Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Wednesday, February 27, 2019

Menjaga Kehormatan Umat


                Umat Islam dianjurkan untuk menjaga kehormatan sesama umat dengan cara saling menyayangi dan melindungi baik secara mental spiritual sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Hijir ayat 88 maupun Al-Maidah ayat 32 agar sesama umat Islam bahkan sesama umat manusia lainnya harus menjaga fisik raga agar tidak disakiti apalagi sampai menumpahkan darah 
[pembunuhan].
Al Hijir : 88 :
لَا تَمُدَّنَّ عَيۡنَيۡكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعۡنَا بِهِۦٓ أَزۡوَٰجٗا مِّنۡهُمۡ وَلَا تَحۡزَنۡ عَلَيۡهِمۡ وَٱخۡفِضۡ جَنَاحَكَ لِلۡمُؤۡمِنِينَ 
Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.
Al Maidah : 32 :
مِنۡ أَجۡلِ ذَٰلِكَ كَتَبۡنَا عَلَىٰ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفۡسَۢا بِغَيۡرِ نَفۡسٍ أَوۡ فَسَادٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعٗا وَمَنۡ أَحۡيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحۡيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعٗاۚ وَلَقَدۡ جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُنَا بِٱلۡبَيِّنَٰتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرٗا مِّنۡهُم بَعۡدَ ذَٰلِكَ فِي ٱلۡأَرۡضِ لَمُسۡرِفُونَ 
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
            Betapa pentingnya menjaga kasih sayang dan menghargai jiwa raga sesama umat Islam, Rasulullah SAW bersabda :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
عن أبي موسى رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم (المؤمن للمؤمن كالبنيان يشدّ بعضه بعضا) وشبك بين أصابعه. متفق عليه
            Dari Abu Musa RA, Rasulullah SAW bersabda “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan” kemudian beliau menggeggamkan jari-jarinya(Muttafaqun Aleih)
            Hadist ini adalah suatu hadist yang pertama yang berbicara tentang kehormatan orang muslim dan hal-hal yang wajib di pahami dan di agungkan setiap muslim yang satu kepada muslim lainnya. Kita lihat bahasa hadist yang pertama المؤمن للمؤمن orang  mukmin  yang satu dengan yang lainnya . Saya kepada anda, anda kepada saya, kita kepada tetangga kita yang muslim, ini di kasih suatu gambaran oleh baginda Rasul perumpamaan.
            Perumpamaan disini  كالبنيان seperti bangunan. Bangunan yang terdiri isinya dari batu, pasir, tanah, semen, besi, atau apapun sehingga bisa menjadi bentuk bangunan. Ini kita di beri contoh oleh Rasul agar otak kita mudah menangkapnya. Muslim satu atau mukmin satu dengan yang lainnya seperti bangunan. Yang mana bangunan tadi kalau sudah kokoh sulit untuk di robohkan.
            Gambaran ini saudara namanya gambaran yang terlihat oleh kasat mata kita, yang bisa di ketahui oleh nalar pikiran kita. Tapi yang di maksud Rasul muslim satu dengan lainnya bukan bangunan. Tapi yang di maksud hubungan antara kita dengan lainnya sesama muslim, orang yang beriman wajib saling mencintai, saling memberi, saling menasehati, saling mengagungkan.
            Muslim atau Mukmin jikalau bersatu akan menjadi kuat seperti bangunan tadi. يشدّ بعضه بعضا satu dengan yang lainnya saling mengeratkan, saling mendukung, كالبنيان يشدّ بعضه بعضا sebagian yang lain mampu kepada sebagian yang lainnya yang tidak mampu. Sehingga Islam itu menjadi kuat. Bahkan di beri permisalan atau percontohan oleh baginda Nabi kita Muhammad Saw. Dalam hadist yang sangat singkat ini ada 2 percontohan. Yang dua-dua nya percontohan hissi. Kalau tadi seperti bangunan,  pada ujung hadist ini yaitu Rasul memasukan jari-jarinya dari satu tangan ke jari-jari tangan yang sebelah kiri, ini percontohan juga. Kalau tadi bangunan satu permisalan, dalam hadist yang singkat ini Nabi beri contoh lagi.
            Kalau gambaran dari Rasul seperti bangunan dan mengeratkan jarinya. Allah sebut dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 10 :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
            Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
            Anda kalau pergi ke Amerika di sana ada orang muslim itu saudara anda. Orang Indonesia pergi ke Inggris ketemu orang muslim disana saudara. Orang Inggris, orang Yaman, orang manapun kalau dia beriman datang ke negeri kita dia saudara kita. Kita lihat bagaimana pergerakan dakwah begitu mudah. Sayyidil Habib Umar bisa datang ke negeri kita di sambut melebihi sambutan kita kepada Ibu Bapak kita. Beliau dari Indonesia pergi ke Thailand, dari Thailand pergi ke Malaysia, pergi ke Amerika, pergi ke Afrika semua menyambut. Itulah jati diri orang yang beriman semuanya bersaudara. Tidak ada masalah, bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Medan, bahasa Sumatra, bahasa Kalimantan, bahasa Afrika, bahasa Asia  semuanya tidak ada masalah, yang terpenting kalian bersaudara ketika beriman kepada Allah Swt. Itu yang di maksud seperti bangunan kokoh.
            Oleh karenanya ulama banyak mengatakan hubungan saudara sesama agama itu lebih utama dari hubungan darah. Sahabat ketika di usir oleh Ibu Bapaknya karena ketahuan beriman mereka tidak berkecil hati, tidak bersedih,  seorang Mus’ab bin Umair orang kaya raya anak kesayangan Bapak dan Ibunya ketika dia ini ketahuan beriman kepada Allah Swt, di usir dari rumahnya dan punya baju hanya yang menempel di badan. Tapi hatinya senang karena di sambut oleh orang-orang beriman. Dia punya saudara yang hubungannya lebih kuat dari pada kekeluargaan. Kita lihat para sahabat dari kampungnya di usir pindah ke Madinah, di sana di sambut. Makanya kita harus jaga hubugan persaudaraan di bawah bendera
لآ اِلَهَ اِلّا اللّهُ مُحَمَّدٌ رَسُوُل اللّهِ
         Sampai Nabi memperingatkan jangan saling membenci, jangan saling tipu menipu, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara  الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ  Muslim itu bersaudara bagi muslim yang lainnya, Jangan menzaliminya dan jangan memasrahkannya (HR. Bukhori-Muslim)
            Taqwa itu bukan di baju, bukan di wajah, bukan di kulit, bukan di bahasa, Taqwa itu di hati kata Nabi. Cukup kalau si fulan itu bukan orang baik dia berdosa ketika dia meremehkan saudaranya yang muslim.
            Dulu Imam Abdurrahman bin Auf yang kalau kita buka sejarahnya beliau itu orang kaya, sampai ketika beliau berjuang bersama Rasul di kota Madinah itu di waktu pagi kata Sayyidatuna Aisyah berisik sekali, ternyata Abdurrahman bin Auf membawa 700 Onta dari Syam ke kota Madinah di beri untuk Rasulullah. Kalau memberi uang kepada Rasul karungan(banyak sekali). Waktu beliau meninggal dunia beliau menulis wasiat. Duit saya, emas saya, harta saya bagikan terutama keluarganya Rasulullah. Istri-istri nya Rasulullah.
            Di Mekkah juga jadi orang kaya, ketika hijrah ke Madinah jatuh miskin tidak punya apa-apa hanya pakaian yang menempel di badan. Lalu Rasul mempersaudarakan orang-orang Anshor Madinah dengan kaum Muhajirin. Nabi tunjuk Saad bin Rabi’ Al-Anshory kamu bersaudara  dengan Abdurrahman bin Auf. Maka di bawa kerumahnya oleh Saad bin Rabi’. Wahai Abdurrahman kamu sekarang saudara saya, saya ini orang paling kaya di Madinah. Tapi hari ini, semua harta saya saya belah jadi dua, saya beri setengah buat engkau setengah buat saya. Kata Sa’ad bin Rabi’ dan saya mempunyai 2 istri, engkau lihat mana yang cocok, engkau sebut nanti saya ceraikan  saya beri untuk engkau. Akhirnya Abdurrahman bin Auf memulai dagang kembali dan menjadi orang kaya raya.
                Demikian indahnya ajaran Islam, saling kasih sayang sesama umat Islam dan saling menjaga kehormatannya.


Share:

0 comments:

Post a Comment

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan