Welcome Ramadhan, marhaban ya Ramadhan, bulan Ramadhan, bulan
puasa, bulan seribu bulan datang lagi menjumpai kita. Mari kita sambut dengan
suka cita, riang gembira. Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan Ramadhan:
Keutamaan Berpuasa Ramadhan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah
berfirman:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ
فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ
أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ
إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ
أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا
إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
“Semua amal anak Adam untuknya
selain puasa, puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya.” (sampai di
sinilah hadits qudsinya). Puasa itu perisai, maka jika kamu sedang berpuasa,
janganlah berkata kotor dan berteriak-teriak. Jika ada yang memaki atau
mengajak bertengkar, katakanlah, “Saya sedang puasa”, kemudian Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi (Allah) yang nyawa Muhammad di
Tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang
berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wangi kesturi. Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan;
kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya dengan
puasanya itu.” (HR. Bukhari dan Muslim, lafaz ini adalah lafaz Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَاناً وَاحْتِسَاباً
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap
pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari, Muslim,
dll)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَتَاكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ
فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ
فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِيْنِ فِيْهِ لَيْلَةٌ
هِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرُهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi,
di mana Allah mewajibkan puasa di bulan itu kepada kamu. Pada bulan itu
pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan durhaka
dibelenggu. Di bulan itu terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu
bulan. Barangsiapa dihalangi mendapatkan kebaikannya, maka ia telah
terhalangi.” (HR. Ahmad, Nasa’i, dan Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dishahihkan oleh
Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 55)
Tentang dibelenggu setan-setan, Al Mundziriy dalam At
Targhib wat Tarhib berkata, “Bisa maksudnya bahwa para setan tidak bisa
mengacaukan manusia secara murni, tidak seperti
di bulan lainnya karena kaum muslimin sibuk berpuasa yang dapat
mengalahkan syahwat, demikian juga sibuk membaca Alquran dan menjalankan ibadah
lainnya.”
Ancaman Meninggalkan Puasa Ramadhan
Abu Umamah Al Bahiliy radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ أَتَانِيْ رَجُلاَنِ
فَأَخَذَا بِضَبُعِيْ فَأَتَيَا بِي جَبَلًا وَعْرًا فَقَالاَ اِصْعَدْ فَقُلْتُ إِنِّيْ
لاَ أُطِيْقُهُ فَقَالاَ إِنَّا سَنُسَهِّلُهُ لَكَ فَصَعِدْتُ حَتَّى إِذَا كُنْتُ
فِي سَوَاءِ الْجَبَلِ إِذَا بِأَصْوَاتٍ شَدِيْدَةٍ قُلْتُ مَا هَذِهِ اْلأَصْوَاتُ
قَالُوْا هَذَا عَوَاءُ أَهْلِ النَّارِ ثُمَّ انْطَلَقَ بِيْ فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ
مُعَلِّقِيْنَ بِعَرَاقِيْبِهِمْ مُشَقَّقَّةً أَشْدَاقُهُمْ تَسِيْلُ أَشْدَاقُهُمْ
دَمًا قَالَ قُلْتُ مَنْ هَؤُلاَءِ قَالاَ الَّذِيْنَ يُفْطِرُوْنَ قَبْلَ تَحِلَّةِ
صَوْمِهِمْ
“Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua orang yang
menghampiriku dan memegang lenganku,
kemudian membawaku ke sebuah gunung yang sulit didaki. Keduanya berkata,
“Naiklah” aku berkata, “Aku tidak sanggup mendaki.” Keduanya berkata, “Kami
akan memudahkannya untukmu.” Maka aku pun naik. Ketika aku telah berada di
tengah gunung tiba-tiba terdengar suara keras. Aku bertanya, “Suara apa ini?”
Mereka menjawab, “Ini adalah longlongan penghuni neraka.” Lalu aku diajak
berjalan, tiba-tiba aku bertemu dengan beberapa orang yang menggantungkan urat
kakinya, sedangkan rahang mereka robek mengucurkan darah. Aku pun bertanya,
“Siapakah mereka?” Keduanya menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang berbuka
sebelum tiba waktunya.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam kedua
shahihnya, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihut Targhib no. 1005)
Ancaman maksiat di Bulan Ramadhan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
لمَ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْس للهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ
طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak mau meninggalkan kata-kata dusta dan
beramal dengannya, maka Allah tidak lagi butuh ia meninggalkan makan dan
minumnya.” (HR. Bukhari)
Makan Sahur
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً » .
“Bersahurlah, karena dalam makan sahur ada keberkahan.” (HR.
Bukhari-Muslim)
اَلسَّحُوْرُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوْهُ
وَ لَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ .
“Makan sahur itu berkah, maka jangan kamu tinggalkan
meskipun hanya meminum seteguk air, karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat
kepada orang-orang yang bersahur.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 3683)
Amr bin Maimun berkata, “Para sahabat Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling menyegerakan berbuka dan
menunda makan sahur.” (HR. Baihaqi dengan sanad yang sahih)
Catatan:
Batas akhir makan sahur adalah sampai terbit fajar, bukan
dengan imsak (lihat surat Al Baqarah: 187).
Berdoa Ketika Berpuasa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ : دَعْوَةُ
الصَّائِمِ وَ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَ دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
“Ada tiga doa mustajab: doa orang yang berpuasa, doa orang
yang dianiaya dan doa musafir.” (HR. Al ‘Uqaili dan Baihaqi dalam Syu’abul
Iman, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 3030)
Makan dan Minum Karena Lupa Saat Berpuasa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَكَلَ نَاسِياً وَهْوَ صَائِمٌ فَلْيُتِمَّ
صَوْمَهُ ، فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ
“Barangsiapa makan karena lupa, sedangkan ia dalam keadaan
puasa, maka lanjutkanlah puasanya, karena sesungguhnya Allah memberinya makan
dan minum.” (HR. Bukhari)
Menyegerakan Berbuka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ » .
“Manusia senantiasa dalam kebaikan, selama mereka
menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berbuka Dengan Kurma, atau Dengan Air
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا فَلْيُفْطِرْ
عَلَى التَّمْرِ فَإِنْ لَمْ يَجِدِ
>التَّمْرَ فَعَلَى الْمَاءِ فَإِنَّ الْمَاءَ طَهُوْرٌ
“Jika salah seorang di antara kamu berpuasa, maka berbukalah
dengan kurma. Jika tidak mendapatkan kurma, maka dengan air, karena air itu
pembersih.” (HR. Abu Dawud, Hakim dan Baihaqi, Shahihul Jaami’ no. 746)
Doa Berbuka Puasa
Ibnu Umar berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
apabila berbuka mengucapkan:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَ اْبتَلَّتِ اْلعُرُوْقُ
وَ ثَبَتَ اْلاَ جْرُ اِنْ شَاء اللهُ
“Telah hilang rasa haus, telah basah tenggorokan dan semoga
pahala tetap didapat Insya Allah.” (Hasan, HR. Abu Dawud dan Nasa’i)
Keutamaan Shalat Tarawih
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ اْلِإمَامِ حَتَّى
يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
“Sesungguhnya Barangsiapa melakukan qiyamullail bersama imam
hingga selesai, maka akan dicatat shalat semalam suntuk.” (HR. Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Ibnu Hibban, Shahihul Jaami’ no. 2417)
Bersedekah dan Memperbanyak Membaca Alquran
Dari Ibnu Abbas ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Kedermawanan Beliau lebih nampak
lagi di bulan Ramadhan ketika ditemui oleh Jibril. Jibril biasa menemui Beliau
di setiap malam bulan Ramadhan lalu Beliau bertadarus Alquran dengannya. Sungguh,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan terhadap kebaikan
melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ
أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يُنْقَصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Barangsiapa memberi makan untuk berbuka kepada orang yang
berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala orang yang berpuasa itu tanpa
dikurangi sedikit pun dari pahala orang yuang berpuasa itu.” (HR. Ahmad,
Tirmidzi, dll. Shahihul Jaami’ no. 6415)
Keutamaan berumrah di bulan Ramadhan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada
seorang wanita Anshar:
فَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِى فَإِنَّ
عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً
“Ketika tiba bulan Ramadhan berumrahlah, karena berumrah di
bulan Ramadhan sama seperti hajji.” (HR. Bukhari-Muslim)
Meningkatkan Ibadah Akhir Ramadhan
عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – قَالَتْ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ
وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ .
Dari Aisyah
radhiyallahu ‘anha ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
apabila memasuki sepuluh (terakhir bulan Ramadhan), menghidupkan malamnya,
membangungkan keluarganya, serius beribadah dan mengencangkan sarungnya.” (HR.,
Muslim)
Anjuran Beri’tikaf di Bulan Ramadhan
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه
– قَالَ : كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ عَشْرَةَ
أَيَّامٍ ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِى قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْماً .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf selama sepuluh hari pada setiap bulan
Ramadhan. Namun pada tahun di mana Beliau akan wafat, Beliau melakukannya
selama dua puluh hari.” (HR. Bukhari).
Sumber : Fiqhus Sunnah (Syaikh Sayyid Saabiq), Al Adzkaar
(Imam Nawawi),
0 comments:
Post a Comment