Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Thursday, December 10, 2020

Menjaga Lisan

 


Akhlak mulia seorang manusia tercermin dalam sikap, perkataan, dan perbuatan. Akhlak mulia tak lain adalah takaran dari iman. Semakin genapnya iman seseorang akan semakin baik ia berakhlak kepada sesama. Dan ciri orang beriman adalah senantiasa memelihara lisannya. Semoga kita termasuk orang yang semakin terampil mengelola lisan kita agar terhindar dari ucapan yang mengandung dosa, menyakiti orang lain atau tiada berguna...


Rasulullaah SAW bersabda : “Muslim yang sejati adalah muslim yang menyelamatkan orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya..” 


(HR. Bukhari-Muslim)


Mari kita lebih berhati-hati dalam menjaga lisan dan perbuatan. Salah dalam berkata atau pun bertindak bisa fatal akibatnya. Kita sangat tahu orang-orang yang dikatakan sumber masalah, orang seperti itu sangat sulit mengendalikan lisannya. Bahkan sebuah keberhasilan yang akan kita dapatkan bukan semata karena usaha namun akhlak mulia jadi penopangnya...


Kualitas seseorang salah satu tolak ukurnya adalah menjaga lisannya. Orang yang cerdas, dia pandai memilih kata yang 'berkelas'. Orang cerdik dia pandai memilih mana kata-kata yang baik. Orang yang paham adab tentu kata-kata yang dipilih pun kata yang beradab. Bukan kata penuh prasangka, bukan kata penuh angkara, bukan kata berbumbu dusta dan bukan kata yang dipenuhi kebencian pada sesama...


Kita lihat seperti apa perpecahan umat di negeri ini, semua bermula dari lisan dan tulisan. Menisbatkan manusia dengan hal yang tak sepantasnya. Menghina, menyindir hingga merendahkan seseorang dengan serendah-rendahnya... 


Ucapan itu seperti anak panah yang direntangkan pada busurnya. Sebelum dilepaskan maka tahan dulu, sebelum diucapkan maka pikirkan dulu. Sebelum dilepaskan maka bidik dulu, sebelum dikatakan maka pastikan dulu. Supaya ucapan kita tepat sasaran, yaitu ucapan kita diridhai Allaah Ta'ala...


Orang yang cerdas lagi bijak adalah orang yang mampu memilah kata yang layak untuk diucapkan. Sekiranya akan timbul persengketaan maka kita perlu menahan sehingga ketika kalimat itu meluncur tak melukai orang lain. Luka fisik mudah diobati tapi luka hati bisa dibawa hingga mati...


Ibnu Mas’ud mengatakan, “Tidak ada yang lebih pantas dipenjara dalam waktu yang lama melainkan lisanku ini.” 


(Mukhtashar Minhajil Qashidin, hlm. 165, Maktabah Darul Bayan)


Saat ini, kita sedang berjuang melawan ketidakadilan. Kita ingin apa yang kita citakan meraih keberhasilan. Untuk terwujudnya harapan mari kita berkata yang baik sebagai cerminan akhlak mulia. Kalimatpun penuh simpati hingga Allah Ta'ala berkenan memberikan berbagai kemudahan...


Semoga kita bisa terus istiqamah senantiasa bertutur, berfikir, dan berbuat baik, beribadah dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sebagai perbuatan yang dicintai Allah Azza wa Jalla.

Salamah bin Dinar rahimahullah berkata:


‏شيئان إذا عمِلت بهما أصَبْت بهما خير الدنيا والآخرة:

تعمل ما تكره إذا أحبَّه اللَّه، وتترك ما تحب إذا كرهه اللَّه.


"Ada dua perkara yang jika engkau lakukan maka engkau akan meraih kebaikan dunia dan akhirat; Engkau melakukan apa yang tidak engkau sukai jika Allah Azza wa Jalla mencintainya,

Dan engkau tinggalkan apa yang engkau sukai jika Allah Azza wa Jalla membencinya."


(Al Ma’-rifah wat Tarikh, jilid 1 hlm. 381)


Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menjaga lisan kita untuk meraih ridha-Nya, mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.

Aamiin Ya Rabb. 

Share:

0 comments:

Post a Comment

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan