وَإِذۡ وَٰعَدۡنَا مُوسَىٰٓ أَرۡبَعِينَ لَيۡلَةٗ
ثُمَّ ٱتَّخَذۡتُمُ ٱلۡعِجۡلَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ وَأَنتُمۡ ظَٰلِمُونَ ثُمَّ
عَفَوۡنَا عَنكُم مِّنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ وَإِذۡ ءَاتَيۡنَا
مُوسَى ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡفُرۡقَانَ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ
لِقَوۡمِهِۦ يَٰقَوۡمِ إِنَّكُمۡ ظَلَمۡتُمۡ أَنفُسَكُم بِٱتِّخَاذِكُمُ ٱلۡعِجۡلَ
فَتُوبُوٓاْ إِلَىٰ بَارِئِكُمۡ فَٱقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ
لَّكُمۡ عِندَ بَارِئِكُمۡ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Ayat
51
Dan
(ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat
puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahanmu) sepeninggalnya dan
kamu adalah orang-orang yang zalim.
Setelah Bani Israil selamat dari cengkeraman Firaun, Nabi Musa as menerima perintah meninggalkan kaumnya selama 40 hari pergi ke gunung Tsur untuk mendapatkan tulisan-tulisan Taurat. Namun dalam waktu singkat ini ujian besar menimpa Bani Israel. Seorang lelaki licik bernama Samiri membuat sebuah patung anak sapi dari emas dan permata yang dapat mengeluarkan suara sapi, sehingga membuat takjub dan perhatian orang.
Samiri
mengajak orang-orang menyembah patung yang terbuat dari emas dan menakjubkan
ini. Kebanyakan orang yang menyaksikan keanehan ini mengikutinya. Dengan
perbuatan ini, mereka telah menzalimi diri mereka sendiri yang menyembah anak
sapi sebagai ganti menyembah Allah dan menzalimi Musa as. Nabi Musa as yang
menanggung sejumlah besar musibah untuk menyelamatkan mereka dariorang-orang
Firaun.
Sekembalinya Nabi Musa as dari gunung Tsur, orang-orang menyadari kehinaan perbuatan mereka. Allah dengan segala rahmat-Nya masih mengampuni dosa besar mereka, syirik
Dari ayat tadi terdapat dua poin
pelajaran yang dapat dipetik:
1. Menyendiri untuk sementara waktu
bagi para pemimpin ilahi merupakan perbuatan yang baik dengan tujuan beribadah
kepada Allah.
2. Angka 40 punya pengaruh dalam
menerima ilham atau wahyu ilahi.
Ayat ke 52
Kemudian
sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur.
Salah
satu rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-hambanya ialah tidak menghukum
mereka lantaran semata-mata melakukan perbuatan dosa. Namun memberi mereka
kesempatan, hingga mungkin mereka menyesali perbuatannya dan bertaubat. Pada
kejadian ini Allah juga mengampuni dosa syirik Bani Israil dan menyediakan
kesempatan agar mereka bersyukur atas nikmat kepemimpinan Musa as.
Dari ayat tadi terdapat empat poin
pelajaran yang dapat dipetik:
1.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus mengingat Hari Kiamat dan jangan
menjerumuskan diri dalam dosa lantaran teman atau demi memperoleh harta dan
kedudukan.Sebab pada hari itu tidak seorang pun bermanfaat dan tidak satu pun
pesan atau wasiat akan diterima, serta kekayaan dan kekuasaan duniawi tidak
dapat mencegah siksa Hari Kiamat.
2.
Para pemuda adalah sasaran pertama para tirani Firaunisme. Di dunia hari ini
pun kekuatan-kekuatan arogan menarik jiwa-raga para pemuda menuju kematian
dengan menyebarkan kerusakanmoral. Mereka menjadikan para wanita dan anak
perempuan sebagai tawanan syahwatlewat berbagai propaganda mereka di bidang
mode pakaian, tas, sepatu dan aneka ragam perlengkapan kecantikan.
3.
Kebebasan dari dominasi orang-orang zalim termasuk nikmat Allah yang besar, dan
orang-orang mukmin dalam jalan mencapai kebebasan ini harus berusaha. Bila
mereka berusaha, Allah pasti menurunkan bantuan-Nya.
4.
Para pemimpin ilahi memiliki peran penting dalam memberi petunjuk dan
kebahagiaan kepada masyarakat. Jika 40 hari ketiadaan Nabi Musa as menyiapkan
kesempatan bagi para penyeleweng untuk menarik orang-orang awam menyembah anak
sapi, maka apa jadinya, jika sepanjang sejarah Allah tidak mengutus seorang
Nabi pun?
Ayat ke 53
Dan
(ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan keterangan
yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.
Kalimat
"furqan" berarti pemisahan kebenaran dari kesalahan. Dan oleh karena
kita-kitab langit dan mukjizat yang dilakukan oleh para Nabi adalah sumber
penjelas kebenaran dan kebatilan, maka semua itu disebut "furqan".
Untuk memberi petunjuk kepada umat manusia, Allah mengirim kitab-kitab langit
dan para nabi pembimbing, serta mukjizat-mukjizat. Semua ini agar manusia dapat
membedakan antara ajaran yang benar dan ajaran yang sesat. Dengan demikian
Allah Swt telah menyempurnakan hujahnya atas manusia.
Dari
ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1.
Kitab-kitab langit penjelas kebenaran dan tolok ukur yang memisahkan kebenaran
dari kebatilan.
2.
Hujjah dari Allah sudah lengkap, tapi masyarakat terkadang tidak menerima
kebenaran akibat mengikuti hawa nafsu.
3.
Tujuan dari diturunkannya kitab-kitab langit adalah memberi petunjuk manusia.
Ayat ke 54
Dan
(ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Wahai kaumku,
sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan
anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu
dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang
menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Ketika
Nabi Musa as kembali dari gunung Thur setelah 40 hari, beliau melihat kaumnya
menyembah anak sapi. Menyaksikan itu beliau mengingatkan dua hal kepada mereka.
Pertama, beliau berkata kepada mereka, "Kalian telah menganiaya diri
sendiri dengan perbuatan ini. Kalian telah mengganti Allah dengan anak sapi
dengan demikian maka kalian telah menginjak-injak kehormatan serta kemuliaan
manusia."
Kedua,
beliau berkata, "Dosa yang kalian lakukan lebih besar dari dosa orang
kafir.Karena kalian mengetahui kebenaran dan telah beriman kepadanya, kemudian
kalian lepaskan ia dan menjadi kafir. Jadi kalian telah murtad sedangkan
hukuman bagi orang yang murtad ialah dibunuh. Walaupun Allah adalah manifestasi
rahmat dan cinta, tetapi sebagai mana seorang pendidik yang baik dan bermaksud
mulia, terkadangDia memberikan peringatan dan hukuman keras. Dengan demikian,
diharapkan manusia mengambil pelajaran dan tidak mempermainkan agama, juga
membersihkan pengaruh-pengaruh kotor dan buruk dari masyarakat.
Masalah
berpaling kepada penyembahan berhala dan penyembahan anak sapi, bukanlah
masalah remeh. Untuk itu dosa ini tidak dapat diampunia dengan sekali taubat.
Apa lagi yang demikian itu dilakukan oleh orang-orang yang sudah melihat
mukjizat dan nikmat yang besar dan telah beriman dengan itu semua.
Dari ayat tadi terdapat lima poin
pelajaran yang dapat dipetik:
1. Seorang muballig harus berusaha
mempersiapkan masyarakat menerima hukum-hukum ilahi dengan cinta.
2. Perbuatan syirik pada dasarkan
menzalimi diri sendiri.
3. Bila argumentasi dan dalil yang
dibawakan semakin banyak, kewajiban menjadi lebih berat dan melanggarnya akan
mendapat ganjaran yang berbahaya.
4. Hukum orang murtad adalah mati.
5.Kematian
dalam rahmat ilahi lebih baik ketimbang hidup dalam laknat ilahi
0 comments:
Post a Comment