Rasulullah
memberikan jalan keluar kepada seorang pemuda berupa do’a, yang sekaligus
merupakan petunjuk kepada manusia tentang penyakit jiwa yang seharusnya
dihindari. Do’a yang dimaksud adalah :
Allahumma innii
a’uudzu bika minal hammi wal hazn, wa a’uudzu bika minal ‘ajzi wal kasal, wa
a’uudzu bika minal jubni wal bukhl, wa a’uudzu bika min ghalabatid dini wa
qahrir rijaal.
“Ya Allah, aku
berlindung kepadaMu dari sifat peragu dan duka nestapa, aku berlindung kepadaMu
dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepadaMu dari sifat kikir dan
penakut, dan aku berlindung kepadaMu dari timpaan hutang dan intimidasi.”
Do’a ini
senantiasa dibaca Nabi pada saat beliau usai menjalankan sholat, menjelang
tidur atau setelah bangun tidur. Do’a tadi sekaligus member petunjuk kepada
manusia tentang delapan penyakit jiwa yang harus dihindari. Kedelapan penyakit
itu adalah :
1. HAMMI (ragu-ragu menghadapi masa depan)
Sesungguhnya
tiap manusia telah dikarunai akal, ketrampilan dan kemauan. Sesuatu yang
dimiliki (jika ia tahu dan bisa menggunakan dengan baik) pasti akan bisa
mengatasi kesulitan hidupnya dan mencari jalan keluarnya. Sebaliknya kalau
hatinya senantiasa ragu, bimbang, maka otaknya akan tertutup, geraknya tanpa
kepastian. Langkahnya selalu maju-mundur, sehingga peluang yang ada kabur, dan
ia hanya bisa menyesal.
2. HAZAN (berduka, menyesali diri dan kecewa
akan kegagalan masa lalu)
Kegagalan dalam
hidup adalah biasa dan wajar. Namun kegagalan bukanlah menjadikan hati kecut
dan kecewa serta berputus asa, melainkan seharusnya menjadi cambuk untuk
melecut semangat dalam berusaha dan merupakan pedoman untuk menghindari
kegagalan dan meraih keberhasilan. Merintih, meratapi masa lalu dan
berandai-andai adalah perbuatan yang sia-sia dan tidak disukai oleh Nabi SAW.
3. ‘AJZI (pesimis, merasa tak berdaya)
Karena kurang
percaya pada diri sendiri, maka ia akan senantiasa merasa dirinya lemah, tidak
berguna. Bila diajak orang senantiasa menolak, karena merasa khawatir selalu
mencekam, takut salah. Pembicaraannya menggambarkan suatu yang suram, sedih,
lemah, tidak punya inisiatif, tidak bergairah.
4. KASL (malas)
Ada orang yang
bila diajak untuk melakukan sesuatu ia selalu berusaha menghindar dengan
berbagai alasan yang tak jelas, suka menunda pekerjaan, dan apabila diajak
bermusyawarah tidak mau berpendapat dengan dalih hal tersebut tidak penting
untuk dipikirkan. Orang seperti ini, kalau ia tidak mau bertindak, bukanlah
karena fisiknya lemah atau sakit, tidak punya ketrampilan atau otaknya buntu,
melainkan semata karena malas. Padahal menunda pekerjaan berarti menambah
beban, menghindari pekerjaan berarti membiarkan peluang berlalu. Padahal waktu
itu ibarat mata pedang, bila tidak mampu menggunakan dengan baik dan benar,
akan membunuh diri sendiri.
5. JUBNI (penakut)
Penyakit ini
membuat orang merasa takut tidak berani berjalan, berpikir, dan berbuat
sendiri, ia tidak berani menyatakan sikapnya sendiri kepada orang lain, apalagi
memperbaiki kesalahan diri atau orang lain walaupun ia mengetahui. Sesungguhnya
tiap manusia punya rasa takut, dan ini bermanfaat agar orang waspada dan
hati-hati dalam bertindak. Namun bila berlebihan, maka akan merugikan bagi diri
maupun orang lain.
6. BAKHIL (kikir)
Kikir tidak
hanya terkait dengan harta, melainkan bisa pula kikir dalam ilmu dan budi.
Orang kikir tidak mau memberikan miliknya kepada orang lain, kecuali sangat
sedikit. Kalau ia punya harta, ia hitung2 terus hartanya dan disimpan di tempat
seaman-amannya karena takut berkurang atau hilang. Kalau ia punya ilmu tak mau
mengajatkannya kepada orang lain takut akan tertandingi dirinya. Bahkan orang
kikir tidak mau memberikan senyum kepada orang lain. Padahal Nabi SAW bersabda
:”Senyummu adalah sedekah”
7. HUTANG
Pada
hakikatnya, hutang adalah mengurangi jatah rizqi hari esok. Lebih-lebih jika
hutang itu untuk keperluan konsumtif, dan tanpa perhitungan. Resiko yang
diderita orang berhutang adalah ketika ia tidak bisa melunasi pada waktunya :
takut ketemu orang, mempersempit pergaulan, harga diri/martabat turun tanpa
terasa, bahkan bisa menimbulkan pembunuhan.
8. TERINTIMIDASI (diperbudak)
Sebenarnya
secara fisik perbudakan sudah “tidak ada” di dunia modern seperti saat ini,
namun kenyataannya banyak orang yang masih hidup seperti budak. Seperti halnya
seorang karyawan atau pembantu yang dipekerjakan tanpa perikemanusiaan, diperas
tenaga dan pikirannya dengan upah yang sangat kecil, bahkan tak diberi
kesempatan istirahat, dan yang lebih parah tidak diperbolehkan menunaikan
kewajiban kepada Rabb-nya.
Tapi ada pula
manusia yang bebas, namun ia diperbudak dirinya sendiri atau diperbudak oleh
harta atau tahta (kekuasaan) dan wanita.
Segala sesuatu
berpotensi menimbulkan masalah, tapi bagi orang yang beriman, masalah bisa
menjadi wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengasah keuletan,
memperpanjang galah kesabaran. Allah telah mengkaruniakan kita akal untuk
memilih, hati untuk memahami, akhlakul karimah untuk menyikapi.
Begitulah
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita . baik suka maupun duka, hendaknya
menjadi sarana turunnya berkah bagi kita semua. Itulah petunjuk Rasulullah, dan
do’a yang diajarkan Rasul kepada kita, demi mencapai kehidupan yang lebih baik
di dunia dan akhirat.
Semoga Allah
memberikan kekuatan jiwa kepada kita agar beribadah lebih tenang dan khusyu dan
menjalani kehidupan di dunia lebih nikmat dan bahagia.
0 comments:
Post a Comment