Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Thursday, July 2, 2020

Hakikat Sebuah Doa


Habib Husin Nabil Assegaf menjelaskan syair Imam Abdullah al-Haddad :
قَدْ كَفَانِي عِلْمُ رَبِّي
مِنْ سُؤَالِي وَاخْتِيَارِي
Telah mencukupi diriku, pengetahuan Tuhanku
Tentang permintaan dan usahaku.

Imam Abdullah al-Haddad ialah seorang sufi yang telah sampai di maqom tawakal. Ia menyandarkan seluruh  hidupnya hanya kepada Allah. Ia tidak bersandar pada ikhtiarnya dan tidak pula bersandar pada doa-doa yang diucapkannya.

Imam al-Haddad menyadari, betapa banyak manusia berikhtiar dan berdoa kepada Allah tapi pada saat yang sama ia tidak bersandar kepada Allah, dia malah bersandar pada ikhtiar dan doanya. Jika demikian ada yang salah dalam memahami akan hakikat doa yang selama ini dipanjatkan. Hakikat ikhtiar dan doa yang kita panjatkan itu tidak ada bobotnya sama sekali di hadapan Allah SWT. karena hakikatnya Allah yang memutuskan untuk memberi atau menahan. Kita hanya diperintahkan untuk berikhtiar, berdoa, dan berprasangka baik kepada-Nya, bahwa Ia akan mengabulkan ikhtiar dan doa kita (Baca: QS. Ghofir 40: 60)

Bagi orang yang telah sampai pada maqom seperti Imam al-Haddad, yang memiliki tauhid murni dan telah mencapai kedudukan di sisi Allah swt. Dia memiliki kesadaran yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap Allah SWT. Sehingga saat dibaca syair ini dia berkata, “Ikhtiar dan doaku itu sebetulnya tidak ada apa-apanya, karena pada hakikatnya Allah SWT. telah mengetahui kondisiku, walaupun aku tidak berikhtiar dan berdoa.” Ungkapan seperti ini memiliki kesamaan dengan sebuah doa yang masyhur kita dengar, “Wahai Alloh hajatku ini banyak, dan Engkau adalah Dzat Yang Maha Mengetahui tentang hajatku.”

Diceritakan, ketika Nabi Ibrahim as. dilempar ke api yang membara oleh Raja Namrud. Dan saat Ibrahim hampir menyentuh api tersebut, saat itu datanglah malaikat Jibril as. kemudian berkata kepada Nabiyullah Ibrahim, “Ya Ibrohim apakah engkau memerlukan pertolonganku?” Ibrahim menjawab, “Kalau dari engkau wahai Jibril aku tak memerlukan pertolonganmu, sedangkan jika pertelongan itu datang dari Allah, itu yang aku perlukan.” Kemudian Malaikat Jibril berkata kepada Nabiyulloh Ibrohim, “Kalau begitu mintalah kepada Allah SWT. agar Ia menyelamatkan dirimu dari kejamnya Namrud.” Nabiyulloh Ibrohim berkata, “Ilmu Allah SWT. terhadap konsisiku mencukupi segala permintaanku. Aku pasrah kepada-Nya. Dia lebih mengetahui apa yang aku perlukan.”

Ujian berikutnya yang menimpa Nabi Ibrohim ialah api yang menyala-nyala tidak dipadamkan oleh Allah dan membiarkan api tersebut terus membara, namun dengan kebesaran dan kuasa Allah, sifat api itu diubah menjadi menyejukkan. Seperti yang telah Al-Quran lukiskan, “Hai api! Dinginlah (dan jadilah) keselamatan (khusus) bagi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya’ 21:69)

Kata para ulama, “Andai ada dua orang yang dilempar bersama Ibrahim yang satu akan terbakar dan Ibrahim tidak akan terbakar. Sebab api itu hanya dikhususkan dingin bagi Ibrahim.”
Lalu jika semuanya sudah diketahui oleh Allah SWT. Untuk apa kita diperintahkan berdoa dan berikhtiar?

Imam Abdullah al-Haddad berujar, “
فَدُعَـائِي وابْتِهـَالِي
شَـاهِدٌ لِي بِافْتِقَارِي

Maka doa dan permohonanku
Hanya sebagai saksi di hadapan Allah SWT. atas kefakiranku.

Jadi, telah jelas bagi kita bahwa perintah doa dan ikhtiar yang ditujukan kepada kita itu ialah hakikatnya agar kita paham bahwa kita ialah lemah, hina, miskin, fakir, dan tidak memiliki apa-apa, kehadiran kita akan selalu bergantung kepada-Nya, serta agar kita tidak bersandar pada kepandaian kita, tidak bersandar pada kekayaan yang kita miliki, tidak pula pada pangkat, dan kedudukan, karena pada hakikatnya itu semua adalah pemberian dari Alloh. Jadi doa dan ikhtiar yang kita lakukan itu hanyalah untuk memperjelas kefakiran kita di hadapan-Nya. Dan Allah SWT. berjanji akan mengabulkan setiap doa hamba-Nya.

“…Berdoalah (dan beribadahlah) kepada-Ku, pasti Aku akan perkenankan bagi kamu (apa yang kamu harapkan).” (QS. Ghafir 40: 60) “Allah tumpuan harapan (semua makhluk)” (QS. Al-Ikhlas 112: 2).

Semoga kita dapat mengambil pelajaran yang berharga ini.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Konsultasi dengan Gus Abduh

Blog Archive

Data Kunjungan