Tafsir Surat Al-Baqarah : 58
“Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu
ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak
lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil
bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami
ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami)
kepada orang-orang yang berbuat baik".
Makna kata : ٱلۡقَرۡيَةَ
Al-Qaryah : yang dimaksud adalah Baitul Maqdis (Yerussalem) رَغَدٗا Raghadan : Kehidupan yang lapang lagi nyaman سُجَّدٗا Sujjadan : Maknanya agar mereka masuk pintu gerbang dengan
ruku’ merendahkan diri di hadapan Allah dengan tunduk penuh kesyukuran kepada
Allah atas keselamatan yang diberikan setelah kejadian berputar-putar di gurun
Sinai. حِطَّةٞ Khittatun : Mengikuti
wazan fi’latun seperti kata riddatun. Allah menyuruh mereka untuk mengatakan
khitthah yang artinya adalah ampuni dosa-dosa kami. Kata khittah berharakat
akhir dhammah (marfu’) karena kedudukannya sebagai khabar dari mubtada’ yang
dihapus, aslinya : دُخُولُنَا البَابَ سُجَّدًا حِطَّةٌ
لِذُنُوبِنَا Masuknya kami ke pintu dengan cara bersujud menjadi ampunan
bagi dosa-dosa kami. نَّغۡفِرۡ Naghfir : Kami hapus
dan Kami tutupi. خَطَٰيَٰكُمۡۚ Khathayaakum :
al-Khathaaya merupakan bentuk plural dari Khatiah, artinya adalah dosa yang
diakui oleh seorang hamba.
Makna ayat : Ayat 58 mengandung pengingat kepada
orang Yahudi tentang kejadian besar yang terjadi pada pendahulu mereka akan
nikmat Allah yang diberikan kepada Bani Israil yang wajib untuk disyukuri. Yaitu
setelah selesai mereka berputar-putar di gurun Sinai, Nabi Musa dan Harun telah
wafat, dan digantikan oleh murid Nabi Musa yang bernama Yusya’ bin Nun.
Yusya’
memimpin mereka untuk menyerang kaum ‘Amaliqah dan Allah membukakan Baitul
Maqdis (Yerusalem) untuk mereka. Kemudian Allah memerintahkan Bani Israil
sebagai pemuliaan,”Masuklah alian ke Baitul Maqis kemudian makanlah dari hasil
buminya yang banyak lagi enak dari apa-apa yang kalian sukai. Dan bersyukurlah
kepada-Ku atas kenikmatan yang kalian peroleh dengan memasuki pintu gerbang kota
dalam posisi ruku’ dengan khusyu’ seraya mengatakan,”Kami memasuki pintu
gerbang denga ruku’ sebagai ampunan bagi kami dari apa yang kami perbuat, yaitu
meninggalkan berjihad bersama Musa dan Harun. Apabila kalian mengucapkan itu,
maka Kami akan mengampuni dosa-dosa kalian dan kami tambahkan pahala bagi
orang-orang yang berbuat baik di antara kalian sebagaimana terkandung dalam
ayat selanjutnya.
Pelajaran dari ayat:
• Mengingatkan generasi sekarang
terhadap kejadian yang dialami oleh generasi pendahulu sebagai nasihat dan
peringatan.
• Meninggalkan jihad jika sudah wajib akan menyebabkan kehinaan dan
kerugian bagi umat.
[Sumber: Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H]
0 comments:
Post a Comment