”Apabila Tuhan membukakan bagimu
suatu jalan untuk ma’rifat (mengenal pada-Nya), maka jangan menghiraukan soal
amalmu yang masih sedikit, sebab Tuhan tidak membukakan bagimu, melainkan Ia
akan memperkenalkan diri kepadamu. Tidakkah engkau tahu bahwa ma’rifat itu
semata-mata pemberian karunia Allah kepadamu, sedang amal perbuatanmu hanyalah
hadiahmu kepad-Nya dengan pemberian karunia Allah kepadamu.”
Ma’rifat (mengenal) kepada Allah,
itu adalah puncak keberuntungan seorang hamba, maka apabila Tuhan telah
membukakan bagimu suatu jalan untuk mengenal kepada-Nya, maka tidak perlu
pedulikan berapa banyak amal perbuatanmu, walaupun masih sedikit amal
kebaikanmu. Sebab ma’rifat itu suatu karunia dan pemberian langsung dari Allah,
maka sekali-kali tidak tergantung kepada banyak atau sedikitnya amal
kebaikan.
Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah azza wajalla
berfirman:“Apabila Aku menguji hamba-Ku yang beriman, kemudian ia tidak
mengeluh kepada orang lain, maka Aku lepaskan ia dari ikatan-Ku dan Aku
gantikan baginya daging dan darah yang lebih baik dari semula, dan ia boleh
memperbarui amal, sebab yang lalu telah diampuni semua.”
Diriwayatkan: Bahwa Allah telah menurunkan wahyu kepada salah seorang Nabi
diantara beberapa Nabi-Nya.” Aku telah menurunkan ujian kepada salah seorang
hamba-Ku, maka ia berdoa dan tetap Aku tunda permintaannya, akhirnya ia
mengeluh, maka Aku berkata kepadanya: Hamba-Ku bagaimana Aku akan melepaskan
dari padamu rahmat yang justru ujian itu mengandung rahmat-Ku.” Karena
dengan segala kelakuan kebaikanmu engkau tidak dapat sampai ke tingkat yang
akan Aku berikan kepadamu, maka dengan ujian itulah engkau dapat mencapai
tingkat dan kedudukan di sisi Allah.
Sumber gambar ilustrasi:
http://jejakfaqir.blogspot.co.id
0 comments:
Post a Comment