Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Dr. KH. Abduh Al-Manar, M.Ag.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Irsyadiyah. Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

Pondok Pesantren Al-Irsyadiyah

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

PAUD Al-Irsyadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

MI Al-Irsyadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

MTS Al-Iryadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

Sunday, April 26, 2020

Ya Rasulullah


  1. Nabi Muhammad SAW dipanggil Ya Rasulullah sebagai penghormatan. Ini gelar beliau yang menunjukkan tugasnya pembawa risalah dakwah Islam. 
  2. Pantas dan layak beliau dikenal sebagai Al Amin, orang yang dapat dipercaya. Karena karakter Budi pekerti beliau sangat luhur bahkan sebelum diangkat sebagai Nabi dan Rasul.
  3. Mari kita perbanyak baca selawat Nabi sebagai bentuk perintah Allah dan memberikan pengakuan kerasulan dan kenabian yang agung.
  4. Siapa saja yang berselawat kepada ku(kata Nabi) maka akan sampai. Siapa yang berselawat kepada ku sekali maka akan dapat pahala sepuluh kali lipat.
  5. Siapa yang berselawat kepada ku maka Allah memberikan kebaikan sepuluh.
Jangan lupa klik Chanel YouTube nya semoga berkah berselawat. Terimakasih like dan subscribe nya.


Share:

Ramadhan Istimewa

Bulan Ramadhan istimebulan wa. Diantaranya: bulan Ramadhan Allah muliakan karena bulan diturunkannya Al-Qur'an. Bulan Ramadhan Allah muliakan karena bulan seribu bulan karena siapa saja yang beribadah di malam Lailatul Qadar pahalanya sama dengan seribu bulan atau 84 tahun lamanya.
Share:

Friday, April 24, 2020

Pola Makan Saat Ramadhan

Tahun ini kita memasuki bulan Ramadhan dalam kondisi Pandemi covid 19, tentu hal ini sangat tidak kita inginkan.
Maka yakinkanlah bahwa ibadah ini yg kita lakukan dg ikhlas dan mengharap ridho-Nya, karena Allah subhanahu wata'ala, Insya Allah hal ini justru akan membuat tubuh kita menjadi lebih prima, sehat, kuat dan imunitas kita makin baik.

Tentunya harus ada ikhtiar yang perlu kita lakukan untuk mendapatkan hal tersebut.
Selain niat yg tulus ikhlas karena Allah subhanahu wata'ala, juga pola makan yg baik dan sehat harus tetap dijaga, agar semua zat gizi yang diperlukan tubuh terpenuhi.

dr Laila Hayati, SpGK, memberikan tips
pola makan saat berpuasa yang mungkin sedikit berbeda dari sebelumnya, ada tambahan beberapa suplemen untuk menjaga imunitas selama masa Pandemi covid-19.

1. *Buka puasa:*
Kurma 3-5 biji + air putih hangat 1 gelas.
Atau:
Juice buah/buah potong+air putih 1 gelas
Atau:
Kue yang tidak digoreng + air putih dg madu 1 sendok.

2. *Setelah solat magrib*:
Makan komplit (nasi+lauk hewani+lauk nabati+ sayur)
Air putih hangat 1-2 gelas.
Beberapa vitamin yg diperlukan.

3. *Setelah Solat Tarawih:*
Buah 1-2 porsi
Madu 1 sendok
Habatussaudah 1 atau 2 capsul.
Air putih hangat 1-2 gelas.

4. *Saat Sahur:*
Makan komplit (nasi+ lauk hewani+lauk nabati+sayur))
Kurma 1-3 biji
Madu 1 sendok
Habatussaudah 1atau 2 capsul.
Air putih hangat 1-2 gelas.

5. *Istrirahat Yg Cukup Dan Olah Raga Minimal 30 Menit.*

*Note:*
Untuk Menjaga Imunitas Tubuh:
1. Kurangi menggoreng atau santan dalam proses memasak.

2. Hindari minuman bergula, bila ingin minuman manis, gula bisa diganti dengan madu.

3. Hindari minum air es saat berbuka dan sahur.

4. Minum air putih sesuai kebutuhan (1,5 - 2,5 liter per hari). Minumlah sesuai jadwal di atas atau dibagi dg porsi kecil (1/2 gelas tiap 30 menit, kecuali saat tidur.

5. Jagalah kebersihan diri, pakaian, tempat ibadah, makanan, minuman dan cuci makanan dengan baik sebelum dimasak.
Makanan dan minuman selalu tertutup.
Cuci tangan dengan sabun sebelum memasak dan setelahnya, serta setelah memegang apapun.

6. Istirahat yg cukup (tidur malam cepat dan bangun cepat lebih baik).

7. Lakukan olah raga ringan secara teratur (waktu olah raga lebih baik menjelang berbuka puasa, agar tubuh tdk dehidrasi terlalu lama).

8. Berpikir positif dan lebih santai.

9. Tidak keluar rumah bila tidak sangat diperlukan.

10. Selalu menggunakan masker bila berada diluar rumah.

11. Tetap jaga jarak sesuai anjuran.

12. Peduli terhadap orang sekitar yang membutuhkan pertolongan saat berbuka dan sahur.

13. Tetap bersedekah sesuai kemampuan.

14. Perbanyak berdoa minta pengampunan dosa dan terhindar dari bahaya (penyakit atau sesuatu yg tidak kita inginkan)

Hanya doa yang bisa mengubah takdir.
Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga Allah subhanahu wata'ala menerima semua amal ibadah kita.. Aamiin ya Rabbal Aalamiin.
Share:

Thursday, April 23, 2020

Amazing Ramadan


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ 

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa[QS Al-Baqarah :183 ].

Islam sangat menghargai orang-orang beriman karena ketaatannya kepada Allah dengan melaksanakan ibadah puasa maka Allah memberikan pahala yang luar biasa:

1. pahala kebaikan 10 kali lipat 70 kali lipat bahkan samapai 700 kali lipat sesuai kualitas amal kita
2. pahala puasa lebih banyak berkali kali lipat sesuai dengan kehendak Allah SWT
3. pahala ibadah sunnah diangap sama dengan ibadah wajib
4. siapa saja yang memohon ampunan Allah maka Allah ampuni dengan penuh kasih sayang karena kemuliaan Ramadhan.
5. pahala sedekah tumbuh dengan suburnya
6. pahala umrah luar biasa besarnya
7. meningkatkan hubungan siaturrahim sangat dianjurkan dan berpahala besar
8. memberikan makan dan minum orang berpuasa yang disebut takjil berpahala besar seperti orang yang mengerjakannya
9. pahala I’tikaf, berdiam diri di masjid
10. pahala tilawah Al-Qur’an
11. pahala berzikir dan berselewat kepada Rasullah SAW

Allah berikan semua pahala berlipat kali kepada orang-orang beriman karena mereka mengisi bulan Ramadhan semata-mata karena menghormati bulan Ramadhan dan terutama ikhlas karena Allah.
Semoga kita dapat meraih amazing Ramadhan

Share:

Saturday, April 18, 2020

Kita Bertanya Allah Menjawab

Ini sebuah ilustrasi ketika kita bertanya  maka Allah menjawab, begini kira kira: apa gerangan yang  sedang menimpa kami saat ini?
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan” (QS. Al-Baqarah : 155).

*Mengapakah kami harus diuji dengan wabah corona seperti ini?*
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al-Ankabut : 2)

*Untuk apa sesungguhnya ujian ini, ya Allah?*
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah; barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya”(QS. At-Taghabun :11)

*Namun, mengapa harus terjadi pada kami?*
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” (QS. Al-Ankabut : 3)

*Darimana datangnya musibah ini ya Allah?*
“Dari mana datangnya ini?” Katakanlah: “Itu dari dirimu sendiri” (QS. Ali Imran: 165).

*Tapi ya Allah, wabah ini sungguh buruk bagi kami….*
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 216)

*Telah sesak nafas kami, berat hidup kami, gara-gara wabah ini….*
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah : 286)

*Kami tidak bisa bekerja ya Allah, kami dikurung di rumah saja, kami tidak bisa berbuat apa-apa….*
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran : 139)

*Terkadang, wabah ini memberikan tekanan yang demikian dahsyat kepada kami. Rasanya kami telah menyerah kalah. Sebagian dari kami bahkan telah berputus asa.*
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf : 87)
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat” (QS. Al-Hijr: 56)

*Kami menjadi gelisah, tidak tenang, karena beban berat yang kami hadapi akibat wabah ini….*
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’du: 28).

*Di saat sempit seperti ini, masih adakah jalan keluar bagi kami? Masih adakah pintu rezeki untuk menyambung hidup kami ya Allah?*
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya” (QS. Ath-Thalaq: 4).

*Tapi, perusahaan sudah memotong gaji kami. Bahkan sebagian dari kami, sudah tidak memiliki pekerjaan lagi. Siapa yang akan memberikan rezeki kepada kami?*
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya” (QS. Hud: 6)

*Sudah lebih dari sebulan kami menjalani kebijakan Stay At Home. Rasanya sudah tidak kuat untuk terus menerus dikurung di dalam rumah. Lelah ya Allah. Sungguh kami tidak tahu, sampai kapan suasana ini….*
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran : 200)

*Mengapa Engkau menyuruh kami untuk bersabar?*
“Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS. Ali Imran : 146)

*Adakah balasan atas kesabaran kami ya Allah?*
“Sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan” (QS. An-Nahl : 96)

*Alhamdulillah. Seberapa banyakkah pahala yang akan Engkau berikan kami?*
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. Az-Zumar : 10)

*Subahanallah… Lalu bagaimana nasib kami kelak di akhirat ya Allah?*
“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (surga), (sambil mengucapkan) ‘SeLamat untuk kalian atas kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (QS. Ar-Ra’du : 23-24)
*Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah. Sekarang kami tenang ya Allah. Kami ridha dengan ketentuan-Mu. Kami bersabar dengan ujian-Mu.*
“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya” (QS. Al-Bayyinah : 8)
“Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar” (QS. At-Taubah : 72).
Share:

Hadis Keutamaan Puasa Ramadhan

Berikut ini beberapa hadits yang menerangkan keutamaan berpuasa dan beramal di bulan Ramadhan. Semoga Allah menjadikan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.

Keutamaan Berpuasa Ramadhan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah berfirman:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ

“Semua amal anak Adam untuknya selain puasa, puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya.” (sampai di sinilah hadits qudsinya). Puasa itu perisai, maka jika kamu sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan berteriak-teriak. Jika ada yang memaki atau mengajak bertengkar, katakanlah, “Saya sedang puasa”, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi (Allah) yang nyawa Muhammad di Tangan-Nya, sungguh bau mulut  orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wangi kesturi. Bagi orang  yang berpuasa ada dua kegembiraan; kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya dengan puasanya itu.” (HR. Bukhari dan Muslim, lafaz ini adalah lafaz Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari, Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَتَاكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِيْنِ فِيْهِ لَيْلَةٌ هِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرُهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, di mana Allah mewajibkan puasa di bulan itu kepada kamu. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan durhaka dibelenggu. Di bulan itu terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa dihalangi mendapatkan kebaikannya, maka ia telah terhalangi.” (HR. Ahmad, Nasa’i, dan Baihaqi dalam Syu’abul Iman)

Tentang dibelenggu setan-setan, Al Mundziriy dalam At Targhib wat Tarhib berkata, “Bisa maksudnya bahwa para setan tidak bisa mengacaukan manusia secara murni, tidak seperti  di bulan lainnya karena kaum muslimin sibuk berpuasa yang dapat mengalahkan syahwat, demikian juga sibuk membaca Alquran dan menjalankan ibadah lainnya.”

Ancaman Meninggalkan Puasa Ramadhan

Abu Umamah Al Bahiliy radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ أَتَانِيْ رَجُلاَنِ فَأَخَذَا بِضَبُعِيْ فَأَتَيَا بِي جَبَلًا وَعْرًا فَقَالاَ اِصْعَدْ فَقُلْتُ إِنِّيْ لاَ أُطِيْقُهُ فَقَالاَ إِنَّا سَنُسَهِّلُهُ لَكَ فَصَعِدْتُ حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِي سَوَاءِ الْجَبَلِ إِذَا بِأَصْوَاتٍ شَدِيْدَةٍ قُلْتُ مَا هَذِهِ اْلأَصْوَاتُ قَالُوْا هَذَا عَوَاءُ أَهْلِ النَّارِ ثُمَّ انْطَلَقَ بِيْ فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلِّقِيْنَ بِعَرَاقِيْبِهِمْ مُشَقَّقَّةً أَشْدَاقُهُمْ تَسِيْلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا قَالَ قُلْتُ مَنْ هَؤُلاَءِ قَالاَ الَّذِيْنَ يُفْطِرُوْنَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ

“Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua orang yang menghampiriku dan memegang  lenganku, kemudian membawaku ke sebuah gunung yang sulit didaki. Keduanya berkata, “Naiklah” aku berkata, “Aku tidak sanggup mendaki.” Keduanya berkata, “Kami akan memudahkannya untukmu.” Maka aku pun naik. Ketika aku telah berada di tengah gunung tiba-tiba terdengar suara keras. Aku bertanya, “Suara apa ini?” Mereka menjawab, “Ini adalah longlongan penghuni neraka.” Lalu aku diajak berjalan, tiba-tiba aku bertemu dengan beberapa orang yang menggantungkan urat kakinya, sedangkan rahang mereka robek mengucurkan darah. Aku pun bertanya, “Siapakah mereka?” Keduanya menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum tiba waktunya.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam kedua shahihnya.)

Ancaman Tetap Bermaksiat di Bulan Ramadhan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ لمَ ْيَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْس ِللهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak mau meninggalkan kata-kata dusta dan beramal dengannya, maka Allah tidak lagi butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari)

Anjuran Makan Sahur

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً » .

“Bersahurlah, karena dalam makan sahur ada keberkahan.” (HR. Bukhari-Muslim)

اَلسَّحُوْرُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوْهُ وَ لَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ  .

“Makan sahur itu berkah, maka jangan kamu tinggalkan meskipun hanya meminum seteguk air, karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur.” (HR. Ahmad)

Amr bin Maimun berkata, “Para sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling menyegerakan berbuka dan menunda makan sahur.” (HR. Baihaqi dengan sanad yang sahih)

Anjuran Berdoa Ketika Berpuasa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ  :  دَعْوَةُ الصَّائِمِ وَ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَ دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

“Ada tiga doa mustajab: doa orang yang berpuasa, doa orang yang dianiaya dan doa musafir.” (HR. Al ‘Uqaili dan Baihaqi dalam Syu’abul Iman)

Makan dan Minum Karena Lupa Ketika Berpuasa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَكَلَ نَاسِياً وَهْوَ صَائِمٌ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ ، فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ

“Barangsiapa makan karena lupa, sedangkan ia dalam keadaan puasa, maka lanjutkanlah puasanya, karena sesungguhnya Allah memberinya makan dan minum.” (HR. Bukhari)

Anjuran Menyegerakan Berbuka 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

« لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ » .

“Manusia senantiasa dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Anjuran Mengawali Berbuka Dengan Kurma, atau Dengan Air Jika Tidak Ada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا فَلْيُفْطِرْ عَلَى التَّمْرِ فَإِنْ لَمْ يَجِدِ

>التَّمْرَ فَعَلَى الْمَاءِ فَإِنَّ الْمَاءَ طَهُوْرٌ

“Jika salah seorang di antara kamu berpuasa, maka berbukalah dengan kurma. Jika tidak mendapatkan kurma, maka dengan air, karena air itu pembersih.” (HR. Abu Dawud, Hakim dan Baihaqi)

Doa Berbuka Puasa

Ibnu Umar berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berbuka mengucapkan:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَ اْبتَلَّتِ اْلعُرُوْقُ وَ ثَبَتَ اْلاَ جْرُ اِنْ شَاء َاللهُ

“Telah hilang rasa haus, telah basah tenggorokan dan semoga pahala tetap didapat Insya Allah.” (Hasan, HR. Abu Dawud dan Nasa’i)

Keutamaan Melakukan Shalat Tarawih Bersama Imam Hingga Selesai

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ اْلِإمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ

“Sesungguhnya Barangsiapa melakukan qiyamullail bersama imam hingga selesai, maka akan dicatat shalat semalam suntuk.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)

Anjuran Bersedekah di Bulan Ramadhan dan Memperbanyak Membaca Alquran

Dari Ibnu Abbas ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Kedermawanan Beliau lebih nampak lagi di bulan Ramadhan ketika ditemui oleh Jibril. Jibril biasa menemui Beliau di setiap malam bulan Ramadhan lalu Beliau bertadarus Alquran dengannya. Sungguh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan terhadap kebaikan melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يُنْقَصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Barangsiapa memberi makan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala orang yang berpuasa itu tanpa dikurangi sedikit pun dari pahala orang yuang berpuasa itu.” (HR. Ahmad, Tirmidzi )

Keutamaan berumrah di bulan Ramadhan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada seorang wanita Anshar:

فَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِى فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً

“Ketika tiba bulan Ramadhan berumrahlah, karena berumrah di bulan Ramadhan sama seperti hajji.” (HR. Bukhari-Muslim)

Mempergiat Ibadah Ketika Bulan Ramadhan Hampir Selesai

عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ .

Dari Aisyah  radhiyallahu ‘anha ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki sepuluh (terakhir bulan Ramadhan), menghidupkan malamnya, membangungkan keluarganya, serius beribadah dan mengencangkan sarungnya.” (HR., Muslim)

Anjuran Beri’tikaf di Bulan Ramadhan

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ : كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ عَشْرَةَ أَيَّامٍ ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِى قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْماً .

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf selama sepuluh hari pada setiap bulan Ramadhan. Namun pada tahun di mana Beliau akan wafat, Beliau melakukannya selama dua puluh hari.” (HR. Bukhari)
Share:

Thursday, April 16, 2020

Sebuah Renungan; "Kebohongan"

Kisah, Abu Nawas berjalan di tengah pasar, sambil melihat ke dalam topinya, lalu tersenyum bahagia. Orang-orang pun heran, lalu bertanya;

“Wahai saudaraku Abu Nawas apa gerangan yang engkau lihat ke dalam topimu yang membuatmu tersenyum bahagia?”

“Aku sedang melihat surga yang dihiasi barisan bidadari.” Kata Abu Nawas dengan ekspresi meyakinkan.

“Coba aku lihat?” Kata salah seorang yang penasaran melihat tingkah Abu Nawas.

“Tapi saya tidak yakin kamu bisa melihat seperti apa yang saya lihat.” Kata Abu Nawas.

“Mengapa?” Tanya orang-orang di sekitar Abu Nawas yang serempak, karena sama-sama semakin penasaran.

“Karena hanya orang beriman dan sholeh saja, yang bisa melihat surga dengan bidadarinya di topi ini.” Kata Abu Nawas meyakinkan.

Salah seorang mendekat, lalu berkata; “Coba aku lihat.”

“Silahkan” kata Abu Nawas”

Orang itu pun bersegera melihat ke dalam topi, lalu sejenak menatap ke arah Abu Nawas, kemudian menengok ke orang di sekelilingnya.

“Benar kamu, Aku melihat surga di topi ini dan juga bidadari. Subhanallah!” Kata orang itu berteriak.

Orang-orang pun heboh ingin menyaksikan surga dan bidadari di dalam topi Abu Nawas, tetapi Abu Nawas mewanti-wanti, bahwa hanya orang beriman yang bisa melihatnya, tetapi tidak bagi yang kafir.

Dari sekian banyak yang melihat ke dalam topi, banyak yang mengaku melihat surga dan bidadari tetapi ada beberapa di antaranya yang tidak melihat sama sekali, dan berkesimpulan Abu Nawas telah berbohong. Mereka pun melaporkan Abu Nawas ke Raja, dengan tuduhan telah menebarkan kebohongan di tengah masyarakat.

Akhirnya, Abu Nawas dipanggil menghadap Raja untuk diadili.

“Benarkah di dalam topimu bisa terlihat surga dengan bidadarinya?”

“Benar paduka Raja, tetapi hanya orang beriman dan sholeh saja yang bisa melihatnya. Sementara yang tidak bisa melihatnya, berarti dia belum beriman dan masih kafir. Kalau paduka Raja mau menyaksikannya sendiri, silahkan..” Kata Abu Nawas.

“Baiklah, kalau begitu saya mau menyaksikannya sendiri.” Kata Raja. Tentu, Raja tidak melihat surga apalagi bidadari di dalam Topi Abu Nawas. Tapi Raja lalu berpikir, kalau ia mengatakan tidak melihat surga dan bidadari, berarti ia termasuk tidak beriman.

Akibatnya bisa merusak reputasinya sebagai Raja. Maka, Raja itu pun berteriak girang: “Engkau benar Abu Nawas aku menyaksikan surga dan bidadari di dalam topimu.

Rakyat yang menyaksikan reaksi Rajanya itu, lalu diam seribu bahasa dan tak ada lagi yang berani membantah Abu Nawas. Mereka takut berbeda dengan Raja, karena khawatir dianggap dan di cap kafir atau belum beriman.

Akhirnya, konspirasi kebohongan yang ditebar oleh Abu Nawas, mendapat legitimasi dari Raja. Boleh jadi, dalam hati, Abu Nawas tertawa sinis sambil bergumam; beginilah akibatnya kalau ketakutan sudah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan pun akan merajalela.

Ketika keberanian lenyap dan ketakutan telah menenggelamkan kejujuran, maka kebohongan akan melenggang kangkung sebagai sesuatu yang “benar.”

Ketakutan untuk berbicara jujur, juga karena faktor gengsi. Gengsi dianggap belum beriman, atau dengan alibi/alasan lainnya. Padahal, label gengsi itu hanyalah rekayasa opini publik yang dipenuh kebohongan.

Kepercayaan diri sebagai pribadi yang mandiri untuk berkomitmen pada kebenaran berdasarkan prinsip kejujuran, telah dirontokkan oleh kekhawatiran label status yang sesungguhnya sangat subyektif dan semu. Kecerdikan konspirasi (kebohongan) opini publik Abu Nawas, telah menumbangkan kebenaran dan kejujuran.

Akhirnya, kecerdasan tanpa kejujuran dan keberanian, takluk di bawah kecerdikan yang dilakonkan dengan penuh keberanian dan kepercayaan diri meski pun itu adalah kebohongan yang nyata.

Kasus legitimasi kebohongan versi Abu Nawas, bisa saja telah terjadi disekitar kita. Tentu, dengan aneka versinya.

Selamat menjalankan aktivitas dengan jujur
Share:

Tuesday, April 14, 2020

Doa Penangkal Wabah

بسم الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين
اللهم إن كان هذا الوباء والبلاء ذنبا ارتكبناه أو ظلما ظلمناه أو فرضا تركناه أو نفلا ضيعناه أو عصيانا فعلناه أو نهيا اتيناه أو بصرا اطلقناه فإنا تائبون إليك منه، ونادمون إليك عليه فتب علينا يا رباه.
*Allahumma in kaana hadzal wabaa wal balaa dzanban irtakabnaahu aw zhulman zholamnaahu, aw fardhan taraknaahu aw naflan dhoyya'naahu aw 'ishyaanun fa'alnaahu aw nahyan atainaahu aw bashran athlaqnaahu fainnaa taaibuuna ilaika minhu wa naadimuuna ilaika alaihi Fatub alainaa ya Rabbaah*

_Ya Allah sekiranya wabah dan bala ini disebabkan dosa yg kami lakukan, kedzaliman yg kami perbuat, kewajiban yg kami tinggalkan, sunnah yg kami abaikan, maksiat dan larangan yg kami langgar, dan pandangan yg tidak terjaga, kami bertaubat ya Allah, kami menyesal ya Allah, terimalah taubat kami_

