Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Saturday, February 9, 2019

Fase-Fase Kehidupan

TAFSIR AL BAQARAH : 28

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?” [ Al-Baqarah : 28 ].
            Bagaimana bisa kalian -wahai orang-orang musyrik- mengingkari keesaan Allah ta'ala dengan menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain dalam ibadah, padahal sudah disertakan bukti yang jelas tentang itu pada diri kalian? Padahal dahulu kalian belum diciptakan, lalu kemudian Dia mengadakan kalian dan meniup ruh kehidupan pada diri kalian, kemudian mematikan kalian setelah berakhirnya ajal kalian yang telah Dia tentukan bagi kalian, selanjutnya Dia akan mengembalikan kalian menjadi hidup lagi pada hari kebangkitan dan kemudian kepada-Nya lah kalian akan dikembalikan untuk perhitungan amal perbuatan dan pembahasannya.
            Bagaimana bisa kalian mengingkari adanya Allah, takdirNya dan nikmatNya lalu kalian menyembah selainNya?! Allah adalah Dzat yang menghidupkan dan menciptakan kalian setelah sebelumnya kalian tidak ada, kemudian mematikan kalian di dunia sampai ajal kalian dating. Setelah itu, Allah menghidupkan kalian dengan membangkitkan kalian pada hari kiamat, kemudian kalian dikumpulkan di tempat yang berada di sisiNya, kemudian membalas kalian sesuai perbuatan kalian [Tafsir Al Muyassar ]
            Makna kata : كَيۡفَ تَكۡفُرُونَ بِٱللَّهِ : Bentuk kata tanya disini untuk menyatakan keheranan sekaligus celaan, karena tidak ada sesuatu yang menyebabkan terjadinya kekufuran di sini. وَكُنتُمۡ أَمۡوَٰتٗا فَأَحۡيَٰكُمۡۖ : Ini merupakan bukti atas bathilnya kekufuran yang mereka lakukan. Bagaimana bisa seorang hamba kufur terhadap Rabbnya sedangkan dia diciptakan oleh Rabbnya yang sebelumnya tidak ada sama sekali. ثُمَّ يُمِيتُكُمۡ ثُمَّ يُحۡيِيكُمۡ : Sesungguhnya mematikan yang hidup yang menghidupkan yang mati, keduanya merupakan petunjuk atas keberadaan serta kekuasaan Tuhan yang Maha Tinggi. ثُمَّ إِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ : Yang dimaksud dengan dihidupkan kedua kalinya yaitu pada kebangkitan saat hari kiamat. Makna ayat : Masih saja fokus pembicaraan kedua ayat ini tertuju kepada orang-orang kafir yang sudah disebutkan sifat-sifat buruknya dan kondisinya yang mengenaskan pada ayat-ayat sebelumnya. Lantas Allah berkata kepada mereka dengan metode berpaling, menegur dan mencela sikap mereka; “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu.” Allah Ta’ala menyebutkan bukti-bukti wujud keberadaanNya dan kemuliaanNya, sehingga menjadikan kekufuran sebagai suatu hal yang amat buruk dan pelakunya termasuk makhluk rendahan yang paling buruk keadaannya di dunia dan di akhirat kelak. Dan di antara bukti keberadaanNya adalah menghidupkan setelah mematikan dan mematikan setelah menghidupkan. Pelajaran dari ayat : 1.  Penolakan terhadap kekafiran kepada Allah Ta’ala 2.    Penyampaian bukti atas wujud Allah, KekuasaanNya, dan kasih sayangNya [ Tafsir Al-Wajiz / Wahbah az-Zuhaili ]
            Pertanyaan di sini maksudnya adalah ta'ajjub (menunjukkan keanehan), taubikh (mencela) dan mengingkari. Yakni bagaimana kamu wahai orang-orang musyrikin bisa ingkar kepada keesaan Allah, kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu padahal ada bukti yang nyata terhadap keesaan-Nya pada diri kamu. Bukankah kamu dahulu mati, lalu Allah menghidupkan kamu, lalu Dia mematikan kamu setelah tiba ajalmu dan akan membangkitkan kamu lagi dan kepada-Nya kamu dikembalikan untuk dihisab dan diberikan balasan terhadap amalmu selama di dunia. Di samping itu, kamu semua berada di bawah kekuasaan-Nya, lalu apakah pantas kamu ingkar kepada-Nya, bukankah yang demikian merupakan kebodohan yang sangat, bahkan yang sepatutnya kamu lakukan adalah beriman kepada-Nya, bertakwa dan bersyukur, takut terhadap azab-Nya dan berharap pahala-Nya [ Aisarut Tafasir / Abu Bakar Jabir al-Jazairi ]
                Kata “amwata” sebagai alam ketiadaan [manusia berada di alam ruh hanya Tuhan yang mengetahui eksistensinya],  kata “fa ahyakum”  lalu manusia hadir  [keberadaan manusia di alam Rahim dan di alam dunia], kata “tsumma yumitukum” lalu manusia dimatikan [manusia masuk alam kubur, alam batas dunia akhirat, alam barzah], kata “tsumma yuhyikum” manusia dibangkitkan dari alam kubur menuju alam akhirat, dan terakhir “tsumma ilaihi turjaun” manusia kembali kepada Sang Pencipta [Allah SWT] Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan. Manusia berada di alam akhir [Syurga atau Neraka]. Semoga Allah kembalikan kita ke alam akhir berupa Syurga yang penuh kenikmatan. Dan kenikmatan tertinggi berada sedekat mungkin dengan Tuhan. [Penulis Web]. Wallahu a’lam.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan