Tafsir
Surat Al Baqarah Ayat 74 artinya: “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras
seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh
ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang
terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang
meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah
dari apa yang kamu kerjakan.”
Menerangkan
respons kaum Yahudi pada masa Nabi Muhammad tentang kisah kakek moyangnya.
Kemudian setelah kamu, kaum Yahudi, mendengar kisah dan mengetahui sikap mereka
itu, hatimu menjadi keras, sehingga menjadi seperti batu, atau bahkan lebih
keras dari batu.
Ungkapan ini mengisyaratkan bahwa mereka tetap tidak mau
beriman walaupun telah mengetahui bukti-bukti kekuasaan Allah, seperti yang
disebutkan pada ayat sebelumnya, bahkan mereka justru bertambah ingkar kepada
Tuhan.
Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang airnya memancar
daripadanya, sementara dari celah hatimu tidak ada setitik cahaya ketakwaan
yang memancar.
Diantara batu itu ada pula yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya,
tetapi hatimu tertutup rapat sehingga tidak ada cahaya Ilahi yang terserap. Dan
ada pula di antara batu itu yang meluncur jatuh karena tunduk dan takut kepada
azab Allah, sedangkan hatimu semakin menunjukkan kesombongan yang tampak dari
sikap dan tingkah lakumu.
Bila kamu tidak mengubah sikap dan terus dalam
keangkuhan, ketahuilah bahwa Allah tidaklah lengah atau lalai terhadap apa yang
kamu kerjakan. Allah pasti mengetahui semua yang kamu perbuat, karena Dia
selalu mengawasimu setiap saat.
Sesudah
menjelaskan sikap orang Yahudi, maka kemudian mengingatkan Nabi Muhammad dan
umat Islam dengan mengajukan pertanyaan, yaitu apakah kamu, kaum muslim, sangat
mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, meyakini kerasulan Nabi Muhammad,
dan beriman pada petunjuk Al-Qur'an? Hal seperti ini mustahil dapat terwujud,
sedangkan segolongan dari mereka sudah mendengar dan mengetahui firman Allah
yang terdapat pada kitab Taurat lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya dan
menafsirkannya sekehendak hati, padahal mereka, yaitu kaum Yahudi Madinah,
mengetahuinya bahwa Taurat itu berisi petunjuk bagi mereka.
Pelajaran
ayat ini yaitu bahwa hati manusia ini lebih keras dari batu padahal batu saja
bisa cait dengan air yang terus-menerus. Oleh karena itu, jangan jadi manusia
laksana batu. Hati manusia sesungguhnya lembut dan halus bisa menerima
kebenaran yang datangnya dari Tuhan.
0 comments:
Post a Comment