Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Tuesday, January 1, 2019

Mawas Diri



فَلَا تُزَكُّوٓاْ أَنفُسَكُمۡۖ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ
“Maka jangan anggap diri kalian suci. Allah Maha Mengetahui siapa orang yang bertakwa.”  (QS. an-Najm: 32).
Marilah kita mawas diri, evaluasi diri kita apakah kita sudah termasuk hamba Allah yang selalu membanggakan diri atau selalu merendahkan diri dihadapan Allah ? janganlah kita membanggakan diri kita dengan keberhasilan dan kesuksesan yang kita raih. Semua itu adalah sementara. Suatu saat akan lenyap. Lebih baik kita selalu mawas diri bahwa keberhasilan atau kesuksesan semata-mata hanya karunia Allah bukan karena kemampuan diri kita sendiri.

Allah SWT sangat melarang kita menganggap diri suci sekalipun kita banyak melakukan ibadah sholat, puasa, haji, dan segala bentuk kebaikan lainnya. Ketakwaan kita kepada Allah biarlah hanya Allah yang menilai derajat tersebut. Jangan jadikan ukuran ibadah kita yang terbaik sekalipun menjamin ketakwaan yang sejati. Serahkan sepenuhnya kepada Allah segala bentuk pengabdian dan ibadah yang kita lakukan.

Nabi Muhammad —shallallahu ‘alaihi wa sallam— bersabda:

ثَلاثٌ مُهْلِكَاتٌ: إِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ، وَشُحٌّ مُطَاعٌ، وَهَوًى مُتَّبِعٌ 
 (رواه البيهقي وغيره، ضعيف)
“Ada tiga (3) hal yang membinasakan manusia: “Kekaguman orang pada dirinya sendiri, kikir yang diikuti dan hawa nafsu yang dituruti.” (HR. al-Baihaqi).
            Dalam hubungannya dengan mawas diri hadis di atas sangat menyentuh hati kita bahwa kekaguman pada diri sendiri bisa menghancurkan kehidupan kita. Merasa hebat sudah berkarya dan bekerja dengan baik. Membusungkan dada dengan prestasi hidup yang diraih. Padaha semua itu adalah sebuah ilusi hidup yang bisa menipu kita dan menghancurkan segala amal akhirat.
            Demikian pula kikir, pelit, bakhil; tidak mau memberikan infak, sedekah, atau hadiah kepada orang yang membutuhkan. Kekikiran dan kebakhilan dapat membawa kehancuran hidup. Begitu pula mengikuti hawa nafsu; keinginan mencari kuliner/makanan yang enak menjadi kebiasaan pada akhirnya merusak kesehatan, keinginan mengkuti syahwat cenderung membawa kemaksiatan. Kemaksiatan seringkali terjerembab ke dalam kejahatan. Semua itu pada akhirnya membawa kehancuran hidup.
  Dengan mawas diri, kita dapat mengetahui kelemahan, kekurangan diri kita dan bukan untuk dihinakan. Dengan mawas diri kita mengetahui kekuatan, kelebihan kita dan bukan untuk dibanggakan.



Share:

0 comments:

Post a Comment

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan