarah ke arah yang bukan arah kiblat. Tatkala kami kembali dari perjalanan dan kami tanyakan kepada Rasulullah saw tentang peristiwa itu, maka Nabi melihat diam dan turunlah ayat ini. " )

Allah swt menegaskan pemilikan-Nya terhadap seluruh alam ini. Dia sendiri yang mengaturnya, mengetahui apa saja yang terjadi di dalamnya, baik kecil maupun besar. Firman Allah:

 

¦Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (al-hadid/57:4)

 

Firman Allah yang lain:

 ¦Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tidak ada lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti ada bersama mereka di mana pun mereka berada¦ (al-Mujadilah/58:7)

 

... (Mereka berkata), " Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan (agama)-Mu ..." (al-Mu'min/40: 7)

 

Karena itu pada dasarnya, ke mana saja manusia menghadapkan mukanya dalam berdoa atau beribadah, ke timur, barat, utara, selatan, ke bawah, ke atas, dan sebagainya, pasti doa dan ibadahnya itu didengar Allah dan sampai kepada-Nya.

Ayat ini membantah kepercayaan bahwa Allah mempunyai tempat, bahwa doa atau ibadah akan didengar dan sampai kepada Allah bila hamba yang berdoa dan beribadah itu menghadap ke arah tertentu saja atau suatu tempat yang dianggap lebih mulia dari tempat yang lain dan sebagainya. Kata wajh banyak sekali artinya. Dalam ayat ini berarti "kehadiran".

Berdasarkan ayat di atas dan sebab turunnya, dapat ditetapkan hukum sebagai berikut:

1.         Kiblat itu pada dasarnya ialah seluruh arah. Kemana saja hamba menghadap pasti menemui wajah Allah. Untuk memelihara kesatuan dan persatuan kaum Muslimin ditetapkanlah Ka'bah sebagai arah kiblat.

2.         Apabila hari sangat gelap dan arah kiblat tidak diketahui, maka boleh salat menghadap ke arah yang diyakini sebagai kiblat. Jika ternyata kemudian arah itu bukan arah kiblat maka salatnya tetap sah.

3.         Bagi orang yang berada di atas kendaraan yang sedang berjalan, ia boleh berkiblat ke arah yang dia sukai. Sebagian ulama menganjurkan berkiblat ke arah depan dari kendaraan itu.

Share:

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan