أَقْسَامُ الْكَلِمَةُ
PEMBAGIAN KATA
Semua bahasa manusia tersusun dari
tiga komponen dasar yaitu:
1. Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".
1. Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".
Contoh: م - س
- ج - د
2. Susunan huruf yang memiliki arti
tertentu yang disebut "kata".
Contoh: مَسْجِدٌ
(= masjid)
3. Rangkaian kata yang mengandung
pikiran yang lengkap yang disebut "kalimat".
Contoh: أُصَلِّيْ
فِي الْمَسْجِدِ (= saya shalat di
masjid)
Dalam tata bahasa Arab,
"kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar:
1. ISIM ( اِسْم ) atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)
1. ISIM ( اِسْم ) atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)
2. FI'IL ( فِعْل ) atau "kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ (= saya shalat)
3. HARF ( حَرْف ) atau "kata tugas". Contoh: فِيْ (= di, dalam)
اِسْم
عَلَمُ
ISIM 'ALAM (Kata Benda Nama)
ISIM 'ALAM (Kata Benda Nama)
Dalam golongan Isim, ada yang
disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari seseorang atau
sesuatu. Di bawah ini beberapa contoh Isim 'Alam (nama), bacalah dengan suara
nyaring dan jelas satu persatu:
مُحَمَّد - آدَم - إِدْرِيْس - نُوْح - إِبْرَاهِيْم -
إِسْمَاعِيْل - إِسْحَاق - يَعْقُوْب - يُوْسُف - مُوْسَى - سُلَيْمَان - يُوْنُس
- عِيْسَى - مَرْيَم - خَدِيْجَة - عَائِشَة - فَاطِمَة - عُمَر - عُثْمَان -
جِبْرِيْل - مِيْكَال - لُقْمَان - زَيْد - فِرْعَوْن - قَارُوْن - إِبْلِيْس -
عِفْرِيْت - مَكَّة - مَدِيْنَة
مُذَكَّر - مُؤَنَّث
MUDZAKKAR (Laki-laki) - MUANNATS (Perempuan)
Dalam tata bahasa Arab, dikenal
adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats
(perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya
(untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara
bahasa saja (untuk benda dan lain-lain).
Dari segi bentuknya, Isim Muannats
biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:
a) Ta Marbuthah ( ة ). Misalnya: فَاطِمَة (=Fathimah), مَدْرَسَة (=sekolah) b) Alif Maqshurah ( ى ). Misalnya: سَلْمَى (=Salma), حَلْوَى (=manisan) c) Alif Mamdudah ( اء ). Misalnya: أَسْمَاء (=Asma'), سَمْرَاء (=pirang)
Namun adapula Isim Muannats yang
tidak menggunakan tanda-tanda di atas.
Misalnya: رِيْحٌ (= angin), نَفْسٌ (= jiwa, diri), شَمْسٌ (= matahari)
Bahkan ada pula beberapa Isim
Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah.
Contoh: حَمْزَة (= Hamzah), طَلْحَة (= Thalhah), مُعَاوِيَة (= Muawiyah) |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
مُفْرَد - مُثَنَّى - جَمْع
MUFRAD (Tunggal) - MUTSANNA (Dual) - JAMAK
Dari segi bilangannya,
bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:
1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata
benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua. 3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.
Isim Mutsanna (Dual) bentuknya
selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( نِ ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:
Adapun Isim Jamak, dari segi
bentuknya terbagi dua macam:
1. JAMAK SALIM ( جمْع سَالِم ) yang bentuknya beraturan:
2. JAMAK TAKSIR (جَمْع تَكْسِيْر ) yang bentuknya tidak beraturan:
|
اِسْم
إِشَارَة
ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk)
ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk)
Untuk lebih memahami penggunaan
Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan Jamak dalam pengelompokan
Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk dan Isim
Maushul atau Kata Sambung.
Pertama, Isim Isyarah. Pada
dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:
1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk
untuk yang dekat: هَذَا (=ini).
Contoh dalam kalimat: هَذَا كِتَابٌ (= ini sebuah buku)
2) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ (=itu).
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ (= itu sebuah buku)
Contoh dalam kalimat: هَذَا كِتَابٌ (= ini sebuah buku)
2) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ (=itu).
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ (= itu sebuah buku)
Bila Isim Isyarah itu menunjuk
kepada Isim Muannats maka:
1) هَذَا
menjadi: هَذِهِ (=ini). Contoh: هَذِهِ
مَجَلَّةٌ
(= ini sebuah majalah)
2) ذَلِكَ menjadi:
تِلْكَ (=itu).
Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (= itu sebuah
majalah)
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu
adalah Mutsanna (Dual), maka:
1) هَذَا menjadi
هَذَانِ.
Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (=
ini dua buah buku)
2) هَذِهِ menjadi
هَتَانِ.
Contoh: هَتَانِ مَجَلَّتَانِ (= ini dua buah
majalah)
3) ذَلِكَ menjadi
ذَانِكَ.
Contoh: ذَانِكَ كِتَابَانِ (= itu dua buah
buku)
4) تِلْكَ menjadi
تَانِكَ.
Contoh: تَانِكَ مَجَلَّتَانِ (= itu dua buah
majalah)
Sedangkan bila Isim yang ditunjuk
itu adalah Jamak (lebih dari dua), maka baik Mudzakkar maupun Muannats,
semuanya menggunakan: هَؤُلاَءِ (=
ini) untuk menunjuk yang dekat; dan أُلَئِكَ (= itu) untuk
menunjuk yang jauh. Contoh:
هَؤُلاَءِ كُتُبٌ
|
أُلَئِكَ كُتُبٌ
|
(= ini adalah buku-buku)
|
(= itu adalah buku-buku)
|
هَؤُلاَءِ مَجَلاَّتٌ
|
أُلَئِكَ مَجَلاَتٌ
|
(= ini adalah
majalah-majalah)
|
(= itu adalah majalah-majalah)
|
اِسْم
مَوْصُوْل
ISIM MAUSHUL (Kata Sambung)
ISIM MAUSHUL (Kata Sambung)
Isim Maushul (Kata Sambung) adalah
Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran
menjadi satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini diwakili
oleh kata: "yang".
Bentuk asal/dasar dari Isim Maushul
adalah: الَّذِيْ
(=yang). Perhatikan contoh penggunaan Isim
Maushul dalam menggabungkan dua kalimat di bawah ini:
Kalimat I
|
جَاءَ الْمُدَرِّسُ
|
= datang guru itu
|
Kalimat II
|
اَلْمُدَرِّسُ يَدْرُسُ الْفِقْهَ
|
= guru itu mengajar Fiqh
|
Kalimat III
|
جَاءَ الْمُدَرِّسُ الَّذِيْ
يَدْرُسُ الْفِقْهَ
|
= datang guru yang mengajar Fiqh
|
Kalimat III menghubungkan Kalimat I
dan II dengan Isim Maushul: الَّذِيْ
Bila Isim Maushul itu dipakai untuk
Muannats maka: الَّذِيْ
menjadi: الَّتِيْ
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَةُ الَّتِيْ تَدْرُسُ
الْفِقْهَ
|
= datang guru (pr) yang mengajar
Fiqh itu
|
Bila Isim Maushul itu digunakan
untuk Mutsanna (Dual) maka:
1) الَّذِيْ
menjadi: الَّذَانِ
sedangkan الَّتِيْ menjadi: الَّتَانِ
جَاءَ الْمُدَرِّسَانِ الَّذَانِ
يَدْرُسَانِ الْفِقْهَ
|
= datang dua orang guru (lk) yang
mengajar Fiqh itu
|
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَتَانِ الَّتَانِ تَدْرُسَانِ
الْفِقْهَ
|
= datang dua orang guru (pr) yang
mengajar Fiqh
|
Bila Isim Maushul itu dipakai untuk
Jamak maka:
1) الَّذِيْ menjadi: الَّذِيْنَ sedangkan:
الَّتِيْ
menjadi: اللاَّتِيْ/اللاَّئِيْ
جَاءَ الْمُدَرِّسُوْنَ الَّذِيْنَ يَدْرُسُوْنَ
الْفِقْهَ
|
= datang guru-guru (lk) yang
mengajar Fiqh itu
|
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَاتُ اللاَّتِيْ يَدْرُسْنَ
الْفِقْهَ
|
= datang guru-guru (pr) yang
mengajar Fiqh itu
|
ضَمِيْر
DHAMIR (Kata Ganti)
Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk
menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok
benda/orang. Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah.DHAMIR (Kata Ganti)
Contoh:
أَحْمَدُ يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ = Ahmad menyayangi anak-anak
هُوَ يَرْحَمُهُمْ = Dia menyayangi mereka
Pada contoh di atas, kata أَحْمَدُ diganti dengan هُوَ (=dia), sedangkan الأَوْلاَد (=anak-anak) diganti dengan هُمْ (=mereka).
Kata هُوَ dan هُمْ dinamakan Dhamir atau Kata Ganti.
Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
1) DHAMIR RAFA' ( ضَمِيْر رَفْع ) yang berfungsi sebagai Subjek.
2) DHAMIR NASHAB ( ضَمِيْر نَصْب ) yang berfungsi sebagai Objek.
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat.
Dalam kalimat: هُوَ
يَرْحَمُهُمْ (= Dia
menyayangi mereka):
- Kata هُوَ (=dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan:
- Kata هُوَ (=dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan:
ضَمِيْر
رَفْع
DHAMIR RAFA' (Kata Ganti Subjek)
DHAMIR RAFA' (Kata Ganti Subjek)
Semua Dhamir dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam:
1. MUTAKALLIM ( مُتَكَلِّم ) atau pembicara (orang pertama).
a) Mufrad: أَنَا (= aku, saya) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
b) Mutsanna/Jamak: نَحْنُ (= kami, kita) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
a) Mufrad: أَنَا (= aku, saya) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
b) Mutsanna/Jamak: نَحْنُ (= kami, kita) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
2. MUKHATHAB ( مُخَاطَب ) atau lawan bicara (orang kedua). Terdiri
dari:
a) Mufrad: أَنْتَ (= engkau) untuk Mudzakkar dan أَنْتِ untuk Muannats.
b) Mutsanna: أَنْتُمَا (= kamu berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: أَنْتُمْ (= kalian) untuk Mudzakkar dan أَنْتُنَّ untuk Muannats.
a) Mufrad: أَنْتَ (= engkau) untuk Mudzakkar dan أَنْتِ untuk Muannats.
b) Mutsanna: أَنْتُمَا (= kamu berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: أَنْتُمْ (= kalian) untuk Mudzakkar dan أَنْتُنَّ untuk Muannats.
3. GHAIB ( غَائِب ) atau tidak berada di tempat (orang
ketiga). Terdiri dari:
a) Mufrad: هُوَ (= dia) untuk Mudzakkar dan هِيَ untuk Muannats.
b) Mutsanna: هُمَا (= mereka berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: هُمْ (= mereka) untuk Mudzakkar dan هُنَّ untuk Muannats.
a) Mufrad: هُوَ (= dia) untuk Mudzakkar dan هِيَ untuk Muannats.
b) Mutsanna: هُمَا (= mereka berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: هُمْ (= mereka) untuk Mudzakkar dan هُنَّ untuk Muannats.
ضَمِيْر
نَصْب
DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek)
DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek)
Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk
lain) dari Dhamir Rafa' yang terdiri dari:
Dhamir
Rafa'
|
Dhamir
Nashab
|
Dhamir
Rafa'
|
Dhamir
Nashab
|
|
أَنَا
|
ي
|
أَنْتُنَّ
|
كُنَّ
|
|
نَحْنُ
|
نَا
|
هُوَ
|
هُ
|
|
أَنْتَ
|
كَ
|
هِيَ
|
هَا
|
|
أَنْتِ
|
كِ
|
هُمَا
|
هُمَا
|
|
أَنْتُمَا
|
كُمَا
|
هُمْ
|
هُمْ
|
|
أَنْتُمْ
|
كُمْ
|
هُنَّ
|
هُنَّ
|
Dhamir Nashab berfungsi sebagai
objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan kata lain dalam suatu
kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun Harf.
1) Contoh Dhamir Nashab yang terikat
dengan Isim dalam kalimat:
أَنَا مُسْلِمٌ، دِيْنِيَ
اْلإِسْلاَمُ
|
= saya seorang muslim, agamaku
Islam
|
نَحْنُ مُسْلِمُوْنَ، دِيْنُنَا
اْلإِسْلاَمُ
|
= kami orang-orang muslim, agama
kami Islam
|
أَنْتَ مُسْلِمٌ، دِيْنُكَ
اْلإِسْلاَمُ
|
= engkau (lk) seorang muslim, agamamu
Islam
|
أَنْتِ مُسْلِمَةٌ، دِيْنُكِ
اْلإِسْلاَمُ
|
= engkau (pr) seorang muslim, agamamu
Islam
|
2) Contoh Dhamir Nashab yang terikat
dengan Fi'il dalam kalimat:
أَنْتُمَا مُسْلَمَانِ، اَللهُ يَرْحَمُكُمَا
|
= kamu berdua adalah muslim, Allah
merahmati kamu berdua
|
أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، اَللهُ يَرْحَمُكُمْ
|
= kalian (lk) adalah muslimun,
Allah merahmati kalian
|
أَنْتُنَّ مُسْلِمَاتٌ، اَللهُ يَرْحَمُكُنَّ
|
= kalian (pr) adalah muslimat,
Allah merahmati kalian
|
هُوَ مُسْلِمٌ، اَللهُ يَرْحَمُهُ
|
= dia (lk) adalah muslim, Allah merahmatinya
|
3) Contoh Dhamir Nashab yang terikat
dengan Harf dalam kalimat:
هِيَ مُسْلِمَةٌ، عَلَيْهَا السَّلاَمُ
|
= dia (pr) adalah seorang
muslimah, atasnya keselamatan
|
هُمَا مُسْلِمَانِ، عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ
|
= mereka berdua adalah muslim, atas
mereka berdua keselamatan
|
هُمْ مُسْلِمُوْنَ، عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ
|
= mereka (lk) adalah muslimin, atas
mereka keselamatan
|
هُنَّ مُسْلِمَاتٌ، عَلَيْهِنَّ السَّلاَمُ
|
= mereka (pr) adalah muslimat, atas
mereka keselamatan
|
Gabungan Dhamir Nashab yang melekat
pada Isim akan membentuk Isim Ma'rifah dengan pola Mudhaf-Mudhaf Ilaih dimana
Isim di depannya merupakan Mudhaf sedang Dhamir Nashab di belakangnya merupakan
Mudhaf Ilaih.
بَيْتِيْ (=rumahku) --> بَيْتٌ
[Mudhaf] + ي [Mudhaf Ilaih]
كِتَابُكَ (=bukumu) --> كِتَابٌ [Mudhaf] + كَ [Mudhaf Ilaih]
مَدْرَسَتُهُمْ (=sekolah mereka) --> مَدْرَسَةٌ [Mudhaf] + هُمْ [Mudhaf Ilaih]
كِتَابُكَ (=bukumu) --> كِتَابٌ [Mudhaf] + كَ [Mudhaf Ilaih]
مَدْرَسَتُهُمْ (=sekolah mereka) --> مَدْرَسَةٌ [Mudhaf] + هُمْ [Mudhaf Ilaih]
0 comments:
Post a Comment