اللهم ابعد الوباء عن أهل بيتي و عن أحبتي و عن أصحابي و جيراني و كل من رأيت منهم خيرا و كل من رأيت منهم سوءا و احفظ كل خلقك بعينك التي لا تنام
*Allahumma ab'id al wabaa 'an ahli baiti wa 'an ahibbati wa 'an ashhaabi wa jiirani wa Kullu man raaita minhum khairan wa Kullu man raaita minhum suu'an wa ihfazh kulla kholqika bi 'Ainika allati laa tanaam*

_Ya Allah jauhkanlah wabah ini dari keluarga kami, orang-orang yg kami sayangi, teman-teman kami, tetangga-tetangga kami, dan untuk semua orang yg baik dan yg buruk dalam pandanganMu.. lindungilah semua makhlukMu dgn penglihatanMu yg tidak pernah tidur._

اللهم نستودعك انفسنا واهلينا وبلادنا فاحفظنا بحفظك ياحفيظ وانت خير الحافظين.
*Allahumma nastaudi'uka anfusanaa wa ahliina wa bilaadinaa, fahfazhnaa bi hifzhika ya hafiizh wa Anta Khairul haafizhiin*

_Ya Allah kami menitipkan kepadaMu diri kami, keluarga kami, negeri kami, lindungilah kami semua dgn perlindunganMu wahai Dzat yg Maha Pelindung dan Engkaulah sebaik-baiknya pelindung._

Aamiin ya Robbal alaamiin
Share:

Wednesday, April 8, 2020

Doa Nishfu Sya'ban


Di malam nisfu Sya’ban kita berdoa kepada Allah untuk panjang umur, murah rezeki, dan tetap iman. Kita juga biasanya membaca 3 kali Surat Yasin di sela doa tersebut. Sayyid Utsman bin Yahya menyebutkan doa berikut ini yang dibaca saat malam nisfu Sya’ban.   

اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ.   اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ 

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn. Artinya, “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.” Doa ini tertera dalam Kitab Maslakul Akyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya, (Lihat Sayid Utsman, Maslakul Akhyar, [Jakarta, Al-Aidrus: tanpa catatan tahun], halaman 78-80).

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/89717/doa-malam-nisfu-syaban
Share:

Thursday, April 2, 2020

Nasihat Imam Syafi'i

Nasihat. Agama adalah nasihat. Nasihat selalu berguna bagi orang orang mukmin. Berikut ini beberapa nasihat dari Imam Syafi'i :

1. "Bila kau tak mau merasakan lelahnya belajar, maka kau akan menanggung pahitnya kebodohan"

2. "Jangan cintai orang yg tidak mencintai Allah, kalau Allah saja ia tinggalkan, apalagi kamu"

3. "Barangsiapa yang menginginkan husnul khatimah, hendaklah ia selalu bersangka baik dengan manusia"

4. "Doa disaat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran"

5. "Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat"

6. "Siapa yang menasehatimu secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar menasehatimu. Siapa yang menasehatimu di khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu"

7. "Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafan sedang di tenun"

8. "Jadikan akhirat dihatimu, dunia ditanganmu dan kematian dipelupuk matamu"

9. "Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, diamku dari orang hina adalah suatu jawaban. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban, tetapi tidak pantas bagi singa meladeni anjing"

10. "Amalan yang paling berat diamalkan Ada 3 (tiga). 1. Dermawan saat yang dimiliki sedikit. 2. Menghindari maksiat saat sunyi tiada siapa-siapa. 3. Menyampaikan kata-kata yang benar dihadapan orang diharap atau ditakuti"

11. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kemeralatannya, sehingga orang lain menyangka bahwa dia berkecukupan karena dia tidak pernah meminta"

12. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan amarah, sehingga orang lain mengira bahwa ia merasa ridha"

13. "Orang yang hebat adalah orang yang memiliki kemampuan menyembunyikan kesusahan, sehingga orang lain mengira bahwa ia selalu senang"

14. "Apabila engkau memiliki seorang sahabat yg membantumu dalam ketaatan kepda Allah, maka genggam eratlah ia, jangan engkau lepaskan. Karena mendapatkan seorang sahabat yang baik adalah perkara yang sulit, sedangkan melepaskannya adalah perkara yang mudah" .

Semoga menjadi nasihat yang baik dan bijak untuk direnungkan dan dilaksanakan oleh kita semua.
Share:

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan