Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Wednesday, May 27, 2020

Mengenal Allah Maha Pengampun

(1) Allah mengenalkan sifat-Nya dengan cara : MEMBERITAKAN, bagi yang belum kenal. MEYAKINKAN, bagi yang masih ragu. MEMASTIKAN, bagi yang putus asa.

MEMBERITAKAN : Wahai orang yang berdosa, Dialah غَافِرٌ GHAAFIRUN (Yang Mengampuni). Contohnya di surat Al Mumin : 3.

MEYAKINKAN : Wahai orang yang ragu apakah Allah masih mau mengampuni dosa yang sering berulang? Dialah غُفُوْرٌ GHAFUURUN (Yang terus menerus mengampuni). Contohnya di surat Az- Zumar : 53.

MEMASTIKAN : Wahai orang yang masih menganggap tidak mungkin Allah bersedia mengampuni besarnya dosa, Dialah غَفَّارٌ (GHAFFAARUN (Yang sangat ahli mengampuni). Contohnya di surat Nuh : 10.

(2) Seorang dokter berkata kepada orang terakhir yang dijumpainya :

“Anda mau nggak, saya dorong supaya jatuh, tapi jangan khawatir, pasti saya jamin mengobati jika anda nanti mengeluh sakit karena terluka".

Orang tersebut menjawab :
"Nggak ah, saya nggak mau".

Dokter bertanya :
"Jika tidak ada seorangpun yang sakit, lantas kepada siapakah saya mempraktikkan keahlian saya dalam mengobati?".

Maka tiba-tiba dokter itu menjatuhkan orang tersebut, akibatnya terluka kesakitan lantas orang tersebut meminta obat, maka dokterpun mengobatinya.

Hikmahnya :
Jika manusia yang berbuat DOSA tidak mau berhenti (alias bertobat) meminta ampun kepada Allah, lantas kepada siapakah Allah mempraktikkan keahlian mengampuni?.

(3) Jika kita berdosa ringan,
maka Allah memperingatkan dengan pelan.

Jika kita berdosa besar,
maka Allah memperingatkan dengan kasar.

Jika kita tidak suka peringatan-Nya, maka semakin panjang diulur-ulur umur kita agar bertambah jauh dari-Nya. (Hikmah dari surat Maryam : 75 dan Az-Zukhruf : 36)

(4) Definisi dosa adalah rasa bersalah, diistilahkan ذَنْبٌ DZANBUN.

Menurut bahasa, lafad ذَنْبٌ DZANBUN artinya adalah EKOR yang mengikuti.

Jika manusia berbuat dosa, ibarat membuat ekor yang menempel dibelakang dirinya,

Semakin banyak dosanya maka semakin panjang ekornya. Semakin besar dosanya maka semakin berat beban ekor yang harus diseret olehnya.

Bukankah yang paling membedakan antara manusia dengan binatang adalah ekornya?

Allah melarang kita berbuat dosa agar unsur kemanusiaan dalam diri kita tetap terjaga sehingga tetap menjadi makhluk yang dimulyakan-Nya (hikmah dari surat Al Isra' : 70).

Sedangkan jika kita tidak mau bertobat alias tetap berbuat dosa, maka tampaklah ekornya sebagai simbol unsur kebinatangan dalam diri kita, maka dikategorikan makhluk yang dihinakan-Nya.

(5)
رَمَضَانُ =) رَمْضَانُ =) رَمَضَ =) شِدَّةُ الْحَرِّ
Ramadhan artinya pembakaran yang sangat / pembakaran yang penghabisan.

Karena Ramadhan sebagai areal pembakaran, ketika kita melewatinya dengan seluruh badan / panca indera berpuasa sebagai bukti beriman, maka badan tidak terbakar sebab dalam kondisi basah oleh air keimanan. Istilah iman ibarat air adalah hikmah dari surat An-Nur : 45.

Sedangkan ekornya (sebagai wujud dosa) tidak ada unsur basahnya maka itulah yang terbakar.

(6) Dalam hal waktu, orang yang benar-benar puasa Ramadhan tidak mementingkan apa yang telah lewat (tidak menghitung sudah berapa hari puasanya)
dan tidak mementingkan apa yang akan tiba dalam waktunya (tidak menghitung kurang berapa hari puasanya).

Tetapi lebih mementingkan apa yang ada pada saat itu, yakni bagaimana caranya agar puasa hari ini menjadi puasa yang terbaik di sepanjang hidupnya.

(7) Di Al Quran ada 2 lafad yg artinya BEBERAPA HARI YANG DIHITUNG, yakni lafad Ayyaaman Ma'duudatan artinya beberapa hari yg jumlah hitungannya PULUHAN,

dan Ayyaaman Ma'duudaatin artinya beberapa hari yg jumlah hitungannya SATUAN alias kurang dari sepuluh hari. Contohnya di surat Al Baqarah : 80 dan surat Ali Imran : 24.

(8) Hikmah dari kedua istilah tersebut adalah bahwa alokasi waktu puasa, jumlah harinya yakni SATUAN, yang Allah sembunyikan dalam PULUHAN hari.

Maka jika seseorang benar-benar puasa penuh satu bulan, lantas BEBERAPA HARI saja ia berpaling dari kebenar-benaran puasanya,

maka segala sesuatu yang telah hilang dari BEBERAPA HARI itu nilainya lebih banyak dibanding yang diperolehnya selama satu bulan.

Karena kemungkinan hanya di BEBERAPA HARI yang hilang itulah Allah mengadakan sidak penilaian puasanya. Sebagaimana terlewatnya Lailatul Qadar yang hanya satu malam, yang Allah sembunyikan dalam BEBERAPA HARI.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan