Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Wednesday, October 14, 2020

Menata Hati dan Ketaatan



Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:


من وَطَّنَ قلبَه عند ربه سكن واستراح ، ومن أرسله في الناس اضطرب واشتد به القلق


"Barang siapa memfokuskan hati pada Rabbnya maka ia akan tenang dan nyaman. Dan barang siapa melepaskan hati nya kepada manusia maka ia akan goncang dan sangat gelisah." 


Orang yang baik memberi kita kebahagiaan.

Orang yang buruk memberi kita pengalaman.

Orang yang jahat memberi pelajaran ...


Setiap orang yang hadir dalam kisah kehidupan kita,  menjadi sumber daya.

Mereka dihadirkan oleh Allah Azza wa Jalla untuk senantiasa memberi hikmah dan pelajaran dalam perjalanan hidup kita .


Kita belajar _tadabur_ alam ...

Dari mentari kita belajar ketaatan ...

Dari rembulan kita belajar keikhlasan ...

Dari air kita belajar ketenangan ... 

Dari batu kita belajar kekuatan ...

Dari tanah kita belajar kehidupan ...

Dari kupu-kupu kita belajar bersabar diri ...

Dari padi kita belajar rendah hati ...



Ketahuilah bahwa angin tidak pernah sesuai dengan keinginan kita. Pahami bahwa kehidupan di dunia ini memiliki 4 sifat yang tidak disukai oleh hati:


1. _Huznun_ (kesedihan)

2. _Firoqun_ (perpisahan)

3. _Suqmun_ (rasa sakit)

4. _Usrun_ (kesulitan)


Dunia ini Allah Azza wa Jalla ciptakan bukan untuk bersenang-senang, karena hakikatnya merupakan tempat tinggal, seperti Adam dan Hawa dahulu. Lalu kapan linangan air mata akibat kesedihan, perpisahan, rasa sakit, kesulitan itu sirna

dan berhenti?

Nanti ... Saat Allah Azza wa Jalla mengungkapkan _udkhulul jannata la khaufun 'alaikum wala yahzanun_ * "Masuklah kalian ke dalam surga tanpa rasa takut dan kesedihan."

Justru kita seharusnya khawatir kalau hidup kita senang terus, mudah terus, jangan-jangan Allah Azza wa Jalla segerakan nikmat kita di dunia tapi tidak di akhirat ...


Nilai dan kemuliaan seseorang adalah sesuai dengan apa yang diinginkannya ...


Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata:


قيمة نسان ما يطلب ، فمن كان يطلب الدنيا فلا أدنى منه فإن الدنيا دنية.


_ * "Nilai setiap orang tergantung pada hal-hal yang menjadi keinginannya, jadi siapa yang keinginannya adalah dunia maka tidak ada yang lebih rendah yang diterima, karena sesungguh nya dunia ini adalah sesuatu yang rendah." * _

(Lathaiful Ma'arif, hlm. 245).


Hubungan dan syahwat dunia yang rendah karena akan melenakan dan melupakan urusan akhiratnya. 

Ingatlah bahwa dunia ini bukan tempat tinggal, tapi tempat meninggal. 

Mengapa kita harus mengejar mati-matian kekuasaan, kekayaan dan segala urusan dunia, padahal itu tidak bisa bawa saat mati?


Betapa beratnya untuk istiqamah menata hati dan menjalankan keta'atan kepada Allah Azza wa Jalla. 

Di sisi lain betapa menariknya kemaksiatan sering menghampiri, sehingga kita tergoda untuk melakukannya tanpa mempertimbang kan akibatnya ...


"مشقة الطاعة تذهب ويبقى ثوابها وإن لذة المعاصي تذهب ويبقى عقابها". (ابن الجوزي)


_ * "Rasa berat menjalankan keta'atan dapat lenyap, pahalanya tetap tercatat. * _ * Demikian pula rasa nikmat namun ketika maksiat segera hilang, namun balasan siksaan nya takkan pernah terhapus kan" * _

(Ibnu Al-Jauzi)


Al Imam Abu Is-haq Ibrahim bin Musa asy Syathibiy rahimahullah berkata:


العقل إذا لم يكن متبعاً للشرع ، لم يبقَ له إلا الهوى والشهوة.


_ * "Akal jika tidak mengikuti syariat maka tidak ada pengecualian hawa nafsu dan syahwat." * _

 (Al I'-tisham, jilid 1 hlm. 51)


Maka sudah sepatutnya kita berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk senantiasa menata hati agar ta'at memegang teguh syariat dan berusaha dengan segenap kemampuan kita untuk senantiasa melawan maksiat juga syahwat ...


Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa belajar menata dan melaksanakan keta'atan hati untuk meraih ridha-Nya ...

Aamiin Ya Rabb.


Share:

0 comments:

Post a Comment

Konsultasi dengan Gus Abduh

Blog Archive

Data Kunjungan