Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Dr. KH. Abduh Al-Manar, M.Ag.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Irsyadiyah. Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

Pondok Pesantren Al-Irsyadiyah

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

PAUD Al-Irsyadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

MI Al-Irsyadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

MTS Al-Iryadiyah Tahun Pelajaran 2019/2020

Jl. Inpres II Cibeuteung Udik, Ciseeng - Bogor

Tuesday, March 13, 2018

Gema Al-Qur'an


Psikotauhid Center mengadakan Program Gerakan Mewakafkan (Gema) Al-Qur'an.  Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para calon donatur untuk mendonasikan sebagian hartanya untuk wakaf Al-Qur'an yang akan disumbangkan kepada Mushalla, Masjid, dan atau pribadi muslim yang membutuhkan Al-Qur'an.

Spesifikasi Al-Qur'an Wakaf:
Ukuran: A5 dan A4, Terjemah dan Non Terjemah.
- Huruf 'Rasm' Utsmani, Madinah, dan Bombay.
- Kertas QPP dan HVS
- Hard cover dan pita
Tipe 1 = Rp   40.000,-
Tipe 2 = Rp   50.000,-
Tipe 3 = Rp 100.000,-
(Harga sudah termasuk halaman label wakaf, minimum pesanan 10 Al-Qur'an)

Anda yang berminat dapat menghubungi:
HP: 0823-1146-4177 / 0878-7080-0839
URL: http://psikotauhid.com-gemaalquran
E-mail: gemaalquran@psikotauhid.com

Share:

Sunday, March 11, 2018

Dengki



Ada seorang lelaki yang setiap hari mengunjungi raja. Setelah bertemu raja, ia selalu berkata, "Orang yang berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya."

Ada seseorang yang dengki melihat keakraban lelaki itu dengan raja. "Lelaki itu memiliki kedudukan yang dekat dengan raja, setiap hari ia bertemu raja," pikir si pendengki dengan perasaan kurang senang.
 
Si pendengki kemudian menemui raja dan berkata, "Lelaki yang setiap hari menemuimu, jika keluar dari sini selalu berbicara buruk tentang kamu. Ia juga berkata bahwa bau mulutmu busuk." Raja terdiam.
 
Sekeluarnya dari kerajaan, pendengki duduk di tepi jalan yang biasa dilalui oleh lelaki yang akrab dengan raja. Ketika si lelaki itu lewat dalam perjalanannya menemui raja. Ia menghadangnya, "Kemarilah, singgahlah ke rumahku."

Setelah temannya singgah ke rumahnya, si pendengki menawarkan bawang merah dan putih, dan memaksanya agar ia memakannya. Karena dipaksa, ia akhirnya mau juga memakannya untuk melegakan hati orang itu. Bau bawang merah dan putih itu tentu tidak mudah hilang.

Selesai berkunjung ke tempat si pendengki, lelaki itu sebagaimana biasa mengunjungi raja. Sewaktu berjabatan tangan dengan raja, ia menutup mulutnya agar raja tidak mencium bau mulutnya. "Rupanya benar perkataan orang itu, ia benar-benar menganggap mulutku bau," pikir raja. Sang raja kemudian memikirkan suatu rencana jahat. Lelaki itu kemudian duduk dan berkata sebagaimana biasa, "Orang yang berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya."

Setelah merasa waktu berkunjungnya sudah cukup, ia kemudian pamit kepada raja. Raja berkata, "Bawalah surat ini dan serahkanlah kepada fulan." Surat itu berisi, "Jika sampai kepadamu pembawa surat ini, maka sembelih dan kulitilah dia, kemudian isilah tubuhnya dengan jerami."
Lelaki tadi keluar membawa surat raja. Di tengah jalan ia dihadang oleh si pendengki. "Apa yang kamu bawa?" tanyanya.

"Surat raja untuk fulan. Surat ini beliau tulis dengan tangannya sendiri. Biasanya beliau tidak pernah menulis surat sendiri, kecuali dalam urusan pembagian hadiah."
"Berikanlah surat itu kepadaku, aku ini sedang butuh uang," pintanya. Ia kemudian menceritakan kesulitan hidupnya. Karena kasihan, surat itu kemudian ia serahkan kepada si pendengki. Si Pendengki menerimanya dengan senang hati.

Setelah sampai di tempat tujuan, ia menyerahkan surat itu kepada teman raja. "Masuklah ke sini, raja menyuruhku membunuhmu," kata teman raja. "Yang dimaksud bukan aku, coba tunggulah sebentar biar kujelaskan," katanya ketakutan. "Perintah raja tak bisa ditunda," kata teman raja. Ia lalu membunuh, menguliti dan mengisi tubuh si pendengki dengan jerami. Keesokan harinya, lelaki itu datang sebagaimana biasa dan berkata, "Orang yang berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya." Raja heran melihatnya masih hidup.

Setelah diselidiki, terbongkarlah keburukan si pendengki. "Tidak ada sesuatu yang terjadi antara aku dengannya, hanya saja kemarin ia mengundangku kerumahnya dan memaksaku makan bawang merah dan putih. Waktu aku menemuimu kututup mulutku agar kamu tidak mencium bau tidak sedap dari mulutku. Sekeluarnya dari sini, ia menemuiku dan menanyakan titipanmu," lelaki itu kemudian menceritakan semua yang terjadi.

Mendengar jalannya cerita, tahulah raja bahwa orang itu ternyata dengki kepada sahabatnya. "Benar ucapanmu, orang yang berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya."

Kedengkian di hati orang itu telah membunuh dirinya sendiri. Dengki itu merusak amal Dengki memakan kebaikan seperti api memusnahkan kayu bakar. (HR Ibnu Majah) Kedengkian seseorang hanya akan berakibat buruk bagi orang itu sendiri. (Habib Muhammad bin Hadi bin Hasan bin Abdurrahman Asseqaf, Tuhfatul Asyraf, Kisah dan Hikmah)

Sumber:
http://swamedium.com
Share:

Ikhlas Ruhnya Amal



"Amal perbuatan itu sebagai kerangka yang tegak, sedang roh (jiwanya), ialah terdapatnya rahasia ikhlas dalam amal perbuatan itu."  

Amal ialah,  geraknya badan lahir atau hati. Amal itu digambarkan sebagai tubuh/jasad, sedangkan ikhlas itu sebagai ruhnya. Badan tanpa ruh berarti mati. Amal lahir atau amal hati itu bisa hidup hanya dengan adanya ikhlas.

Allah berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas)kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus” (QS. Al-Bayyinah: 5).“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas)kepada-Nya.” (QS. Az-Zumar: 2). Imam Hasan Al-Bashari, barkata, “Aku pernah bertanya kepada shahabat Hudzaifah r.a. tentang ikhlas, beliau menjawab: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW ikhlas itu apa, beliau menjawab: Aku pernah menanyakan tentang ikhlas itu kepada malaikat Jibril a.s dan beliau menjawab: Aku pernah bertanya tentang hal itu kepada Allah Rabbul 'Izzaah, dan Dia menjawab: "IKHLAS ialah RAHASIA di antara rahasia-rahasia-KU yang Kutitipkan di hati hamba-KU yang Aku cintai.

"Ikhlas itu berbeda/bertingkat sesuai dengan perbedaan orang yang beramal. Keikhlasan orang yang bersungguh-sungguh dalam ibadah, dan amal perbuatan itu telah bersih dari pada riya' yang nampak ataupun yang tersembunyi, sedang tujuan amal perbuatan mereka selalu hanya pahala yang dijanjikan oleh Allah kepada hamba-Nya ,dan supaya diselamatkan dari neraka-Nya.Keikhlasan orang-orang yang cinta kepada Allah, yang beramal hanya karena mengagungkan Allah,karena hanya Allah dzat yang wajib di Agungkan, tidak karena pahala atau selamat dari siksa neraka.

Sayyidah Rabi’ah al-‘Adawiyyah bermunajat pada Allah: Ya Allah, saya beribadah kepadamu bukan karena takut nerakamu, dan juga tidak karena cinta dengan surgamu. Perkataan ini masih menganggap dirinya yang beribadah (mengaku bisa beribadah). 

Keikhlasan orang –orang yang sudah Ma’rifat kepada Allah. Mereka selalu melihat kepada Allah, gerak dan diamnya badan dan hatinya itu semua atas kehendak Allah, mereka tidak merasa kalau bisa beramal,kecuali diberi pertolongan oleh Allah, tidak sebab daya kekuatan dirinya sendiri.

Sumber gambar ilustrasi:
http://masjidtrans.com
Share:

Surat Al-Baqarah: 3-5


(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.(3) dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (4) Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (5)

Penjelasan: (mereka yang beriman kepada yang gaib): Mereka membenarkan dengan pembenaran yang pasti (jazim) setiap yang ghaib yang tidak dapat diprediksi dengan panca indera seperti beriman dengan ar-Rabb Tabaraka Wata’ala sebagai zat dan sifat, para Malaikat, hari kebangkitan, serta surga beserta kenikmtan yang ada didalamnya dan neraka beserta ‘azab yang ada didalamnya.

(yang mendirikan shalat) : Melaksanakan shalat lima waktu secara kontinyu pada waktu-waktunya (yang ditelah ditentukan) disertai perhatian penuh terhadap syarat-syaratnya, rukun-rukunnya, sunnah-sunnahnya dan nafilah-nafilahnya serta lain-lainnya.

(dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.) : Dari sebagian harta yang dianugerahkan oleh Allah kepada mereka, mereka infaqkan yaitu dengan mengeluarkan zakat harta, infaq terhadap jiwa mereka, isteri-isteri, anak-anak, dan kedua orangtua serta dengan bersedekah kepada orang-orang faqir dan miskin.

(dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu ): Mereka membenarkan wahyu yang diturunkan kepada engkau wahai Rasul yaitu : al-Kitab dan as-Sunnah.

(dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu): Dan mereka membenarkan kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepada para Rasul sebelum kamu seperti Taurat, Injil dan Zabur.
(serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat) : Dan dengan kehidupan di Akhirat dan hisab, pahala, serta siksaan yang ada di dalamnya mereka mengetahui dan meyakininya; mereka tidak meragukannya sedikitpun serta tidak bimbang dengannya karena keimanan mereka yang sempurna dan ketakwaan mereka yang besar.

(Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka): Kata tunjuk/isyarat (mereka) ditujukan kepada orang-orang yang memiliki lima sifat sebelumnya dan memberitakan tentang mereka bahwa mereka, dengan keimanan dan amal shalih yang merupakan bagian dari hidayat Allah kepada mereka, mampu beristiqamah dalam manhaj Allah yang akhirnya membawa mereka kepada kemenangan.

(dan merekalah orang-orang yang beruntung.): Kata tunjuk/isyarat (mereka) ditujukan kepada orang-orang yang mendapat hidayat secara penuh dan memberitakan tentang mereka bahwa merekalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan yang pantas untuk mendapatkan kemenangan tersebut, yaitu masuk surga setelah selamat dari neraka.

Saripati  ayat ini menjelaskan : Allah Ta’ala menyebutkan dalam ketiga ayat ini sifat al-Muttaqin (orang-orang yang bertakwa) yaitu ; beriman kepada hal yang ghaib, mendirikan shalat, membayar zakat, beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah dan beriman kepada Darul Akhirat. Allah memberitahukan bahwa mereka, mendapatkan sesempurna hidayah dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan di dunia dengan kesucian dan ketenangan dan kemenangan di Akhirat dengan masuk ke dalam surga setelah selamat dari neraka.

Sumber gambar ilustrasi:
http://slideshare.net

Share:

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan