Umat
Islam dianjurkan untuk menjaga kehormatan sesama umat dengan cara saling
menyayangi dan melindungi baik secara mental spiritual sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur’an surat Al-Hijir ayat 88 maupun Al-Maidah ayat 32 agar sesama
umat Islam bahkan sesama umat manusia lainnya harus menjaga fisik raga agar
tidak disakiti apalagi sampai menumpahkan darah
[pembunuhan].
Al Hijir : 88 :
لَا تَمُدَّنَّ عَيۡنَيۡكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعۡنَا
بِهِۦٓ أَزۡوَٰجٗا مِّنۡهُمۡ وَلَا تَحۡزَنۡ عَلَيۡهِمۡ وَٱخۡفِضۡ جَنَاحَكَ
لِلۡمُؤۡمِنِينَ
Janganlah sekali-kali
kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan
kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan
janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap
orang-orang yang beriman.
Al
Maidah : 32 :
مِنۡ أَجۡلِ ذَٰلِكَ كَتَبۡنَا عَلَىٰ بَنِيٓ
إِسۡرَٰٓءِيلَ أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفۡسَۢا بِغَيۡرِ نَفۡسٍ أَوۡ فَسَادٖ فِي
ٱلۡأَرۡضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعٗا وَمَنۡ أَحۡيَاهَا فَكَأَنَّمَآ
أَحۡيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعٗاۚ وَلَقَدۡ جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُنَا بِٱلۡبَيِّنَٰتِ
ثُمَّ إِنَّ كَثِيرٗا مِّنۡهُم بَعۡدَ ذَٰلِكَ فِي ٱلۡأَرۡضِ لَمُسۡرِفُونَ
Oleh karena itu Kami
tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh
seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia,
maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan
sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa)
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
Betapa pentingnya menjaga kasih sayang dan menghargai
jiwa raga sesama umat Islam, Rasulullah SAW bersabda :
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
عن
أبي موسى رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم (المؤمن للمؤمن
كالبنيان يشدّ بعضه بعضا) وشبك بين أصابعه. متفق عليه
Dari Abu Musa RA, Rasulullah SAW bersabda “Seorang mukmin
dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain saling
menguatkan” kemudian beliau menggeggamkan jari-jarinya(Muttafaqun Aleih)
Hadist ini adalah suatu hadist yang pertama yang
berbicara tentang kehormatan orang muslim dan hal-hal yang wajib di pahami dan
di agungkan setiap muslim yang satu kepada muslim lainnya. Kita lihat bahasa
hadist yang pertama المؤمن للمؤمن orang mukmin
yang satu dengan yang lainnya . Saya kepada anda, anda kepada saya, kita
kepada tetangga kita yang muslim, ini di kasih suatu gambaran oleh baginda
Rasul perumpamaan.
Perumpamaan disini
كالبنيان seperti bangunan.
Bangunan yang terdiri isinya dari batu, pasir, tanah, semen, besi, atau apapun
sehingga bisa menjadi bentuk bangunan. Ini kita di beri contoh oleh Rasul agar
otak kita mudah menangkapnya. Muslim satu atau mukmin satu dengan yang lainnya
seperti bangunan. Yang mana bangunan tadi kalau sudah kokoh sulit untuk di
robohkan.
Gambaran ini saudara namanya gambaran yang terlihat oleh
kasat mata kita, yang bisa di ketahui oleh nalar pikiran kita. Tapi yang di
maksud Rasul muslim satu dengan lainnya bukan bangunan. Tapi yang di maksud
hubungan antara kita dengan lainnya sesama muslim, orang yang beriman wajib
saling mencintai, saling memberi, saling menasehati, saling mengagungkan.
Muslim atau Mukmin jikalau bersatu akan menjadi kuat
seperti bangunan tadi. يشدّ بعضه بعضا
satu dengan yang lainnya saling mengeratkan, saling mendukung, كالبنيان يشدّ بعضه بعضا sebagian yang lain
mampu kepada sebagian yang lainnya yang tidak mampu. Sehingga Islam itu menjadi
kuat. Bahkan di beri permisalan atau percontohan oleh baginda Nabi kita
Muhammad Saw. Dalam hadist yang sangat singkat ini ada 2 percontohan. Yang
dua-dua nya percontohan hissi. Kalau tadi seperti bangunan, pada ujung hadist ini yaitu Rasul memasukan
jari-jarinya dari satu tangan ke jari-jari tangan yang sebelah kiri, ini
percontohan juga. Kalau tadi bangunan satu permisalan, dalam hadist yang
singkat ini Nabi beri contoh lagi.
Kalau
gambaran dari Rasul seperti bangunan dan mengeratkan jarinya. Allah sebut dalam
Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 10 :
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab
itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Anda kalau pergi ke Amerika di sana ada orang muslim itu
saudara anda. Orang Indonesia pergi ke Inggris ketemu orang muslim disana
saudara. Orang Inggris, orang Yaman, orang manapun kalau dia beriman datang ke
negeri kita dia saudara kita. Kita lihat bagaimana pergerakan dakwah begitu
mudah. Sayyidil Habib Umar bisa datang ke negeri kita di sambut melebihi
sambutan kita kepada Ibu Bapak kita. Beliau dari Indonesia pergi ke Thailand, dari
Thailand pergi ke Malaysia, pergi ke Amerika, pergi ke Afrika semua menyambut.
Itulah jati diri orang yang beriman semuanya bersaudara. Tidak ada masalah,
bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Medan, bahasa Sumatra, bahasa
Kalimantan, bahasa Afrika, bahasa Asia
semuanya tidak ada masalah, yang terpenting kalian bersaudara ketika
beriman kepada Allah Swt. Itu yang di maksud seperti bangunan kokoh.
Oleh karenanya ulama banyak mengatakan hubungan saudara
sesama agama itu lebih utama dari hubungan darah. Sahabat ketika di usir oleh
Ibu Bapaknya karena ketahuan beriman mereka tidak berkecil hati, tidak
bersedih, seorang Mus’ab bin Umair orang
kaya raya anak kesayangan Bapak dan Ibunya ketika dia ini ketahuan beriman
kepada Allah Swt, di usir dari rumahnya dan punya baju hanya yang menempel di
badan. Tapi hatinya senang karena di sambut oleh orang-orang beriman. Dia punya
saudara yang hubungannya lebih kuat dari pada kekeluargaan. Kita lihat para
sahabat dari kampungnya di usir pindah ke Madinah, di sana di sambut. Makanya
kita harus jaga hubugan persaudaraan di bawah bendera
لآ
اِلَهَ اِلّا اللّهُ مُحَمَّدٌ رَسُوُل اللّهِ
Sampai Nabi memperingatkan jangan
saling membenci, jangan saling tipu menipu, jadilah kalian hamba-hamba Allah
yang bersaudara الْمُسْلِمُ
أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ
Muslim itu bersaudara bagi muslim yang lainnya, Jangan menzaliminya dan
jangan memasrahkannya (HR. Bukhori-Muslim)
Taqwa
itu bukan di baju, bukan di wajah, bukan di kulit, bukan di bahasa, Taqwa itu
di hati kata Nabi. Cukup kalau si fulan itu bukan orang baik dia berdosa ketika
dia meremehkan saudaranya yang muslim.
Dulu
Imam Abdurrahman bin Auf yang kalau kita buka sejarahnya beliau itu orang kaya,
sampai ketika beliau berjuang bersama Rasul di kota Madinah itu di waktu pagi
kata Sayyidatuna Aisyah berisik sekali, ternyata Abdurrahman bin Auf membawa
700 Onta dari Syam ke kota Madinah di beri untuk Rasulullah. Kalau memberi uang
kepada Rasul karungan(banyak sekali). Waktu beliau meninggal dunia beliau
menulis wasiat. Duit saya, emas saya, harta saya bagikan terutama keluarganya
Rasulullah. Istri-istri nya Rasulullah.
Di Mekkah juga jadi orang kaya, ketika hijrah ke Madinah
jatuh miskin tidak punya apa-apa hanya pakaian yang menempel di badan. Lalu
Rasul mempersaudarakan orang-orang Anshor Madinah dengan kaum Muhajirin. Nabi
tunjuk Saad bin Rabi’ Al-Anshory kamu bersaudara dengan Abdurrahman bin Auf. Maka di bawa
kerumahnya oleh Saad bin Rabi’. Wahai Abdurrahman kamu sekarang saudara saya,
saya ini orang paling kaya di Madinah. Tapi hari ini, semua harta saya saya
belah jadi dua, saya beri setengah buat engkau setengah buat saya. Kata Sa’ad
bin Rabi’ dan saya mempunyai 2 istri, engkau lihat mana yang cocok, engkau
sebut nanti saya ceraikan saya beri
untuk engkau. Akhirnya Abdurrahman bin Auf memulai dagang kembali dan menjadi
orang kaya raya.
Demikian
indahnya ajaran Islam, saling kasih sayang sesama umat Islam dan saling menjaga
kehormatannya.