Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Friday, December 29, 2017

Saripati Surat Al-Fatihah



Setiap muslim tentu tidak asing dengan surat al Fatihah. Dari kecil kita sudah diajarkan untuk menghapal surat yang satu ini. Itu karena surat al Fatihah adalah surat pembuka kitab suci Al-Qur`an. Ia juga wajib dibaca di setiap rakaat shalat sebagai rukun. Tidak membaca surat Al Fatihah, berarti shalat tersebut tidak dinyatakan sah. “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca surat al Fatihah.” Begitu kata Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

Kali ini kami akan mengutip intisari surat yang agung ini, dari uraian ringkas yang ditulis oleh Syaikh Mahmud Syalthut –rahimahullah– dalam risalahnya yang berjudul, “Ilal Qur`aanil Kariim” Hal. 15 – 16:

Surat al Fatihah, disebut Ummul Kitab (Induk al Qur`an). Al Fatihah merupakan salah satu dari lima surat dalam al Qur`an al Karim yang dimulai dengan al hamdu lillah (segala puji hanya milik Allah). Kelima surat itu adalah (1) al Fatihah, (2) al An’aam, (3) al Kahfi, (4) Saba` dan (5) Fathir.

Al Fatihah merangkum seluruh substansi yang dijelaskan oleh al Qur`an al Karim secara global, berupa tauhid, hari kebangkitan, penjelasan tentang jalan yang lurus yang ditempuh oleh manusia untuk mengatur kehidupannya dengan Allah, dirinya dan orang lain.

Al hamdulillahi rabbil ‘aalamiin.” (segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam) dan “ar-rahmaanir-rahiim”(Maha Pemurah lagi Maha Penyayang) Kedua ayat ini menetapkan ketauhidan Allah dalam hal penciptaan dan pengaturan (seluruh makhluk) melalui sifat rahmat yang pengaruhnya sampai kepada hamba-hamba-Nya.

Maaliki yaumid-diin.” (yang menguasai di hari Pembalasan) Ayat ini menegaskan kehidupan akhirat, hari dimana seluruh amalan akan menerima balasan.

Iyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin” (hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan) Ayat ini menjelaskan prinsip beribadah kepada Allah saja, dan menegaskan status manusia yang lemah yang senantiasa membutuhkan pertolongan Rabbnya. Ayat ini juga menegasikan seluruh sikap menghadap kepada selain Allah, baik dalam bentuk ibadah, juga dalam isti’anah (pemohonan bantuan)

Ihdinash-shiraathal mustaqiim.” (Tunjukilah Kami jalan yang lurus) Ayat ini sebuah permohonan manusia untuk hidup dalam hukum-hukum Allah yang dapat mengatur urusan-urusannya. Dialah Allah yang memberi ilmu dan membuat Syariat, serta satu-satunya yang memberi taufik berupa kemampuan untuk mengamalkan ilmu dan syariat-Nya.

Shiraathalladziina na’amta ‘alaihim. Ghairil maghduubi ‘alaihim waladh-dhaaliin” (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.) Ayat ini menjelaskan bahwa manusia, dihadapan jalan dan syariat Allah terbagi menjadi tiga golongan:

Golongan pertama: Mereka yang dikenal sebagai orang-orang yang komit terhadap jalan yang lurus. Jalan itu sangat identik dengan mereka, mereka pun menjadi teladan untuk selain mereka dalam sikapnya itu. Mereka adalah, “Yang diberi nikmat.”

Golongan kedua: Mereka yang ingkar kepada jalan Allah dan hukum-hukum-Nya, karena sombong dan takabur, mereka adalah, “Yang dimurkai.”

Golongan ketiga: Mereka yang ragu antara menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran, mereka adalah, “Yang tersesat.”

Semua ini menunjukkan, surat al Fatihah mengandung akidah (keyakinan) dalam hal permulaan (makhluk) dan tempat kembalinya. Dengan akidah ini, manusia menjadi sempurna dari sisi ilmu (ilmy). Al Fatihah juga mengandung penjelasan mengenai jalan beramal shaleh. Dengan amal shaleh, manusia menjadi sempurna dari sisi amal (amaly). Surat ini juga mengisyaratkan satu sejarah manusia yang istimewa, yang komit terhadap kebenaran dalam berilmu dan beramal.

Demikianlah, sebuah penjelasan global untuk seluruh rincian yang dijelaskan dalam al Qur`an al Karim. Oleh karena itu, al Fatihah menjadi pendahuluan kitab suci al Qur`an dan induk al Qur`an.

Sumber Gambar Ilustrasi:
http://singduwedotcom.blogspot.co.id
Share:

0 comments:

Post a Comment

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan