Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Friday, December 22, 2017

Membeli Surga


Imam Ali bin Abi Thalib, tidak seperti biasanya, hari itu ia pulang lebih awal menjelang sholat ashar. Fatimah putri Rasulullah menyambut kedatangan suaminya yang sehari penuh mencari karunia Allah dengan penuh harapan siapa tahu Ali membawa uang yang banyak untuk keperluan di rumah yang makin besar. Sesudah melepas lelah, Ali berkata kepada Fatimah :”Maaf sayangku, hari ini aku tidak membawa uang sedikitpun”. Fatimah menyahut sambil tersenyum, “Memang yang mengatur rizki tidak duduk di pasar, bukan ? Yang memiliki kuasa itu Allah SWT. “Terima kasih,” jawab Ali. Matanya memberat lantaran istrinya begitu tawakal. Padahal keperluan dapur sudah habis sama sekali. Walaupun begitu Fatimah tidak menunjukkan sikap kecewa atau sedih.

Ali lalu berangkat ke masjid menjalankan sholat berjamaah. Sepulang dari sholat, di jalan ia diberhentikan seorang tua. “Maaf anak muda, betulkah engkau Ali anaknya Abi Thalib ?” “Ya betul. Ada apa, Tuan?” jawab Ali setengah heran. Orang tua itu berkata : “Dahulu ayahmu pernah kusuruh menyamak kulit, Aku belum sempat membayar upahnya, ayahmu sudah meninggal. Jadi, terimalah uang ini, sebab engkaulah ahli warisnya.” Dengan gembira Ali mengambil haknya dari orang itu sebanyak 30 dinar.

Tentu saja Farimah sangat senang memperoleh rizki yang tidak disangka-sangka ketika Ali menceritakan kejadian itu. Dan ia menyuruh membelanjakan semua agar tidak pusing-pusing lagi merisaukan keperluan sehari-hari.

Ali pun bergegas berangkat ke pasar. Sebelum masuk ke dalam pasar, ia melihat seorang fakir menadahkan tangan, “Siapakah yang mau menghutangkan hartanya karena Allah, bersedekahlah Kepada saya, seorang musafir kehabisan bekal perjalanan.” Tanpa berpikir panjang, Ali memberikan seluruh uangnya Kepada orang itu.

Pada waktu Ali pulang, Fatimah heran melihat suaminya yang tidak membawa apa-apa. Ali menerangkan peristiwa yang baru saja dialaminya. Fatimah, masih dalam senyum, berkata, “Keputusan kanda adalah yang juga akan saya lakukan seandainya saya yang mengalaminya. Lebih baik kita menghutangkan harta karena Allah daripada bakhil yang dimurkaiNya, dan yang menutup pintu surga untuk kita.

Apa yang dicontohkan oleh Imam Ali dan istrinya, dapat kita katakan, membeli surga dengan amal sedekah.

Sumber Gambar Ilustrasi:

http://www.cahayaislam.id

Share:

0 comments:

Post a Comment

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan