Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Sunday, July 5, 2020

Kisah Sapi Zaman Nabi Musa


Penjelasan surat Al-Baqarah ayat 67-73 sebagai berikut:  Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya yang meminta agar ia memohon pada Tuhan agar memberi solusi dari masalah pembunuhan di kalangan mereka, Allah memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi betina, yang dimaksudkan agar mereka menghapus sisa syirik karena pernah menyembah anak sapi dan siap kembali pada akidah yang benar. 
Perintah ini dinilai sebagai bentuk ketidakseriusan Musa, karena itu mereka bertanya, Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan? Pertanyaan ini sungguh tidak pada tempatnya, karena mereka tahu sifat Musa yang tidak pernah main-main. Dengan sikap prihatin, dia, Musa, menjawab, Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang bodoh yang sering menjadikan ajaran agama sebagai permainan.

Syarat untuk mengungkap pembunuhan hanya dengan menyembelih seekor sapi. Akan tetapi, orang Yahudi justru mempersulit diri dengan mengajukan beragam pertanyaan. Hal ini diawali ketika mereka berkata, Mohonkanlah kepada Tuhanmu (ungkapan ini mengisyaratkan pada Tuhan itu hanya Tuhan Musa, bukan Tuhan mereka) untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang sapi betina itu, apakah sapi itu masih muda atau yang tua. Mendengar pertanyaan ini, dia, Musa, menjawab, Dia berfirman bahwa sapi betina itu tidak tua dan tidak muda, tetapi pertengahan antara itu. Setelah penjelasan ini, maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Tetapi tampaknya mereka masih tidak puas, dan kemudian mengajukan pertanyaan lain, yaitu seperti yang diungkapkan pada ayat berikutnya.

Setelah dijawab, mereka mengajukan pertanyaan lain yang berkaitan dengan warna sapi dengan berkata, Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya. Dengan gemas dia, Musa, menjawab, Dia berfirman bahwa sapi itu adalah sapi betina yang kuning tua warnanya”padahal warna ini sangat sulit ditemukan”dan sapi itu mesti yang menyenangkan orang-orang yang memandang-nya. 

Penjelasan ini sebenarnya semakin menyulitkan mereka, tetapi mereka belum juga puas dengan keterangan tersebut, dan masih mengajukan pertanyaan lain, seperti yang diungkap pada ayat berikutnya.  Ketidakpuasan mereka atas jawaban Nabi Musa diungkapkan dengan berkata, Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami keterangan lebih lengkap agar Dia menjelaskan kepada kami secara lebih detail tentang keadaan sapi betina itu. Yang sedemikian ini karena sesungguhnya sapi itu masih juga belum begitu jelas bagi kami, dan jika Allah menghendaki dan berkenan memberikan keterangan selengkapnya, niscaya kami mendapat petunjuk tentang sapi itu, sehingga kami dapat menemukannya dan melaksanakan perintah dengan tepat seperti yang dijelaskan.

Ketidakpuasan mereka atas jawaban Nabi Musa diungkapkan dengan berkata, Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami keterangan lebih lengkap agar Dia menjelaskan kepada kami secara lebih detail tentang keadaan sapi betina itu. Yang sedemikian ini karena sesungguhnya sapi itu masih juga belum begitu jelas bagi kami, dan jika Allah menghendaki dan berkenan memberikan keterangan selengkapnya, niscaya kami mendapat petunjuk tentang sapi itu, sehingga kami dapat menemukannya dan melaksanakan perintah dengan tepat seperti yang dijelaskan.  

Karena permintaan-permintaan itu, kemudian Nabi Musa memohon kepada Allah agar diberi keterangan lanjutan. Dan dia, Musa, kemudian menjawab, Dia berfirman dan menerangkan bahwa sapi itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula pernah dipergunakan mengangkut air untuk mengairi tanaman, badannya sehat tidak berpenyakit, dan tanpa belang. Sesudah itu, kemudian mereka berkata, Sekarang barulah engkau menerangkan hal yang sebenarnya tentang sapi itu. Lalu mereka menyembelihnya setelah menemukan sapi dengan ciri-ciri yang dijelaskan, dan nyaris mereka tidak dapat melaksanakan perintah itu karena sulitnya menemukan sapi dengan segala ciri yang mereka tanyakan.

Latar belakang dari perintah penyembelihan sapi ini adalah terbunuhnya seorang tua yang kaya di kalangan Bani Israil yang belum terungkap pelakunya. Karena permohonan yang diajukan, maka Allah mengingatkan mereka dengan mengatakan dan ingatlah ketika salah seorang dari kamu membunuh seseorang yang tidak bersalah, lalu kamu tuduh-menuduh tentang peristiwa misterius itu. Akan tetapi, Allah dengan kehendak-Nya kemudian menyingkapkan apa yang kamu sembunyikan. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Allah itu Maha Mengetahui apa saja yang tampak jelas atau yang disembunyikan.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa Allah itu Maha Mengetahui apa saja yang tampak jelas atau yang disembunyikan. Sesudah sapi yang ditetapkan itu disembelih, lalu Kami berfirman, Pukullah mayat itu dengan bagian dari potongan atau daging sapi itu! Dengan izin-Nya hiduplah orang yang sudah terbunuh itu. 

Demikianlah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya dengan menghidupkan kembali orang yang telah mati untuk mengungkap pelaku pembunuhan, dan Dia dengan peristiwa ini memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaanNya agar kamu mengerti dan percaya akan adanya hari Kebangkitan yang pasti akan terjadi kelak. 

Pelajaran Surat Al-Baqarah ayat 63-73 yaitu : (1) Bila kita mendapatkan perintah atau tugas segera laksanakan dan jangan terlalu banyak pertanyaan yang mengakibatkan kita sulit untuk mengerjakannya; (2) lakukanlah perkerjaan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh; (3) sikap moderat dalam menyikapi setiap perbedaan dan pekerjaan yang kita lakukan.  

Share:

0 comments:

Post a Comment

Konsultasi dengan Gus Abduh

Blog Archive

Data Kunjungan