Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Sunday, August 12, 2018

Siapakah Orang Yang Mandul?


مَا تَعُدُّونَ الرَّقُوبَ فِيكُمْ؟ قَالَ
قُلْنَا: الَّذِي لَا يُولَدُ لَهُ، قَالَ: لَيْسَ ذَاكَ بِالرَّقُوبِ وَلَكِنَّهُ الرَّجُلُ الَّذِي لَمْ يُقَدِّمْ مِنْ وَلَدِهِ شَيْئًا
Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat:  “Tahukah engkau siapakah yang mandul?”
Para sahabat menjawab : "Orang yang mandul ialah orang yang tidak mempunyai anak”.
Lalu Rasulullah bersabda:
"Orang yang mandul ialah orang yang mempunyai banyak anak, tetapi anak-anaknya tidak memberi manfaat kepadanya sesudah ia meninggal dunia”.(HR. Ahmad)
Jadi pengertian mandul (tidak mempunyai keturunan) saat ini kurang tepat.
Seorang yang mandul pada saat ini adalah para orangtua yang hanya mempunyai anak-anak biologis dan tidak memiliki anak-anak ideologis. Para orangtua yang gagal mencetak anaknya untuk menjadi shalih dan mau berjuang di jalan Allah. Merekalah orangtua yang mandul berdasarkan hadits nabi di atas.
Disinilah kita mengerti betapa banyak diantara kita yang mandul. Kita tidak mampu mempengaruhi anak, sebab anak-anak lebih banyak dipengaruhi oleh kawan, televisi dan lingkungannya. Sehingga anak-anak tersebut bertumbuh kembang tidak menjadi hamba Allah dan membawa manfaat kepada agama Allah, namun mereka tumbuh menjadi hamba dunia dan tidak mengerti islam.

✔Imam Al Qurthubi Rahimahullahu berkata: "Tidak ada perniagaan yang membahagiakan pandangan laki-laki kecuali ia mendapatkan anak-anaknya menjadi shalih dan mereka senantiasa memikirkan agama Allah”.

Jadi, tidak semua anak bisa menjadi investasi akhirat. Dan memang tidak banyak orang tua shalih yang mampu mencetak anak-anaknya menjadi shalih, sehingga bermanfaat panjang untuk kehidupan orangtuanya di masa tua atau di akhirat kelak.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِى الْجَنَّةِ فَيَقُوْلُ : أَنَّى (لِي) هَذَا؟ فَيَقُالُ : بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لك
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh seorang manusia akan ditinggikan derajatnya di surga (kelak), maka dia bertanya: Bagaimana (aku bisa mencapai) semua ini? Maka dikatakan padanya: (Ini semua) disebabkan istigfar (permohonan ampun kepada Allah yang selalu diucapkan oleh) anakmu untukmu”.
(HR. Ibnu Majah, Ahmad).

Hadits yang ini menunjukkan keutamaan memiliki anak yang shaleh serta keutamaan menikah untuk tujuan mendapatkan keturunan yang shaleh.

Imam al-Munawi berkata:
“Seandainya tidak ada keutamaan menikah kecuali hadits ini saja maka cukuplah (menunjukkan besarnya keutamaan)"

Abdullah bin Mas'ud radhiyallaahu 'anhu berkata: "Barangsiapa yang menanam kebaikan niscaya dia akan memetik kebahagiaan, barangsiapa yang menanam keburukan niscaya dia akan menuai penyelasan, setiap yang menanam akan mendapatkan sesuai apa yang dia tanam." [Shifatush Shafwah, 1/409]

Semoga Allah hindari kita dari sebutan mandul.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan