Melatih dan Mencerahkan Jiwa

Tuesday, December 12, 2017

Berani Bertindak


Syaja’ah adalah sikap berani melakukan suatu tindakan yang benar dan berani menghadapi tantangan dalam menegakkan prinsip-prinsip kebenaran. Syaja’ah termasuk salah satu akhlak yang mulia

Sifat dan sikap syaja’ah (berani) yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dapat kita lihat dalam perjuangan beliau menyampaikan risalah / wahyu dari Allah kepada masyarakat Arab Jahiliyah, seperti disebutkan dalam surat Al-Ahzab ayat 39:
orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut Kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapapun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”.

Sifat berani tidak boleh membabi buta. Berani harus didukung oleh akal dan takwa. Jika digambarkan sebuah anak panah, sifat berani ibarat ujungnya, ilmu dan akal merupakan batangnya dan takwa sebagai kendali yang mengarahkan jalannya anak panah.
Kalau sifat berani sudah melekat pada diri seseorang, maka akan muncul sifat berani itu seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Sifat berani beliau dalam aktifitas fisik, dakwah, tindakan, pikiran, dan mujahadah.

Keberanian fisik Rasulullah dapat kita telusuri ketika beliau ditantang oleh seorang ahli gulat. Orang itu siap masuk agama Islam bila dikalahkan oleh Nabi dalam bergulat. Nabi menyanggupinya atas dasar ilmu dan takwa bukan karena hawa nafsu agar disebut jawara. Dalam sekajap saja orang ahli gulat itu ditaklukkan oleh Nabi, dan benar saja sesuai janjinya orang itu kemudian masuk Islam.

Keberanian fisik ini juga pernah ditunjukkan oleh Rasulullah sebelum kenabiannya bahkan masih berusia belia yaitu umur 15 tahun. Beliau sudah mengikuti perang Fijar, peperangan yang melibatkan suku Quraisy melawan suku Qais. 

Keberanian dakwah. Keberanian ini juga kita lihat pada diri Nabi ketika menghadapi ancaman akan di bunuh para tokoh Quraisy agar menghentikan dakwah. Bahkan bujukan pun datang dari paman beliau yaitu Abu Thalib yang dengan kasih sayangnya mengharap kepada Nabi agar berhenti berdakwah. Namun beliau menjawab: “Demi Allah wahai pamanku, andaikat mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan dakwah ini, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai tampakkan kemenangan atau aku harus hancur binasa karena mempertahankan dakwah”.

Dengan lantang dan beraninya Nabi menjawab ajakan pamannya itu. Tetap saja beliau meneruskan perjuangan dakwahnya yang penuh heroik. Sampai akhirnya kemenangan dan kejayaan Islam datang dengan cemerlangnya. Kota Mekkah dan Madinah yang menjadi kota suci itupun menjadi benteng dan mercu suar tersebarnya Islam ke seantero jagad ini. Keberanian mujahadah. Berani berjuang dengan penuh kesungguhan menegakkan agama yang hak ini pula yang ditunjukkan oleh Nabi lewat berbagai peperang yang dipimpin langsung oleh Nabi sehingga Islam menjadi agama yang berwibawa di hadapan agama-agama lainnya dan dikagumi para tokoh dunia pada saat itu, juga tokoh-tokoh dunia yang lahir kemudian. 


Sifat dan sikap syajaah (berani) ini harus terus menerus digelorakan oleh para pemimpin umat agar umat Islam tidak lagi dianggap sebelah mata oleh pihak lain yang ingin mendeskriditkan Islam sebagai agama yang kolot, ketinggalan jaman dan bahkan saat ini dianggap sebagai agama yang mengajarkan kekerasan yang berujung pada julukan teroris. Stigma teroris kepada para mujahid yang dibuat oleh orang-orang kafir, musuh-musuh Islam, padahal mujahid itu mereka yang berjuang di jalan agama Allah yang hak, menolong sesama muslim di mana saja meraka berada, malah dianggap teroris. Inilah tujuan orang-orang Barat baik Eropa maupun AS yang sekarang ini tampak berhasil, sampai-sampai sebagian umat Islam terperangkap dengan konsep teroris versi mereka. 

Sumber gambar ilustrasi:

https://elawisan.files.wordpress.com/2014/06/wpid-risk-jumping.jpg
Share:

3 comments:

Konsultasi dengan Gus Abduh

Data Kunjungan