Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Tuesday, July 28, 2020

Apa itu Hari Tarwiyah


Pada tanggal 8 Dzul Hijjah [Bulan Haji] kita mengenalnya sebagai hari tarwiyah, kenapa demikian, apa alasannya,  ada dua alasan, yaitu :
Pertama : Pada malam 8 Dzul Hijjah, Nabi Ibrahim bermimpi mendapat perintah untuk menyembelih putranya yang bernama Nabi Ismail alaihissalam. Setelah beliau mimpi di malam hari itu, maka beliau berfikir secara terus – menerus dengan sungguh – sungguh apakah mimpinya tersebut dari Allah SWT ? proses berfikir itu dengan berbagai pertanyaan dalam diri beliau disebut dalam bahasa arab dengan kata “ Yurawwi “. Karena itu tanggal 8 Dzul Hijjah disebut dengan hari tarwiyah yang artinya hari berfikir.
Kemudian pada malam Arafah, Nabi Ibrahim kembali mengalami mimpi yang sama, bahwa diperintahkan untuk menyembelih putranya tercinta Nabi Ismail. Setelah mimpi kedua kalinya, maka pada tanggal 9 Dzul Hijjah siang hari itu beliau meyakini [‘arafa] bahwa mimpinya itu adalah datangnya dari Allah SWT. Makna arafa adalah mengetahui [meyakini sesuatu], karena itu pada tanggal 9 Dzul Hijjah disebut Arafah.
Kemudian beliau kembali bermimpi yang sama pada malam ke-sepuluh Dzul Hijjah, pada esok hari tepatnya tanggal sepuluh zul hijjah, beliau dan putra tercintahnya melaksanakan perintah Allah SWT yaitu menyembelih putra tercinta yaitu Nabi Ibrahim, maka hari kesepuluh Dzul Hijjah disebut dengan hari Nahar (Iedul Adha ). Akhirnya Allah SWT yang menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba besar dan sehat sebagai Kurban yang diberkahi.
Allah SWT menyebutkan di dalam Al-Qur’an kisah yang penuh dengan makna ini dalam surat Ash-Shaffat: 102 – 107 artinya:
 “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya).Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
Kedua, Alasan lain bahwa pada Haji Wada’, dimana pada hari kedelapan Dzul hijjah mereka yang akan berhaji menuju Mina dalam keadaan berihram dan bermalam di sana mereka mengumpulkan air sebagai bekal Wuquf di Arafah karena saat itu tidak ada air. Proses mengumpulkan air [mempersiapkan air] dalam bahasa Arab disebut dengan “Yatarawwauna /tarwiyah”. Jadi hari tanggal 8 Dzul Hijjah merupakan hari persiapan air atau disebut juga dengan hari tarwiyah. Setelah mereka mengumpulkan air, maka pada pagi hari tanggal 9 Dzul Hijjah mereka berangkat menuju pada Arafah untuk mengikuti prosesi haji yang diawali pada waktu Dzuhur tiba.
Alangkah indah dan nikmatnya kita malaksanakan puasa hari Tarwiyah sebagai perwujudan cinta kepada Allah sekaligus cinta kepada Nabi Ibrahim sebagai Datuk Nabi Muhammad SAW.  
Share:

0 comments:

Post a Comment

Konsultasi dengan Gus Abduh

Blog Archive

Data Kunjungan