Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman:
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّـهِ حَقٌّ
ۖ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ
Dan bersabarlah
kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah
orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan
kamu. (QS. Ar-Rum [30]: 60).
Keyakinanmu akan janji Tuhanmu
membuatmu bersabar. Sedangkan mendengarkan orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat
Allah membuatmu kecewa.
Berikut ini kisah nyata ini terjadi
di Jawa Tengah. Hari itu, seorang lelaki tengah mengengkol vespanya. Tapi tak
kunjung bunyi. “Jangan-jangan bensinnya habis,” pikirnya. Ia pun kemudian
memiringkan vespanya. Alhamdulillah… vespa itu bisa distarter.
“Bensin
hampir habis. Langsung ke pengajian atau beli bensin dulu ya? Kalau beli bensin
kudu muter ke belakang, padahal pengajiannya di depan sana,” demikian kira-kira
kata hati lelaki itu. Ke mana arah vespanya? Ia arahkan ke pengajian. “Habis
ngaji baru beli bensin.”
“Ma
naqashat maalu ‘abdin min shadaqah, bal yazdad, bal yazdad, bal yazdad. Tidak akan berkurang harta karena sedekah, bahkan ia akan
bertambah, bahkan ia bertambah, bahkan ia bertambah,” kata Sang Kyai di
pengajian itu, yang ternyata membahas sedekah.
Setelah
menerangkan tentang keutamaan sedekah, Sang Kyai mengajak hadirin untuk
bersedekah. Lelaki yang membawa vespa itu ingin bersedekah juga, tetapi uangnya
tinggal seribu rupiah. Uan g segitu, di zaman itu, hanya cukup untuk membeli
bensin setengah liter.
Syetan
mulai membisikkan ketakutan kepada lelaki itu, “Itu uang buat beli bensin. Kalo
kamu pakai sedekah, kamu tidak bisa beli bensin. Motormu mogok, kamu mendorong.
Malu. Capek.”
Sempat
ragu sesaat, namun lelaki itu kemudian menyempurnakan niatnya. “Uang ini sudah
terlanjur tercabut, masa dimasukkan lagi? Kalaupun harus mendorong motor, tidak
masalah!”
Pengajian
selesai. Lelaki itu pun pulang. Di tengah jalan, sekitar 200 meter dari tempat
pengajian vespanya berhenti. Bensin benar-benar habis.
“Nah,
benar kan. Kalo kamu tadi tidak sedekah, kamu bisa beli bensin dan tidak perlu
mendorong motor,” syetan kembali menggoda, kali ini supaya pelaku sedekah
menyesali perbuatannya.
Tapi
subhanallah, orang ini hebat. “Mungkin emang sudah waktunya ndorong.” Meski
demikian, matanya berkaca-kaca, “Enggak enak jadi orang susah, baru sedekah
seribu saja sudah dorong motor.”
Baru
sepuluh langkah ia mendorong motor, tiba-tiba sebuah mobil kijang berhenti
setelah mendahuluinya. Kijang itu kemudian mundur.
“Kenapa,
Mas, motornya didorong?” tanya pengemudi Kijang, yang ternyata teman lamanya.
“Bensinnya
habis,” jawab lelaki itu.
“Yo
wis, minggir saja. Vespanya diparkir. Ayo ikut aku, kita beli bensin.”
Sesampainya
di pom bensin, temannya membeli air minum botol. Setelah airnya diminum,
botolnya diisi bensin. Satu liter. Subhanallah, sedekah lelaki itu kini
dikembalikan Allah dua kali lipat.
“Kamu
beruntung ya” kata sang teman kepada lelaki itu, begitu keduanya kembali naik
Kijang.
“Untung
apaan?”
“Kita
menikah di tahun yang sama, tapi sampeyan sudah punya 3 anak, saya belum”
“Saya
pikir situ yang untung. Situ punya Kijang, saya Cuma punya vespa”
“Hmm..
mau, anak ditukar Kijang?”
Mereka
kan ngobrol banyak, tentang kesusahan masing-masing. Rupanya, sang teman lama
itu simpati dengan kondisi si pemilik vespa.
Begitu
sampai… “Mas, saya enggak turun ya,” kata pemiliki Kijang. Lalu ia merogoh
kantongnya mengeluarkan sebuah amplop.
“Mas,
titip ya, bilang ke istrimu, doakan kami supaya punya anak seperti sampeyan.
Jangan dilihat di sini isinya, saya juga belum tahu isinya berapa,” bonus dari
perusahaan itu memang belum dibukanya.
Sesampainya
di rumah. Betapa terkejutnya lelaki pemilik Vespa itu. Amplop pemberian
temannya itu isinya satu juta rupiah. Seribu kali lipat dari sedekah yang baru
saja dikeluarkannya.
Sungguh
benar firman Allah, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya)
lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 261).
[ Sumber Kisah : https://aslibumiayu.net ]
0 comments:
Post a Comment