Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Monday, May 25, 2020

Cara Lebaran Keluarga Nabi

Pada saat malam Takbiran (Malam 1 Syawal), menantu yang juga sahabat Rasulullah yaitu sayidina Ali bin Abi Thalib KWJH terlihat sibuk membagi-bagi gandum dan kurma.


Bersama istrinya, yaitu Sayidah Fatimah Az-Zahra RHA, Sayidina Ali menyiapkan 3 karung gandum dan 2 karung kurma.


Terihat, Sayidina Ali bin Abi Thalib KWJH memanggul gandum dan kurma, sementara istrinya menuntun kedua putra mereka yaitu Al-Hasan dan Al-Husein. Mereka sekeluarga mendatangi kaum fakir miskin untuk disantuni.


Esok harinya tiba salat 'Idul Fitri, mereka sekeluarga khusyuk mengikuti Shalat 'Ied dan mendengarkan khutbah.
Selepas khutbah 'Ied selesai, keluarga Rasulullah SAW itu pun pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri.


Sahabat Rasulullah yg bernama Ibnu Rafi'i RA bermaksud untuk mengucapkan selamat 'Idul Fitri kepada keluarga putri Rasulullah. ‎Sampai di depan pintu rumah, alangkah tercengang sahabat Ibnu Rafi'i melihat apa yang dimakan oleh keluarga Rasulullah itu.


Sayidina Ali, Sayidah Fatimah, Sayidina Hasan dan Sayidina Husein yang masih balita, dalam Idul Fitri makanannya adalah gandum tanpa mentega, gandum basi yang baunya tercium oleh sahabat Ibnu Rafi'i itu.


Seketika sahabat Ibnu Rafi'i berucap Istighfar, sambil mengusap-usap dadanya seolah-olah ada yang nyeri di sana.‎


Mata Ibnu Rafi’i berlinang butiran bening, perlahan butiran itu menetes di pipinya.
Berkecamuk dalam dada Ibnu Rafi'i sangat kuat. Setengah berlari ia pun bergegas menghadap Rasulullah.


Tiba di depan Rasulullah, dengan terengah-engah ia berkata, "Yaa Rasulullah, yaa Rasulullah, yaa Rasulullah.. Putra baginda, putri baginda dan cucu baginda.."


"Ada apa wahai sahabatku?" tanya Rasulullah.


"Tengoklah ke rumah putri baginda, yaa Rasulullah.. Tengoklah cucu baginda Hasan dan Husein.."

"Kenapa keluargaku..?"


"Tengoklah sendiri oleh baginda, saya tidak kuasa mengatakan semuanya.."


Rasulullah pun bergegas menuju rumah putri beliau. Tiba di teras rumah, terdengar oleh Rasulullah tawa bahagia mengisi percakapan antara Sayidina Ali, Sayidah Fatimah dan kedua putranya.


Mata Rasulullah SAW pun berlinang.
Butiran mutiara bening menghiasi wajah Rasulullah nan suci.   Air mata beliau berderai, melihat kebersahajaan putri beliau bersama keluarganya.


Di hari yang Fitri, di saat semua orang berbahagia, di saat semua orang makan yang enak-enak, keluarga Rasulullah ‎SAW penuh tawa bahagia dengan GANDUM YANG BAUNYA TERCIUM TAK SEDAP, DENGAN MAKANAN YANG SUDAH BASI..!!

"Yaa ALLAH, Allahumma Isyhad... Yaa ALLAH saksikanlah, saksikanlah.. Di hari 'Idul Fitri, keluargaku makanannya adalah gandum yang basi.


Di hari 'Idul Fitri keluargaku berbahagia dengan makanan yang basi. Mereka membela kaum papa dan lemah, yaa ALLAH Yaa Rabb.
Mereka mencintai kaum fuqara dan miskin.


Mereka relakan lidah dan perutnya mengecap makanan basi asalkan kaum fakir-miskin bisa memakan makanan yang lezat.
Allahumma Isyhad, saksikanlah yaa ALLAH, saksikanlah..." bibir Rasulullah berbisik lembut.


Sayyidatuna Fathimah tersadar kalau di luar pintu rumah, ayahandanya sedang berdiri tegak.


"Wahai Ayah, ada apa gerangan Ayah menangis...?" Rasulullah tak tahan mendengar pertanyaan itu.
Setengah berlari ia memeluk putri kesayangannya sambil berkata, "Syurga untukmu wahai putriku.. Surga untukmu...!"


Demikianlah, menurut sahabat Ibnu Rafi'i, keluarga Rasulullah pada hari ‘Idul Fitri senantiasa menyantap makanan yg basi dan berbau apek..!


Sahabat Ibnu Rafi'i RA berkata, "Aku diperintahkan oleh Rasulullah agar tidak menceritakan tradisi keluarganya setiap 'Idhul Fitri. Aku pun simpan kisah itu dalam hatiku..
Namun, selepas Rasulullah wafat, aku takut dituduh menyembunyikan hadits, maka aku ceritakan agar jadi pelajaran bagi segenap kaum Muslimin.."
(Musnad Imam Ahmad, Jilid 2, Halaman 232).

Yaa Rasulullah, begitu mulianya hati baginda bersama keluarga..
Siapa gerangan yang tak malu..?
Siapa orangnya yang tak kelu..?
Kami di hari nan fitri, makanan kami lezat-lezat, makanan kami enak-enak.
Harus kami apakan diri ini, yaa Rasulullah...? Kami malu...

Yaa Rasulullah, teteskanlah kemuliaan jiwa baginda kepada kami, teteskan walau hanya setitik, agar jiwa kami semua tiada tandus dari kasih dan sayang.
Agar kami mampu mencintaimu dengan bukti, bukan hanya pengakuan belaka....

آمِيـنَ يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

اللهم صل على سيدنا و حبيبنا و شفيعنا و قرة أعيننا و مولانا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

رَبِّ فَانْفَعْنَا بِبَرْكَتِهِمْ ... وَاهْدِنَا الْحُسْنَى بِحُرْمَتهِمْ
Share:

0 comments:

Post a Comment

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan